.. " Kerikil Kerikil Ramadhan " ..
ada saja riak riak kecil selama Ramadhan, dan biasanya memang seperti itu dalam rangka
" ujian kenaikan kelas " dan bahkan kadang riak kecil menjadi gelombang besar.
yang kecil kecil banyak contohnya : ditengah keheningan sholat subuh setelah sahur, anak anak dari kampung sebelah saling melempar petasan persis didepan pagar rumah. dar der dor ini sudah tentu sangat mengganggu konsentrasi dan juga ibunda saya yang
hampir 90 tahun usianya, terbangun kaget dan mengeluh.
hampir 90 tahun usianya, terbangun kaget dan mengeluh.
contoh lain, saat suatu sore mencari makanan ringan disepanjang Soehat untuk berbuka, tiba2 sebuah motor berisi dua orang cowok, dengan sengaja menutupi jalan saya
kemanapun saya mau lewat.
saya ambil kiri mereka ke kiri, saya kekanan mereka menutup
kemanapun saya mau lewat.
saya ambil kiri mereka ke kiri, saya kekanan mereka menutup
arah kanan didepan saya, begitu ber ulang2.
" lho iki karep-e opo? " batin saya.
maka saat ada sedikit celah terpaksa saya ambil meski jarak dengan keduanya hanya sekitar 15cm an, dan saya tunggu keduanya di lampu merah jembatan Soehat dengan kaca sebelah saya buka lebar2. saat mereka akhirnya tiba disamping kaca yang terbuka lebar,
si pengendara yang mungkin menyadari kesalahannya yang disengaja, meminta maaf,
kaca saya tutup lagi ... sabarrrrrrr .....
( anda2 berdua yang mungkin ingat ini dan kebetulan membaca blog dan tulisan ini,
semoga puasa anda tidak sia sia karena sebelumnya saya juga melihat anda berdua
membeli ta'jil dijalan yang sama )
itu tadi hanya sebagian contoh meskipun ada juga yang lebih parah dan " seolah menantang " kesabaran saya dengan cara yang demonstratif yang kebetulan ybs juga wanita. tetapi saya sungguh tidak ingin merugi dalam Ramadhan yang singkat ini,
jadi biarlah orang lain " mencari gara gara " dan saya doakan semoga ia berpahala, amin ....
biasanya semakin dekat akhir Ramadhan, ujian ujian kesabaran semakin meningkat pada saya. namun dengan kesadaran tinggi, saya berupaya untuk ikhlas demi meraih ridhoNYA.
lha kalau saya terpancing lalu menjadi jengkel dan marah,
akhirnya saya tidak akan mendapatkan apa apa selain rasa lapar dan dahaga!
demikianlah keunikan Ramadhan yang mampu memberi rem pada manusia untuk lebih bisa mengendalikan diri, emosi dan nafsu.
idealnya ini diupayakan tidak hanya dalam bulan Ramadhan, tetapi juga dalam keseharian diluar Ramadhan. namun manusia sering " berhitung hitung soal pahala " Ramadhan dan diluar Ramadhan, wahai, adakah memang demikian?
mungkin kita bisa menjawabnya masing masing ..... ( th )
( gambar dari google )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar