Mahasiswa Jadi Penjahat ? " ..
kemarin siang di perumahan saya di Malang ,
terjadi kericuhan . seorang mahasiswa
diuber uber satpam dan bapak bapak perumahan .
dan ibu ibu ramai di grup WA RW ,
saling menghimbau agar menutup pagar
rumah rapat rapat .
saya yang kebetulan sedang mempersiapkan
kolak pisang dan telo , harus meninggalkan panci
di kompor untuk mengamankan pagar .
apa pasal ?
didesak ibu kosnya untuk segera membayar
kamarnya yang 400ribu/ bulan padahal
kiriman ortu belum datang dan juga desakan perut
yang sulit ditunda . sementara , teman teman nya
yang lain yang juga senasib tidak ada
yang dapat menolong .
maka dari tempat kosnya yang ada diseberang
jalan perumahan saya , ia berupaya mencari bantuan
ke rumah rumah kos diperumahan saya .
usahanya gagal . tetapi oleh sebagian mahasiswa
yang lain disarankan untuk menemui
Ta'mir Masjid Perumahan , mungkin ada bantuan
lewat Badan Amal Masjid . sayangnya
tawaran solusi ini berujung ketidak sabaran si
mahasiswa luar pulau tersebut .
tidak dibantu bahkan si ibu kosnya juga mendapat
ancaman " akan dibunuh " ..
weleh weleh .. tentu saja hal ini menjadikan
itikad baik untuk membantu berubah menjadi
amarah sebab para mahasiswa yang merasa terancam
tidak terima dan terjadi kejar mengejar
dibantu satpam dan bapak bapak ..
hingga beberapa jam lama tidak tertangkap , eee...
tahu tahu di WA saya masuk berita
" ybs rupanya sudah lari lewat sungai dibelakang
di perumahan " .. wow , padahal setahu saya
untuk masuk ke sungai itu ada ketinggian sekitar
4 meter yang cukup curam untuk dilompati kalau
bukan ahlinya ! nekad betul , pikir saya ..
dan sambil melanjutkan proyek kolak pisang dan telo saya ,
saya melamun begini :
" sudah seminggu ini ibu ibu di perumahan saya
mengadakan berbagai bakti sosial mulai
pembagian sembako dan juga bagi bagi
nasi kotak kepada pejalan yang lewat depan
komplek perumahan dan juga memasuki
rumah rumah kos di perumahan kami untuk berbagi .
bakti sosial sendiri2 baik kepada para satpam kami
maupun tetangga kampung sebelah yang
membutuhkan bantuan .
apalagi dibulan Ramadhan ini , rasanya semua
berlomba kebaikan untuk berharap ridhoNYA ..
maka , ketika ada seorang mahasiswa yang nekad
seperti diatas , sedih juga , sebab rasanya
ini hanya masalah Komunikasi saja ....!
sebuah pesan memang harus dikomunikasikan agar
si penerima pesan paham
maunya si pengirim pesan itu apa .
TETAPI , kadang terjadi MISkomunikasi alias
pesan tidak nyampai atau nyambung atau
menimbulkan kesalahpahaman bahkan
konflik ketika ada
Perbedaan Kultur dalam Ukuran Etika Berkomunikasi !
coba kita lihat contoh dibawah ini dimana
Masalahnya Sama yaitu Butuh Pinjaman Uang :
A ) Pesan disampaikan dalam kalimat
" Saya lagi butuh uang . Tolong ambil ATM mu donk ,
saya sudah terdesak nih .. Jam 1 nanti saya ambil kesini . Jangan meleset ya !
B ) Pesan yang sama disampaikan dalam kalimat :
" Saat ini saya dalam kesulitan keuangan
yang mendesak . Apakah kamu ada saran untuk saya
bagaimana sebaiknya ?
Atau mungkin ada tenaga atau jasa saya yang
bisa saya tawarkan kepada teman2mu ?
Saya siap untuk bersih2 rumah , taman , mobil ,
atau apa saja yang penting halal ,
atau tugas2 apapun asal saya mampu .
Syukur kalau saya mendapat kepercayaan
pinjaman uang yang saya akan angsur setelah
situasi normal nanti .
Terimakasih lho sudah bersedia berbagi waktu .. "
Cara pendekatan yang berbeda akan memberikan
hasil yang juga berbeda . Meminta bantuan
tidak sama dengan menodong , sebab menodong itu
berarti tidak memberikan ruang bagi
si penerima pesan untuk memilih antara
Membantu atau Tidak Membantu
dan pada dasarnya manusia Tidak Senang Ditodong
meski ia mampu menolong !
dan dalam kasus diatas , meskipun saya tidak pernah
mengenal Ibu Kos dari si mahasiswa itu ,
mungkin dalam situasi yang sama sulitnya dengan
anak kosnya , sehingga terlontar kalimat
" kalau tidak bisa bayar tunggakan kos2an ,
silahkan pergi saja ! "
( mungkin agar kamar bisa ditempati anak lain
yang lebih mampu membayar ) .
tetapi disisi lain saya juga " menyalahkan " Ibu Kos
yang menurut saya kurang bijak sebab dalam
situasi pandemi ini akan tidaklah mudah bagi
si anak kos yang terusir untuk mencari kos2an lain
kecuali yang berduit !
( untuk makan saja si anak kos sudah sulit ,
boro boro bayar kamar kos .. )
maka siapa yang lebih saya bela ,
si Ibu Kos atau si Anak Kos ? saya mengelak untuk menjawabnya karena saya tidak tahu
hal yang sebenarnya meskipun
" naluri keibuan " saya bicara bahwa
Saya Akan Berbagi Kesulitan Dengan Anak2 Kos Saya ,
andai saja saya punya kos2an .
sungguh simalakama .
dan pandemi yang bertepatan dengan bulan suci
Ramadhan ini benar benar menjadi ujian
lahir bathin bagi kita semua apakah kita termasuk
mereka yang berperi kemanusiaan atau
berperi kehewanan ? terlebih kalau si ortu dari
anak kos diluar pulau juga mengalami kesulitan
terdampak PSBB dipulaunya ,
sementara anaknya terusir dari kos2an ,
maka saya tidak tahu ini salah siapa ..
walaupun bisa saja saya ganti mengkritik si mahasiswa
yaitu bahwa :
mungkin ia pemboros alias tak pandai memenej uang ,
atau tidak kreatif dalam mensiasati situasi darurat
dengan membuat sesuatu usaha ( online )misalnya ,
atau selama ini terlalu bergantung pada
kiriman ortu tanpa berusaha mencari tambahan
uang saku misal dengan memberi les
pada anak2 sekolah dll .
naaa .. lengkap sudah saya menyalahkan kanan kiri ,
yang terakhir justru saya harus menyalahkan
diri saya sendiri bahwa selama " dirumahkan " ini
ternyata saya juga sama sekali tidak kreatif
memanfaatkan peluang bisnis untuk
menambah uang belanja .
inilah daftar ketidak kreatifan saya :
banyak teman dan tetangga punya daftar
panjang bisnis yang sebetulnya bisa
saya manfaatkan untuk " nunut " keuntungan
mulai dari
Penjualan Masker , Paprika , Kentang , Gula ,
Kacang , Jilbab , Handsanitizer , dll dll yang seabreg .
tetapi ternyata saya hanya membantu mencarikan
dan mendaftar pembeli2nya saja
dan duit yang lewat saya seutuhnya sesuai dengan
harga jual yang ada dan tidak satu senpun
saya mendapat keuntungannya .
tentu ada dua pendapat ,
antara saya yang tidak pandai memanfaatkan
peluang atau saya yang goblok .
bagi saya kedua pendapat itu tidak saya perdebatkan ,
silahkan saja . mengapa ?
karena saat saat pandemi seperti sekarang
adalah saat saat dimana Allah rupanya sengaja
merumahkan kita dengan segala suka dukanya
agar manusia punya waktu merenung
yang cukup lama bahwa
" Manusia Dikatakan Manusia
Kalau
Mereka Bermanfaat Bagi Sesama " ,
sekecil apapun kontribusinya
pada kemanusiaan ..
lamunan saya tiba2 buyar karena kolak pisang
saya sudah gemludug di panci ...
andai saja saya punya kos2an .
sungguh simalakama .
dan pandemi yang bertepatan dengan bulan suci
Ramadhan ini benar benar menjadi ujian
lahir bathin bagi kita semua apakah kita termasuk
mereka yang berperi kemanusiaan atau
berperi kehewanan ? terlebih kalau si ortu dari
anak kos diluar pulau juga mengalami kesulitan
terdampak PSBB dipulaunya ,
sementara anaknya terusir dari kos2an ,
maka saya tidak tahu ini salah siapa ..
walaupun bisa saja saya ganti mengkritik si mahasiswa
yaitu bahwa :
mungkin ia pemboros alias tak pandai memenej uang ,
atau tidak kreatif dalam mensiasati situasi darurat
dengan membuat sesuatu usaha ( online )misalnya ,
atau selama ini terlalu bergantung pada
kiriman ortu tanpa berusaha mencari tambahan
uang saku misal dengan memberi les
pada anak2 sekolah dll .
naaa .. lengkap sudah saya menyalahkan kanan kiri ,
yang terakhir justru saya harus menyalahkan
diri saya sendiri bahwa selama " dirumahkan " ini
ternyata saya juga sama sekali tidak kreatif
memanfaatkan peluang bisnis untuk
menambah uang belanja .
inilah daftar ketidak kreatifan saya :
banyak teman dan tetangga punya daftar
panjang bisnis yang sebetulnya bisa
saya manfaatkan untuk " nunut " keuntungan
mulai dari
Penjualan Masker , Paprika , Kentang , Gula ,
Kacang , Jilbab , Handsanitizer , dll dll yang seabreg .
tetapi ternyata saya hanya membantu mencarikan
dan mendaftar pembeli2nya saja
dan duit yang lewat saya seutuhnya sesuai dengan
harga jual yang ada dan tidak satu senpun
saya mendapat keuntungannya .
tentu ada dua pendapat ,
antara saya yang tidak pandai memanfaatkan
peluang atau saya yang goblok .
bagi saya kedua pendapat itu tidak saya perdebatkan ,
silahkan saja . mengapa ?
karena saat saat pandemi seperti sekarang
adalah saat saat dimana Allah rupanya sengaja
merumahkan kita dengan segala suka dukanya
agar manusia punya waktu merenung
yang cukup lama bahwa
" Manusia Dikatakan Manusia
Kalau
Mereka Bermanfaat Bagi Sesama " ,
sekecil apapun kontribusinya
pada kemanusiaan ..
lamunan saya tiba2 buyar karena kolak pisang
saya sudah gemludug di panci ...
( Writing by Titiek Hariati , Malang , 03.05.20 )
gambar2 diambil dari google yang
tidak ada kaitan dengan artikel diatas ,
kecuali bahwa
seluruh pelaku2 kriminalnya adalah mahasiswa .
gambar2 diambil dari google yang
tidak ada kaitan dengan artikel diatas ,
kecuali bahwa
seluruh pelaku2 kriminalnya adalah mahasiswa .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar