Selasa, 15 Juli 2014







.. " Gaza, Gaza ... " ..

cukup lama saya tidak menulis tentang politik, hampir 4 tahun terakhir, dengan alasan sederhana: ia ber ubah2 sesuai kepentingan
 lawan kawan hanya berbatas tipis, 
tidak perlu jauh2 mencari contoh, dinegeri sendiri sangat banyak. 

wajah2 di layar kaca mirip lakon sinetron, para politikus saling caci dan memuji, tetapi pada kesempatan berikutnya cacian berubah pujian dan sebaliknya.
maka saya cukup lama " malas " menulisnya, dan menyusup kepenulisan  kuliner yang tidak bersentuhan dengan politik sementara ini lebih saya sukai.

tetapi akhirnya pertahanan jebol saat Ramadhan melihat bagaimana penderitaan saudara saudara kita di Palestina mendapat serangan Israel dan ratusan korban berjatuhan
yang tentu saja termasuk anak anak tak berdosa.
 wahai, sampai kapan ini berlanjut?

sebenarnya, Indonesia sejak pada jaman Soekarno sudah melakukan banyak sekali langkah2 diplomatis untuk mendukung kemerdekaan Palestina dan
 hingga saat ini . juga sudah banyak organisasi2 internasional yang diajak bekerja sama oleh Indonesia dalam rangka menyokong kedaulatan Palestina.

bahkan saking pentingnya peran indonesia, dapat dikatakan Indonesia adalah tempat " pelatihan " bagi Palestina untuk mempersiapkan institusi2 dari sebuah negara 
yang berdaulat sebagaimana diutarakan oleh Dubesnya disebuah 
wawancara di TV Kompas kemarin.

adapun salah satu masalah terbesar Palestina saat ini adalah upaya memelihara kesatuan dan persatuan dalam negeri mereka sendiri setelah adanya kesepakatan antara berbagai 
organisasi dalam negeri yang selama ini mengatas namakan kepentingan yang ber beda beda meskipun bermuara pada tujuan yang sama.

kesulitan mempersatukan mereka dalam sebuah bendera yang sama agaknya dilihat sebagai sebuah celah dan peluang bagi Israel dan negara negara lain yang berkepentingan dalam konflik ini, untuk " memelihara perpecahan " diantara sesama warga Palestina.

dengan demikian konflik akan terus berlanjut dan kepentingan2 negara tertentu dapat terpenuhi ditanah Gaza yang sebenarnya hanya 35 x 10 kilometer
atau 350 kilometer persegi ini ( jauh lebih kecil dari Jakarta ! )

politik Pecah Belah ini juga pernah dialami Indonesia dibawah kolonialisme Belanda sehingga kita tidak sempat berpikir soal merdeka karena terus menerus disibukkan Belanda dengan munculnya konflik2 antar kerajaan, kesultanan, dll.

sebenarnya negara se adikuasa Amerika, memiliki peran sangat penting dalam ikut serta menyelesaikan konflik berkepenjangan ini. 
namun beberapa kali pergantian presiden  hingga yang terakhir Obama agaknya masih " kesitu situ saja menthoknya " karena duniapun ma'fum bahwa Amerika punya kepentingan2 tertentu dari konflik ini.

dan apa yang telah  dilakukan Indonesia sebenarnya sudah cukup maksimal, karena dengan jarak Indonesia-Gaza sekitar 15 ribu kilometer maka langkah2 diplomatis diharapkan akan lebih berhasil. tentu pengiriman bantuan baik relawan, obat2an, makanan dll selama ini juga sudah sangat banyak meskipun dilapangan menemui banyak kendala. lalu bagaimana dengan kita yang tidak terlibat dalam aktivitas sebagai relawan ini?

masih ada cara lain. mungkin kita membuka dompet untuk Palestina lewat bermacam kegiatan amal ataupun memasukkannya kedalam kotak2 bantuan untuk Palestina yang digalang para mahasiswa2 berbagai kampus ditanah air meskipun nantinya 
harus tetap memilih jalur yang tepat agar bantuan2 benar benar sampai ditangan
yang memang membutuhkan.

dan yang paling mudahpun bisa kita lakukan yaitu mendoakan dalam setiap kesempatan yang ada agar saudara2 kita disana diberikan kekuatan dan kemudahan dalam menjalankan roda kehidupannya sehari hari yang selama ini sudah
 tercabik cabik secara materiil dan moril.

sesungguhnya, apa yang menimpa Palestina saat ini adalah sebuah Tragedi Kemanusiaan yang sudah melewati batas batas Negara, Wilayah, Budaya maupun Agama. 


dengan penduduk sekitar 1,8 juta dan wilayah terkurung nya
mengapa PBB seolah " impoten " dan tidak berhasil menekan Israel untuk menghentikan agresinya? dengan persenjataan mutakhir Israel secara terus menerus menyerang Palestina yang membalasnya dengan lemparan batu? ada apa badan dunia kita ini ?

 isolasi ini sudah tentu menyengsarakan Palestina karena bahan makanan, obat obatan dll menjadi problem utama. sungguh ini sudah bukan sebuah peperangan namun sudah menjadi suatu ajang pembantaian.

akankah menjadi satu kemustahilan menyaksikan keduanya hidup berdampingan secara damai sebagai tetangga yang saling menghormati ?  korban korban berjatuhan selama ini 
sudah sangat banyak dan kedua belah pihak berada dalam 
untaian dendam yang tak berujung.

 adalah impian kita semua untuk memiliki planet bumi yang sehat, dengan penduduknya yang sejahtera lahir batin serta damai serta memiliki kesempatan menikmati  kehidupan spiritual 
yang terjaga dari konflik dan kontaminasi politik.

isu Palestina telah menjadi isu dunia selama berpuluh tahun, 
dan bila sekat sekat batas wilayah, budaya dan keyakinan itu terbuka maka sebenarnya tragedi kemanusiaan di Palestina ini tidak hanya sebatas pada isu keyakinan tertentu namun
ia telah menjadi isu kemanusiaan dunia
 dimana seharusnya  PBB lebih memberi ruang untuk ikut menyelesaikannya 
secara sungguh sungguh dan melepaskan diri dari kepentingan kepentingan atau pamrih tertentu dibalik bantuan atau dukungan2nya.

hanya mimipi? semua hal besar berawal dari mimpi mimpi besar .
 semoga ( th )

( gambar2 dari google )


Tidak ada komentar: