tiap kali saya ke pasar Oro Oro Dowo di
Jalan Guntur Malang , hampir selalu saya melihat mereka .
terkadang mereka duduk berhadapan persis dengan saya
di jalan masuk pasar . lho kok duduk dijalan masuk ?
iya , sebab kalau kita datang dibawah jam 7 pagi terkadang
beberapa bakul tertentu masih tutup stan nya ,
jadi menunggu stan2 itu buka kita bisa duduk2 di beberapa
kursi yang memang disediakan dijalan masuk itu .
lumayan nyaman sambil mengamati sliwar sliwernya pengunjung .
naa .. siapa yang saya maksud dengan " mereka " ?
adalah sepasang suami isteri yang sudah berusia
88 dan 84 tahun ( ! ) yang selalu nampak rukun bak
" mimi lan mintuno " dan tentu saja saya tertarik untuk
mengenal lebih dekat . hari ini kami berkesempatan ngobrol
karena mereka duduk cukup lama menunggu
anak dan menantunya yang sedang berbelanja .
bapak ibu Wirda , begitu nama beliau2 ini , sangat mengesankan
karena cukup langka bertemu pasangan sepuh yang terlihat
masih sedemikian sehat dan harmonis .
59 tahun menikah dan sudah bercicit , dan resep rahasianya
ternyata sederhana yaitu " Saling Mengerti "
seperti penuturan bapak Wirda : " kalau tengkar ya ada ,
ya pernah , tapi yang penting saling ngerti lah .. " ..
terdengar sederhana , tetapi dalam prakteknya dan dalam
pengalaman pribadi saya , terkadang tidak mudah hehehe ...
dengan seijin beliau2 saya menjepretnya beberapa kali
dan saya coba menjelaskan untuk apa foto2 itu ,
mudah2an beliau2 memahami penjelasan saya .
kami sempat " cekikak cekikik " dengan beberapa potongan
riwayat beliau2 dimasa lampau dimana ada kenangan2
lucu di sela2nya . " saya masih suka memasak lho untuk
anak dan cucu " begitu penuturan Ibu Wirda ,
saya surprise ! ( saya teringat seorang teman yang diusia
60 tahun sudah tidak diijinkan putra/inya untuk memasak
karena terkait kompor gas dll ) .
akhirnya , ketika anak dan menantu mereka selesai berbelanja ,
kamipun berpisah dilorong jalan masuk pasar dan
beliau2 membisikkan pada saya " Tuhan memberkati .. " ...
saya kembali duduk dibangku panjang dilorong pasar ,
sambil membayangkan :
segala kelebihan kekurangan masing2 dan melewati
banyak hal yang harus mampu diatasi bersama ,
dan seberapapun besar kebencian dan kecintaan pada satu waktu ,
kita tetap akan bersamanya hingga masa memisahkan
yang entah siapa yang harus lebih dulu pergi ,
dan ketika salah satu mendahului dalam keabadian ,
apakah masih tersisa kekuatan untuk bersendiri
yang karena sudah terbiasa bersama ? " ....
lamunan saya terpotong oleh suara " nuwun sewu buu ... " ,
ternyata ada sedikit sampah di sebelah kaki saya yang
harus disapu oleh bapak cleaning service yang menjadikan
pasar ini percontohan nasional sebagai pasar terbersih ..
dan sayapun melangkah menuju stand ikan segar yang
baru saja dibuka dan saya tunggu sejak pagi ..
takdir atau apapun namanya yang berlaku atas
pasangan abadi tadi , adalah sebuah cermin bahwa
" takdirpun masih harus diperjuangkan
agar ia menjadi bertahan & abadi "
kita tetap akan bersamanya hingga masa memisahkan
yang entah siapa yang harus lebih dulu pergi ,
dan ketika salah satu mendahului dalam keabadian ,
apakah masih tersisa kekuatan untuk bersendiri
yang karena sudah terbiasa bersama ? " ....
lamunan saya terpotong oleh suara " nuwun sewu buu ... " ,
ternyata ada sedikit sampah di sebelah kaki saya yang
harus disapu oleh bapak cleaning service yang menjadikan
pasar ini percontohan nasional sebagai pasar terbersih ..
dan sayapun melangkah menuju stand ikan segar yang
baru saja dibuka dan saya tunggu sejak pagi ..
takdir atau apapun namanya yang berlaku atas
pasangan abadi tadi , adalah sebuah cermin bahwa
" takdirpun masih harus diperjuangkan
agar ia menjadi bertahan & abadi "
Tidak ada komentar:
Posting Komentar