diawal awal vaksinasi di Indonesia ,
orang masih berdebat soal perlu tidaknya
atau keraguan divaksin atau bahkan
ada yang masih memandangnya " haram " karena
di produksi di negara yang menghalalkan babi ,
itu lah Sinovac .
meski presiden sudah mencontohkan dengan
mengawalinya , tetap saja banyak masyarakat
yang masih enggan . tempat tempat vaksinasi
masih lengang kecuali mereka
yang memang
diwajibkan karena banyak kontak dengan publik .
hingga pabrik pabrik dan pasar pasar
akhirnya mendapat giliran Sinovac .
muncullah kemudian gerakan vaksin
Gotong Royong karena kekhawatiran menunggu
terlalu lama kalau Sinovac yang digratiskan itu
harus merata hingga 250 juta
lebih penerimanya diseluruh tanah air .
gotong royong disetujui dengan syarat
tidak boleh sama dengan yang gratis alias
harus bukan Sinovac.
bahkan kalau yang muda mengawal yang
manula barulah yang mengawal ( yang muda )
boleh ikut divaksin .
pergerakan yang terpapar ternyata semakin
menjurus kepada usia usia 50 kebawah bahkan
milenial . barulah muncul gelombang
vaksinasi dimana milenial mendominasi
tempat2 vaksinasi bahkan hingga terjadi
keributan disana sini .
usia pesertanya turun hingga usia anak anak
bahkan juga untuk yang hamil .
tetapi sebagian ternyata masih bertahan
belum ikut ikut berebut vaksin . siapa mereka ?
mereka adalah para penunggu setia dari
Pfizer dan Moderna yang diyakini pasti
akan datang juga di Indonesia
melalui jalur apapun .
harapan ternyata tidak sia sia .
keduanya saat ini sudah ada ditanah air !
tentu sekali lagi para nakes lah yang
diutamakan dan setelahnya bahkan UMUM !
awalnya kedua jenis vaksin ini memang
hanya diberikan sebagai booster
atau vaksin dosis ke 3 bagi yang sudah pernah
dua kali divaksin . tetapi saat ini keduanya
sudah dapat diberikan secara " normal "
alias bukan hanya sebagai booster .
bahagianya adalah yang di Jakarta sebagai
tempat pertama yang selalu menjadi jujugan awal
kedatangan vaksin2 luar negeri .
puskesmas Menteng dll membukanya untuk umum .
sudah bisa dipastikan perebutannya !
dibawah ini ( saya ambil dari versi KOMPAS .com ) :
01 . Novavax - efifasi sekitar 89,3 %
02 . Sinovac - sekitar 65,3%
meski ditengarai bahwa efifasi ini
ber beda2 di masing2 negara
03 . Pfizer BioNTech - 95% ,
pada tingkatan usia bisa ber beda2
04 . Sinopharm - 79%
05 . Sputnik V - 91, 4% ,
yang karena belum dipublikasikan di
journal2 internasional maka masih
dianggap belum valid .
06 . Moderna - 95,6% juga pada tingkatan
usia tertentu beda2
apakah saya pribadi tertarik pada keduanya
meski sudah dua kali AZ ?
jujur akan saya jawab " ya " .
mengapa harus saya tolak andaipun itu
dimungkinkan , baik sebagai booster maupun
sebagai prosedur normal ?
yang pertama saya bukan nakes ,
dan kedua masih banyak masyarakat yang belum
kebagian vaksin dan saya sangat tidak layak
mendapatkannya meskipun
ada yang kelak aturan khusus memberikannya .
( misal : " bagi mereka yang berusia diatas " .... "
diharuskan untuk ikut program vaksinasi ke 3 " ! )
tetapi sungguh saya tidak serius berharap .
mengapa ? ini alasannya :
daerah2 tertentu ditanah air yang belum terkena
vaksin saja sudah sedih ,
sebab petugasnya harus naik turun gunung
dan menyeberangi ombak untuk mencapai nya ,
dan itupun harus diulang untuk
tahapan vaksin yang kedua!
maka menurut saya , rasanya Moderna dan Pfizer
lebih pantas dan lebih wajib diberikan kepada
daerah daerah terpencil yang sulit dijangkau ,
mengingat keterbatasan fasilitas mereka
yang jauh dari pusat2 layanan2 kesehatan .
bagi yang pernah menerima Sinovac juga
perlu berkecil hati karena tingkat efifasi masih
tergantung juga pada faktor2 lain
misalnya : pola hidup dan higinis ,
pola makan individu ybs ,
kebiasaan dll .
sebaliknya , efifasi yang tinggi jika tidak didukung
kebiasaan yang sehat juga tidak berarti .
Menjaga Imunitas Fisik dan Mental Secara
Optimal dan Berkesinambungan !
naaa .. masih mau berebut Moderna dan Pfizer ?
( buat yang tidak sabar menunggunya di Malang
boleh segera ke Jakarta hehehe .. )
( Titiek Hariati , 23 . 08 .21 )
gambar2 dari google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar