Rabu, 03 Maret 2010

Salah Satu Sudut Sejarah : Makam Sukun






Mungkin ketika tulisan ini dibuat, perobahan di salah satu sudut kota Malang ini sedang berlangsung. Makam Sukun. Apa yang menarik dari tempat ini dibanding makam makam lain yang ada di kota Malang? Terletak di daerah Sukun, makam ini berjarak sekitar 2km dari pusat kota Malang arah Kepanjen. Sebelum memasuki komplek makam, lebih dulu kita melewati gedung ber arsitektur kolonial yang saat ini ditempati oleh oleh Dinas Pemakaman Malang.

Jalan masuk ke makam yang terkesan sempit, ternyata langsung disambut oleh luasnya area yang konon hampir sekitar 10ha ( bila data yang saya peroleh mendekati benar ) . Menurut petugas dari dinas makam, mereka yang dimakamkan disini terdiri dari berbagai bangsa. Antara lain ada Jepang, Belanda, Jerman, China, Inggris. Dalam Perang Dunia ke II, dimana Indonesia saat itu juga mengalami dampaknya, para serdadu maupun officer yang gugur di Indonesia dalam membela keyakinan mereka saat itu, telah menghuni makam Sukun ini bahkan ada yang sejak sebelum Indonesia merdeka.

Keluarga keluarga para officer inipun banyak yang dimakamkan disini, terlihat dari puisi atau ukiran kalimat indah yang ada di nisan nisannya. Nisan nisan ini ada yang dibuat dari marmer yang diimpor langsung dari Italy, dengan pahatan khas yang banyak ditemukan di Eropa. Tetapi sayangnya sudah banyak yang tercuri, entah atas pesanan kolektor barang antik atau sekedar dijual marmernya karena lumayan untuk di loakkan.

Saya diantarkan kesebuah sudut makam yang agak terisolir dan bersemak, ternyata disana terbaring sepotong nisan marmer yang beratnya lebih dari 1 ton serta sudah terlepas dari makamnya. Ukiran wanita Eropa diatasnya sangatlah cantik, dalam pose berbaring menekukkan kakinya. " Rupanya pencurinya tidak mampu mengangkat marmer ini, jadi setelah dipotong digeletakkan begitu saja disini... ", begitu kata petugas. Ck ck ck.....

Saya terus melangkah melewati tengah makam yang ternyata memiliki rancangan indah mirip taman taman di Eropa. Pohon pohon besar ditambah bentuk bentuk nisan yang beraneka rupa serta bahasa, membuat makam ini lebih mirip tempat wisata. Ada makam serdadu Jepang, Belanda, dan keluarga keluarga Jerman. Salah satu yang nisannya berbahasa Jerman menuliskan angka kelahiran yang kebetulan sama persis dengan tanggal lahir saya. Sedetik saya merasa aneh tetapi antusias untuk memotretnya.

Jepang dan Korea serta China ternyata mempunyai bentuk makam dan nisan yang berbeda meski sekilas ketiganya seolah sama huruf hurufnya. Menurut petugas dinas makam, memang dimasa datang kompleks ini akan menjadi proyek percontohan dari wisata makam, dimana makam bukan lagi sebuah lokasi menyeramkan tetapi merupakan sebuah area indah yang tertata bak sebuah taman kota.

Disini kita bisa melihat jejak sejarah kota Malang betapa dimasa lampau Malang menjadi salah satu wilayah favorit para bangsa asing untuk menetap hingga akhir hayatnya. Apakah makam makam unik dan khas ini akan hilang tergerus perubahan? Atau pemkot akan mempertahankan serta memugarnya sebagai sebuah ikon pemakaman? Waktu yang akan menjawab .Dan semoga pencurian dan pengrusakan oleh tangan tangan yang tidak bertanggung jawab ini segera bisa dihentikan
Disatu sisi, bila makam ini nantinya telah terpugar dengan indah, tentu akan mengundang banyak wisatawan asing untuk mengunjungi dan mengenal sejarah nya, disamping peninggalan peninggalan kolonial lainnya yang masih banyak dijumpai di Malang.


( Photos by : Titiek Hariati )



























































































































































































































































6 komentar:

Anonim mengatakan...

Mbak, saya ijin ambil fotonya ya.. buat keperluan laporan magang..

krepektempe mengatakan...

Silahkan mas, maaf baru sekarang dibalas sebab baru hari ini ada yang baca2 artikel ini lagi dan saya melihat komen Anda, terima kasih.

Ciellz mengatakan...

Saya rasa makam belanda sukun ini merupakan slh satu situs bersejarah yg ada di kota malang...pemerintah pun jga harus ikut mengelolanya... agar situs ini tidak hilang dan anak cucu kita bisa menyaksikannya di masa depan

Unknown mengatakan...

Apakah saat ini masih di buka untuk makam umum?

Ciellz mengatakan...

Masih

krepektempe mengatakan...

Rencana pemkot untuk mempercantik makam ini perlu didukung sebab makam ini memiliki sejarah dimana berbagai bangsa dimakamkan disini dan umumnya pada tahun tahun sebelum kemerdekaan RI 1945 . apakah mereka itu pejuang yang dikirim oleh masing2 negaranya , ataukah mereka yang pro dengan pejuang2 Indonesia pada masa itu , adalah sebuah tantangan yang harus dijawab para ahli sejarah kita untuk melengkapi informasi makam ini sebagai sebuah Wisata Edukasi kelak .