.. " AMSTIRSDAM ? " ..
saya pernah nulis tentang pasar digital di daerah
Joyo Agung Malang . kali ini bukan tentang pasarnya ,
tapi tentang tempat cangkruknya .
memang sejak pandemi sekian banyak tempat
cangkruk disitu rupanya mengalami kesulitan
sehingga hanya beberapa yang masih
mencoba bertahan .
satu siang , masih diera pandemi,
saya butuh sesuatu dipasar itu yang kebetulan saya
lewati pulang dari Batu
( disitu ada jalan alternatif kearah Batu lewat
desa Ginting ) . setelahnya , saya melihat dipojok
depan dari teras pasar digital ini ,
ada sebuah warkop menarik yang tampak bersih .
kebetulan sepi dan saya mengambil tempat duduk
diteras luar . avogatto adalah salah satu favorit
saya , disitu hanya 15 ribu !
tidak perlu diperdebatkan dan dibandingkan dengan
Java Dancer dll yang harganya bisa 2 sampai
3 kali lipat tetapi soal rasa saya pun heran ,
tidak ada bedanya !
bedanya : porsinya " mengecil " alias separuh
porsi JD hehehe .. tetapi juga tidak usah
dipermasalahkan, itu wajar sebab
" ono rego ono rupo " bahasa Jermannya .
yang sore itu nampak sibuk membuatkan
kopi seorang pengunjung lain diteras sebelah .
saat pandemi memang perlu kewaspadaan dan
percayalah saya selalu membawa sendiri
gelas kertas dan sendok plastik yang sekali
bisa pakai dibuang .
dan Avogatto pun saya pindahkan kedalamnya
hehehe .. sekitar 30 menit menikmati sore hari
diteras pasar , sayapun pulang karena
ada serombongan kecil mahasiswa yang baru datang .
( demi keamanan dari Social Distancing ! )
( sebetulnya saya sama sekali tidak asing
dengan area ini karena dulu beberapa tahun
saya pernah tinggal didekat Malang TV ,
Perumahan Graha Dewata yang sejuk segar
sebagai weekend house ) .
dipadati cafe bahkan pasar digital ini ,
tempat kos2an , guest house , ponpes dll ,
dulu masih 1/2 hutan !
maka sesekali saya memang kangen dengan
atmosfernya dan kebetulan Amstirdam salah satu
tempat yang menyediakan ruang untuk
mengurangi rasa kangen ini .
AMSTIRDAM adalah singkatan
" Ampel Gading , Sumbermanjing , Tirtoyudho , Dampit "
yang merupakan penghasil kopi terbesar
di Malang Selatan ! naa .. jangan silau dengan
kopi kopi ala Amerika atau setarbak yang
sebetulnya mereka miskin kopi dan impornya
dari luar Amerika !
jadi dengan adanya semacam Amstirdam ini saya
amat bangga bahwa anak anak muda ingin
menampilkan kopi kopi lokal bahkan
ditataran dunia !
tentu saya pribadi tidak asing dengan ke 4 daerah
tersebut , sebab dimasa kecil saya sering
berkunjung ke pakde budhe , eyang kakung putri
dan segudang kerabat lain di Sumawe yang
kebun kopinya tersebar diseantero desa
dan saya ikut ikut menjemur kopi karena senang
bermain diatasnya yang bisa menggelincirkan kaki
seperti di wahana2 hehehe ..
saat panen , kami sering mendapat kiriman
kopi bubuk asli yang harum baunya dan membuat
ayahanda almarhum kalau sore hari nampak
nikmat menikmati kopinya plus pisang goreng
buatan ibunda yang yummyy... !
( sayangnya saya tidak pernah tertarik untuk belajar
budidaya kopi apalagi membuat bisnis perkopian ,
sebuah contoh yang tidak positif bagi
generasi saya yang semestinya adalah
" pewaris2 " ilmu perkopian dari para pinsepuh )
btw , saya salut dengan baristanya yang saya lihat
sebagai " solo player " dari mulai
meracik kopi , membersihkan meja2 , menyiapkan
donat , sekaligus kasir !
bahwa jika pekerjaan mampu diselesaikan oleh
satu orang saja , tidaklah perlu 2-3 orang
yang\mungkin hanya untuk prestise saja ..
saya tinggalkan Pasar Pintar dengan Amstirdamnya ini ,
dan jaraknya yang hanya 10 menit dari rumah saya
menjamin bahwa saya
masih akan kembali lagi diwaktu lain
yang lebih aman ..
( Writing & Photos : Titiek Hariati , Januari 2021 )
keterangan foto :
01 . teras depan Amstirdam
02 . tempat parkir yang hijau
03 . avogatto ala Pasar Pintar sebelum
saya pindahkan kegelas saya pribadi hehehe ..
04 . donat yang saya potong2
05 . barista yang " solo player "
06 . deretan soto , bakso dll diteras pasar
07 . ampelgading , sumbermanjing ,
tirtoyudho , dampit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar