Senin, 29 Maret 2010

Balai Kota Malang




Wisata mengunjungi gedung Balai Kota Malang mungkin tidak masuk dalam agenda kebanyakan turis lokal maupun asing. Padahal gedung ini termasuk salah satu ikon kota Malang. Siang itu kebetulan bersama serombongan turis dari Belanda, saya menelusuri bagian dalam Balai Kota Malang yang masih menyimpan keping keping keasliannya dibeberapa bagian.

Gedung ini didirikan pada jaman pemerintahan Belanda di Indonesia dan taman berbentuk bulatan yang berada didepannya dikenal dengan nama Alun Alun Bunder ( bunder = bulat , bhs. Jawa ). Monumen Tugu yang ada ditengah taman, konon didirikan pada tahun 1946. 

Tetapi spirit yang dikandungnya nampaknya membuat Belanda khawatir akan memicu perlawanan terhadap mereka. Maka pada 23 Desember 1948, tugu ini sempat dihancurkan dan tersisa hanya puing puingnya.


01 Juni 1950 terbentuklah semacam panitia yang ber inisiatip membangun kembali monumen ini dan akhirnya pada 20 Mei 1953 monumen tugu ini diresmikan oleh presiden I RI saat itu, Soekarno. Foto peresmian nya sangat fenomenal dan menjadi kebanggaan masyarakat Malang hingga saat ini dimana Soekarno yang selalu mengundang lautan manusia dalam setiap kehadirannya, nampak demikian kharismatik disisi tugu yang bersejarah ini. 

Gedung gedung lain yang juga menjadi bagian sejarah perjuangan bangsa yang ada disekitar tugu dan balai kota ini, adalah gedung SMAN 1, 3, dan 4, stasiun KA Kotabaru, dan gedung eks PJKA yang saat ini menjadi kantor pusat harian Malang Pos.


Area balai kota Malang merupakan area strategis dimasa lalu, bahkan hingga saat ini karena merupakan pusat administratif pemkot Malang dan bersebelahan dengan gedung dewan dari para wakil rakyat. 

Keindahan area ini sangat terkenal, terutama kolam yang mengelilingi monumen tugunya. Kolam ini berhiaskan bunga teratai yang dimasa lampau dipilihkan warna putih dan merah sebagai simbol bendera dwiwarna kita. 

Memasuki lobinya, balai kota ini langsung menawarkan wajah masa lalunya yang penuh pesona. Lampu lampu hias yang masih asli, dinding dinding kayu yang masih terawat, bahkan beberapa perabotan juga masih asli seolah menghentikan sang waktu.


Berdiri di balkon utamanya yang langsung menghadap monumen tugu, rasanya seperti berada dalam putaran jaman dimana gegap gempita perjuangan anak anak bangsa melawan penjajah, seolah masih terdengar samar samar.


Entah sudah berapa banyak para pahlawan dan pejuang yang pernah menginjakkan kakinya di balkon ini, yang pasti ia menjadi saksi bisu dari sebuah perjalanan kota Malang melewati berbagai episode .


Terlihat para turis Belanda asyik mendiskusikan keaslian batu batu yang ada di lampu lampu hias dan sibuk memotret sana sini, sementara saya memperhatikan deretan foto foto dari para mantan walikota Malang sejak jaman Belanda hingga yang terakhir.


Sebuah perjalanan menerawang sang waktu.( th )

Keterangan foto dari atas kebawah : ( all taken by : TH )

01. Balkon utama gedung balai kota Malang.
02. Ruang lobbi dan tangga menuju lantai II.
03. Taman Alun Alun Bunder dengan monumen tugunya.
04. Gerbang utama gedung balai kota Malang.
05. Salah satu lorong perkantoran di balai kota Malang.
06. Rombongan turis Belanda.
07. Lampu hias disalah satu ruangan balai kota Malang.









































Tidak ada komentar: