.. " Ditolak Sang Mahameru " ..
ini adalah kali kedua " tim hiking " bermaksud
menyambangi kembali Sang Mahameru setelah 2014 yl .
kali ini memang ada sedikit " perubahan formasi " pada tim ,
karena ada beberapa alasan .
tetapi tidak mengurangi semangat tim ,
sebab puncak Mahameru tidak pernah kehilangan pesonanya !
maka 5 orang berangkat dari Jakarta dengan pesawat yang
beda beda ( terpecah dalam 3 grup kecil )
dan saya sebagai tuan e .. nyonya rumah tentu saja cukup sibuk
menyiapkan ini itunya .
dua kamar dibelakang penuh , plus sebagian tidur di mushola rumah .
guide dan persewaan jeep plus tenda dll sudah dipersiapkan
jauh sebelumnya , masih dengan guide yang sama dengan 2014 ,
yakni mas Pandu di Tumpang .
hari I dirumah saya diisi dengan checking perbekalan .
semua carrier dibongkar dan diperiksa ulang . terjadi pengurangan ,
penambahan dan penataulangan bekal / perlengkapan .
bahkan salah satu anggota tim , sempat ke toko sepatu mencari sepatu
yang lebih pas untuk petualangan Semeru ini .
malam sebelum keberangkatan , masih sempat keliling Malang mencari
tempat ngopi di Java Dancer Jalan Simpang Ijen plus bakso bakar
( mumpung sudah di Malang , katanya ) .
dan paginya , saya menyediakan Nasi Pecel untuk mereka .
selesai sarapan dua mobil ber konvoi kearah Tumpang mengangkut tim
dan tetek bengeknya . dirumah sang guide , mas Pandu ,
ternyata kami masih dijamu dengan sarapan ke II .
waaa ... sulit menolak apalagi sambal terongnya melambai lambai .
rombongan kecil ini segera saja " nggaber nggaber " tapi
penuh pujian pada istri dan ibu mas Pandu yang pinter nyambal ini !
dan setelah saling selfie dan foto rame rame ,
jeep yang akan mengangkut kearah Ranu Pane sudah siap berangkat .
tetapi sukacita tim kecil yang semula membayangkan akan banyak
membuat vlog dengan drone yang dibawa salah satu anggota tim ,
menjadi " musnah " ketika mas Pandu memberitahukan aturan
larangan membawa drone ke puncak .
" kecuali kalau sudah ada ijin tertulis dan biayanya juga besar "
... wahhh ...
menyambangi kembali Sang Mahameru setelah 2014 yl .
kali ini memang ada sedikit " perubahan formasi " pada tim ,
karena ada beberapa alasan .
tetapi tidak mengurangi semangat tim ,
sebab puncak Mahameru tidak pernah kehilangan pesonanya !
maka 5 orang berangkat dari Jakarta dengan pesawat yang
beda beda ( terpecah dalam 3 grup kecil )
dan saya sebagai tuan e .. nyonya rumah tentu saja cukup sibuk
menyiapkan ini itunya .
dua kamar dibelakang penuh , plus sebagian tidur di mushola rumah .
guide dan persewaan jeep plus tenda dll sudah dipersiapkan
jauh sebelumnya , masih dengan guide yang sama dengan 2014 ,
yakni mas Pandu di Tumpang .
hari I dirumah saya diisi dengan checking perbekalan .
semua carrier dibongkar dan diperiksa ulang . terjadi pengurangan ,
penambahan dan penataulangan bekal / perlengkapan .
bahkan salah satu anggota tim , sempat ke toko sepatu mencari sepatu
yang lebih pas untuk petualangan Semeru ini .
malam sebelum keberangkatan , masih sempat keliling Malang mencari
tempat ngopi di Java Dancer Jalan Simpang Ijen plus bakso bakar
( mumpung sudah di Malang , katanya ) .
dan paginya , saya menyediakan Nasi Pecel untuk mereka .
dan tetek bengeknya . dirumah sang guide , mas Pandu ,
ternyata kami masih dijamu dengan sarapan ke II .
waaa ... sulit menolak apalagi sambal terongnya melambai lambai .
rombongan kecil ini segera saja " nggaber nggaber " tapi
penuh pujian pada istri dan ibu mas Pandu yang pinter nyambal ini !
dan setelah saling selfie dan foto rame rame ,
jeep yang akan mengangkut kearah Ranu Pane sudah siap berangkat .
tetapi sukacita tim kecil yang semula membayangkan akan banyak
membuat vlog dengan drone yang dibawa salah satu anggota tim ,
menjadi " musnah " ketika mas Pandu memberitahukan aturan
larangan membawa drone ke puncak .
" kecuali kalau sudah ada ijin tertulis dan biayanya juga besar "
... wahhh ...
ya udah , tanpa drone perjalanan akhirnya dimulai.
( Catatan Harian Seorang Peserta )
jeep penuh padat dengan 6 carrier plus perlengkapan lain lain dan
6 penumpang , menuju Ranupane yang berjarak sekitar
1,5 jam waktu tempuhnya . tidak perlu ditanya bagaimana
perjalanannya sebab euforia mengalahkan segalanya .
tiba di Ranupane masih cukup pagi ( belum terlalu terik ) dan
perjalanan yang lebih serius dimulai ,
yakni memakai kaki menuju Ranugumbolo yang berjarak tempuh
sekitar 4,5 jam . tetapi kecantikan Ranugumbolo memang melunaskan
segala kelelahan dan segera tenda tenda menjadi
tempat istirahat yang mewah .
banyaknya tenda tenda yang lain yang sudah mendahului memberi
tanda bahwa Sang Mahameru memang tidak pernah pudar pesonanya
meskipun ada 1000 puncak lain didunia.
asisten guide yang merangkap juga sebagai " chef " sudah sangat
paham kebutuhan perut rombongan kecil ini . jangan mencoba menawar
menu menunya , di tempat seperti Ranugumbolo ini akar
rumputpun bisa diolah menjadi sebuah kelezatan ,
maka nikmati saja apa yang ada !
selfie ? ah kuno ,
sebab demam vlog saat ini agaknya lebih menarik .
disana sini bermunculan foto2 model dadakan dengan latarbelakang
telaga cantik sang Gumbolo ! mengumpulkan tenaga dan
enerji untuk persiapan jalan ditengah gelap malam menuju Kalimati
adalah agenda utama . 8/ delapan jam itulah standar nya lama
perjalanan yang akan ditempuh .
yo wes , kalau kaki tidak bermasalah dengan keseleo , encok ,
asam urat atau rematik , pertanda lolos ! dan akhirnya 8 jam dimulai juga .
( itu sama dengan waktu tempuh berkendaraan
mobil Malang - Solo hehehe ... ) .
jangan coba coba mengeluh karena orang yang kamu keluhi sebenarnya
tidak jauh beda dengan kamu , tetapi dia tidak mengeluh seperti kamu ,
maka diam adalah yang terbaik hehehe ...
Kalimati , sebuah " basecamp terakhir " sebelum ke puncak .
rasakanlah getar dalam urat urat nadimu bahwa mencapai
sebuah keindahan di puncak itu memang butuh perjuangan dan
Kalimati akan mengujimu ke perjalanan akhir menuju Sang Mahameru .
istirahat di Kalimati bukan seperti dirumah .
setelah kamu mengendorkan sedikit otot2 kaki dan punggungmu didera
medan berat selama 8 jam tadi , kamu masih harus
menegangkannya lagi menuju puncak dengan jarak tempuh yang
kurang lebih sama , 8 jam tetapi dengan tanjakan yang
akan menguras kekuatanmu hingga kamu hampir menyerah bila
kamu tidak cukup tabah !
waduhhh ... andai saja di Kalimati ini ada seorang tukang pijat ,
pasti mengantre yang mau pijat agar perjalanan menuju puncak sedikit
berkurang ketegangan otot ototnya
makan minumpun bukan hal sederhana ketika berada
dialam bebas, kamu harus siap dengan " wc alami " yang akan
kamu buat sendiri mungkin diantara semak
atau timbunan pasir berbatu .
kamu seorang survivor ?
maka buktikan bahwa kamu siap beradaptasi dengan segala bentuk
keterbatasan dialam bebas . bersyukurlah kamu masih
membawa " chef " yang menyiapkan sup atau supermie dan
minuman2 hangat lainnya ,
andai kamu pergi bersama Bear Grylls ,
kamu pasti akan dihidangi laba laba , belatung atau akar pohon
untuk santapanmu dialam bebas , maka bersyukurlah bahwa
kamu masih berjuluk " petualang bintang 5 " hehehe ...
naaa ... di Kalimati menjelang perjalanan akhir kearah
puncak inilah agaknya sebuah Bahasa Alam Bicara .
udara yang dari awal memang sudah dingin menusuk plus hujan lebat ,
masih ditambah kondisi tenda yang kurang baik karena
tidak dapat tertutup rapat dan sangat disesalkan sebab guide
agaknya kali ini kurang mempersiapkan tenda yang layak
sehingga membuat suasana
didalam tenda menjadi sangat tidak nyaman !
hujan deras dan angin kencang memperparah situasi dan
memaksa sebagian anggota tim berpindah ke shelter .
situasi benar benar menekan dan akhirnya membuat
rombongan kecil " terbelah " dalam dua pilihan .
sebagian memilih untuk kembali alias tidak melanjutkan ke puncak
ditengah cuaca buruk ini tapi sebagian lain masih berharap dan
optimis bahwa cuaca membaik atau semoga akan membaik
ditengah jalan menuju puncak nanti .
menunggu hingga cuaca membaik sehari lagi , sangat tidak mungkin
karena ternyata tiket tiket balik ke Jakarta sudah dipesan untuk hari Jumat .
angin kencang plus udara dingin dan berkabut serta hujan deras ,
seolah mempertegas pesan Sang Mahameru
" please .. go back .. go down .. " ....
maka setelah guidepun merekomendasi bahwa kali ini tim
sangat tidak memungkinkan untuk ke puncak ,
dengan hati berat dan kecewa tetapi demi keamanan dan keselamatan ,
rombongan harus turun kembali ke Ranu Gumbolo .....
jam demi jam dilalui dalam perjalanan pulang ,
tidak banyak lagi yang dibicarakan , kontras dengan saat berangkat ,
apalagi dalam cuaca yang sangat jelek ....
singkatnya , rombongan akhirnya tiba kembali dirumah , Bukit Hijau ,
pada tengah malam hari Kamis malam Jumat .
esoknya , pada Jumat siang , sebagian sudah kembali lewat ABDSaleh
ke Jakarta , sebagian yang lain masih di Malang hingga Sabtu
dan menyempatkan diri ke Batu plus mencari oleh oleh .
mungkin ini bukan sebuah catatan perjalanan yang mengesankan ,
tetapi setidaknya mereka telah mencoba dan ketika alam berbicara
dalam bahasanya yang khas melalui
Hujan Deras , Angin Kencang dan Badai ,
tidak ada pilihan lain kita selain merelakannya !
Sang Mahameru masih tegak disana ,
mungkin pada ketika lain ia akan menunggu dengan lebih ramah
sebagaimana 2014 yl .
jangan menyerah kawan .. !
( dan menjelang kepulangan tim ke Jkt ,
saya hangatkan mereka dengan bakso Malang )
( Titiek Hariati )
( photos by Titiek Hariati , Allan , Ryan )
01 . bukit legendaris
02 . ranu gumbolo yang mistis
03 . tim kecil
04 . pecel bangun tidur
05 . koordinasi
06 . siap siap berangkat
07 . pre wed ?
08 . prasmanan dirumah guide
09 . diteras rumah mas Pandu , Tumpang
10 . dilarang , drone
11 . gumbolo yang biru
12 . menikmati alam ( 01 )
13 . menikmati alam ( 02 )
14 . menanti fajar di tenda
15 . fajar merekah
16 . milky - way
17 . kalimati
18 . berlindung dari badai
18 . masih go pro an dalam badai
19 . terus atau balik ... ??
20 . sisa perjalanan
21 . bakso Malang
( Catatan Harian Seorang Peserta )
jeep penuh padat dengan 6 carrier plus perlengkapan lain lain dan
6 penumpang , menuju Ranupane yang berjarak sekitar
1,5 jam waktu tempuhnya . tidak perlu ditanya bagaimana
perjalanannya sebab euforia mengalahkan segalanya .
tiba di Ranupane masih cukup pagi ( belum terlalu terik ) dan
perjalanan yang lebih serius dimulai ,
yakni memakai kaki menuju Ranugumbolo yang berjarak tempuh
sekitar 4,5 jam . tetapi kecantikan Ranugumbolo memang melunaskan
segala kelelahan dan segera tenda tenda menjadi
tempat istirahat yang mewah .
banyaknya tenda tenda yang lain yang sudah mendahului memberi
tanda bahwa Sang Mahameru memang tidak pernah pudar pesonanya
meskipun ada 1000 puncak lain didunia.
asisten guide yang merangkap juga sebagai " chef " sudah sangat
paham kebutuhan perut rombongan kecil ini . jangan mencoba menawar
menu menunya , di tempat seperti Ranugumbolo ini akar
rumputpun bisa diolah menjadi sebuah kelezatan ,
maka nikmati saja apa yang ada !
selfie ? ah kuno ,
sebab demam vlog saat ini agaknya lebih menarik .
disana sini bermunculan foto2 model dadakan dengan latarbelakang
telaga cantik sang Gumbolo ! mengumpulkan tenaga dan
enerji untuk persiapan jalan ditengah gelap malam menuju Kalimati
adalah agenda utama . 8/ delapan jam itulah standar nya lama
perjalanan yang akan ditempuh .
yo wes , kalau kaki tidak bermasalah dengan keseleo , encok ,
asam urat atau rematik , pertanda lolos ! dan akhirnya 8 jam dimulai juga .
( itu sama dengan waktu tempuh berkendaraan
mobil Malang - Solo hehehe ... ) .
jangan coba coba mengeluh karena orang yang kamu keluhi sebenarnya
tidak jauh beda dengan kamu , tetapi dia tidak mengeluh seperti kamu ,
maka diam adalah yang terbaik hehehe ...
Kalimati , sebuah " basecamp terakhir " sebelum ke puncak .
rasakanlah getar dalam urat urat nadimu bahwa mencapai
sebuah keindahan di puncak itu memang butuh perjuangan dan
Kalimati akan mengujimu ke perjalanan akhir menuju Sang Mahameru .
istirahat di Kalimati bukan seperti dirumah .
setelah kamu mengendorkan sedikit otot2 kaki dan punggungmu didera
medan berat selama 8 jam tadi , kamu masih harus
menegangkannya lagi menuju puncak dengan jarak tempuh yang
kurang lebih sama , 8 jam tetapi dengan tanjakan yang
akan menguras kekuatanmu hingga kamu hampir menyerah bila
kamu tidak cukup tabah !
waduhhh ... andai saja di Kalimati ini ada seorang tukang pijat ,
pasti mengantre yang mau pijat agar perjalanan menuju puncak sedikit
berkurang ketegangan otot ototnya
makan minumpun bukan hal sederhana ketika berada
dialam bebas, kamu harus siap dengan " wc alami " yang akan
kamu buat sendiri mungkin diantara semak
atau timbunan pasir berbatu .
kamu seorang survivor ?
maka buktikan bahwa kamu siap beradaptasi dengan segala bentuk
keterbatasan dialam bebas . bersyukurlah kamu masih
membawa " chef " yang menyiapkan sup atau supermie dan
minuman2 hangat lainnya ,
andai kamu pergi bersama Bear Grylls ,
kamu pasti akan dihidangi laba laba , belatung atau akar pohon
untuk santapanmu dialam bebas , maka bersyukurlah bahwa
kamu masih berjuluk " petualang bintang 5 " hehehe ...
naaa ... di Kalimati menjelang perjalanan akhir kearah
puncak inilah agaknya sebuah Bahasa Alam Bicara .
udara yang dari awal memang sudah dingin menusuk plus hujan lebat ,
masih ditambah kondisi tenda yang kurang baik karena
tidak dapat tertutup rapat dan sangat disesalkan sebab guide
agaknya kali ini kurang mempersiapkan tenda yang layak
sehingga membuat suasana
didalam tenda menjadi sangat tidak nyaman !
hujan deras dan angin kencang memperparah situasi dan
memaksa sebagian anggota tim berpindah ke shelter .
situasi benar benar menekan dan akhirnya membuat
rombongan kecil " terbelah " dalam dua pilihan .
sebagian memilih untuk kembali alias tidak melanjutkan ke puncak
ditengah cuaca buruk ini tapi sebagian lain masih berharap dan
optimis bahwa cuaca membaik atau semoga akan membaik
ditengah jalan menuju puncak nanti .
menunggu hingga cuaca membaik sehari lagi , sangat tidak mungkin
karena ternyata tiket tiket balik ke Jakarta sudah dipesan untuk hari Jumat .
angin kencang plus udara dingin dan berkabut serta hujan deras ,
seolah mempertegas pesan Sang Mahameru
" please .. go back .. go down .. " ....
maka setelah guidepun merekomendasi bahwa kali ini tim
sangat tidak memungkinkan untuk ke puncak ,
dengan hati berat dan kecewa tetapi demi keamanan dan keselamatan ,
rombongan harus turun kembali ke Ranu Gumbolo .....
jam demi jam dilalui dalam perjalanan pulang ,
tidak banyak lagi yang dibicarakan , kontras dengan saat berangkat ,
apalagi dalam cuaca yang sangat jelek ....
singkatnya , rombongan akhirnya tiba kembali dirumah , Bukit Hijau ,
pada tengah malam hari Kamis malam Jumat .
esoknya , pada Jumat siang , sebagian sudah kembali lewat ABDSaleh
ke Jakarta , sebagian yang lain masih di Malang hingga Sabtu
dan menyempatkan diri ke Batu plus mencari oleh oleh .
mungkin ini bukan sebuah catatan perjalanan yang mengesankan ,
tetapi setidaknya mereka telah mencoba dan ketika alam berbicara
dalam bahasanya yang khas melalui
Hujan Deras , Angin Kencang dan Badai ,
tidak ada pilihan lain kita selain merelakannya !
Sang Mahameru masih tegak disana ,
mungkin pada ketika lain ia akan menunggu dengan lebih ramah
sebagaimana 2014 yl .
jangan menyerah kawan .. !
( dan menjelang kepulangan tim ke Jkt ,
saya hangatkan mereka dengan bakso Malang )
( Titiek Hariati )
( photos by Titiek Hariati , Allan , Ryan )
01 . bukit legendaris
02 . ranu gumbolo yang mistis
03 . tim kecil
04 . pecel bangun tidur
05 . koordinasi
06 . siap siap berangkat
07 . pre wed ?
08 . prasmanan dirumah guide
09 . diteras rumah mas Pandu , Tumpang
10 . dilarang , drone
11 . gumbolo yang biru
12 . menikmati alam ( 01 )
13 . menikmati alam ( 02 )
14 . menanti fajar di tenda
15 . fajar merekah
16 . milky - way
17 . kalimati
18 . berlindung dari badai
18 . masih go pro an dalam badai
19 . terus atau balik ... ??
20 . sisa perjalanan
21 . bakso Malang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar