beberapa hari yl saya menulis tentang WOPI ,
warung Wolu Pitu . kali ini saya menulis tetangganya yang hanya
berjarak beberapa puluh meter saja yaitu Warung De Sawah .
keduanya ada di area yang sama yaitu desa Tegalweru , nDau , Batu
yang merupakan salah satu jalan alternatif ke Batu
meskipun tidak sepopuler jalan alternatif lainnya .
tetapi saat ini sudah tidak ada istilah jalan populer dan tidak populer ,
dimana mana bisnis kuliner tumbuh pesat antara Malang dan Batu ,
bahkan sampai di desa desa yang " nylempit " !
investasinya juga tidak main main meskipun umumnya yang
diandalkan adalah panorama alamnya dan di area ini
andalannya adalah sawah sawah .
tetapi benarkah demikian ?
saya melihatnya dengan sedikit cemas sebab ketika saya mampir
di Warung De Sawah ini , saya bertemu seorang petani yang
sedang " mbabat mbabat " alang alang .
saya bertanya " pak , sedang sibuk ? "
( saya bahasa Indonesiakan saja supaya pembaca luar Jawa
tidak bingung ) . dijawab " o .. ndak , ini lo bersih bersih sedikit .
sebelah ini sudah laku , jadi yang ini saya rapihkan " .
lo , sudah laku ? padahal Warung De Sawah ada disebelahnya persis ,
berarti yang baru laku inipun kemungkinan besar juga akan
dijadikan lahan bisnis kuliner ?
" berapa pak harga tanah disini " ? dijawab :
" yang sudah laku ini sejuta semeternya , itu denger2nya lo ... " ,
saya mantuk2 sambil membayangkan kalau saya hanya
punya 10 juta dan dapat 10 meter persegi ,
bukankah sudah cukup untuk sebuah kedai pecel mini
selebar 2X5 meter ? dan itu tidak mustahil bahwa
satu saat area ini akan dipadati kedai2 mini ataupun besar ....
olala !! lalu dimana petani akan menanam padinya
atau pertanyaannya dibuat begini :
" apakah dimasa depan kita harus menyantap
beras plastik kalau lahan lahan sawah yang
ada sudah makin habis ? "
saya masuk Warung De Sawah yang sesuai namanya memang
dekat dengan sawah dan kebun kebun sayur dll.
gubug2 yang sengaja dibuat disitu menawarkan kenyamanan
untuk " leyeh leyeh " meski sederhana meski terlihat
" mengkhawatirkan disaat hujan deras " ...
ada penonjolan promosi Bread Time dimana mana ,
saya bertanya apakah warung ini memang khusus menjual
roti2an saja ? ternyata roti2an memang menjadi salah satu
andalannya disamping kebun atau sawah ,
dan mereka punya tempat khusus untuk pengunjung yang
ingin melihat proses pembuatannya plus mencicipi roti2nya .
warung ini menu menu nya sangat beragam disamping roti2 tadi .
ada deretan pilihan nasi goreng , mie2 an , penyet2an , ikan2an ,
ayam2an dll . mau yang menu menu ala jaman now juga ada ,
pokoknya melayani semua selera " beda jaman " hehehe ..
berada didekat kebun atau sawah memang nyaman ,
meskipun timbul pertanyaan bahwa berapa lama lagi sawah atau
kebun kebun ini masih bisa dinikmati dan " dijual "
sebagai daya tarik ? kalau area area semacam ini sudah makin
padat dengan rumah dan warung warung serta kendaraan ,
tidak tahu lagi apa yang masih tersisa ?
saya berimajinasi bahwa kelak akan ada " tren baru "
dunia kuliner . dan apakah itu ?
yaitu sepanjang area yang masih penuh kehijauan atau
hutan , sawah , kebun dll akan dibiarkan tetap terlihat
dari jalan rayam sebagaimana adanya ,
dan yang menginginkan usaha kuliner disitu ,
mereka membuatkan jalan setapak yang hanya bisa dilewati
pejalan kaki menuju ke warung mereka yang terletak
jauh dari jalan raya , sebagaimana yang pernah saya lihat di
Rest Area antara Kasembon dan Pujon !
rest area ini terletak disebalik hutan ,
sehingga dari jalan raya hutan hutan tersebut tetap terlihat utuh
dan rest areanya hanya mengambil sekitar 2HA disebelah dalamnya
yang juga masih dipenuhi pohon2 yang sejuk dan rindang .
mengapa semua warung , cafe , kedai dll itu harus selalu terlihat dan
berada ditepian jalan yang menyesakkan pemandangan
dan merampas kehijauan ? oya di Warung De Sawah ini
saya hanya ngopi dengan menikmati roti sebab
makan siangnya sudah saya nikmati sebelumnya
di warung sebelahnya ( WOPI ) yang hanya berjarak
beberapa puluh meter dari Warung De Sawah .
pilihan saya jatuh pada Wedhang Sereh dan Jus Kedondong
yang ternyata cukup unik rasanya ! untuk sejenak berganti
suasana dan " mengungsi " dari kemacetan di Malang ,
Warung De Sawah
barangkali lokasi hangout yang bisa dipilih !
( Writing & Photos by : Titiek Hariati , Feb. 2018 )
01 . kebun sayur bersebelahan
02 . gerbang masuk ala Bali
03 . jalan menurun disebelah dalam warung
04 . Bread Time
05 . " semeter sejuta " , katanya
06 . kebun pisang juga ada
07 . wedhang sereh dan roti
08 . Bread Time , daftar menu
09 . jus kedondong
10 . nama warung
warung Wolu Pitu . kali ini saya menulis tetangganya yang hanya
berjarak beberapa puluh meter saja yaitu Warung De Sawah .
keduanya ada di area yang sama yaitu desa Tegalweru , nDau , Batu
yang merupakan salah satu jalan alternatif ke Batu
meskipun tidak sepopuler jalan alternatif lainnya .
tetapi saat ini sudah tidak ada istilah jalan populer dan tidak populer ,
dimana mana bisnis kuliner tumbuh pesat antara Malang dan Batu ,
bahkan sampai di desa desa yang " nylempit " !
investasinya juga tidak main main meskipun umumnya yang
diandalkan adalah panorama alamnya dan di area ini
andalannya adalah sawah sawah .
tetapi benarkah demikian ?
saya melihatnya dengan sedikit cemas sebab ketika saya mampir
di Warung De Sawah ini , saya bertemu seorang petani yang
sedang " mbabat mbabat " alang alang .
saya bertanya " pak , sedang sibuk ? "
( saya bahasa Indonesiakan saja supaya pembaca luar Jawa
tidak bingung ) . dijawab " o .. ndak , ini lo bersih bersih sedikit .
sebelah ini sudah laku , jadi yang ini saya rapihkan " .
lo , sudah laku ? padahal Warung De Sawah ada disebelahnya persis ,
berarti yang baru laku inipun kemungkinan besar juga akan
dijadikan lahan bisnis kuliner ?
" berapa pak harga tanah disini " ? dijawab :
" yang sudah laku ini sejuta semeternya , itu denger2nya lo ... " ,
saya mantuk2 sambil membayangkan kalau saya hanya
punya 10 juta dan dapat 10 meter persegi ,
bukankah sudah cukup untuk sebuah kedai pecel mini
selebar 2X5 meter ? dan itu tidak mustahil bahwa
satu saat area ini akan dipadati kedai2 mini ataupun besar ....
olala !! lalu dimana petani akan menanam padinya
atau pertanyaannya dibuat begini :
" apakah dimasa depan kita harus menyantap
beras plastik kalau lahan lahan sawah yang
ada sudah makin habis ? "
saya masuk Warung De Sawah yang sesuai namanya memang
dekat dengan sawah dan kebun kebun sayur dll.
gubug2 yang sengaja dibuat disitu menawarkan kenyamanan
untuk " leyeh leyeh " meski sederhana meski terlihat
" mengkhawatirkan disaat hujan deras " ...
ada penonjolan promosi Bread Time dimana mana ,
saya bertanya apakah warung ini memang khusus menjual
roti2an saja ? ternyata roti2an memang menjadi salah satu
andalannya disamping kebun atau sawah ,
dan mereka punya tempat khusus untuk pengunjung yang
ingin melihat proses pembuatannya plus mencicipi roti2nya .
warung ini menu menu nya sangat beragam disamping roti2 tadi .
ada deretan pilihan nasi goreng , mie2 an , penyet2an , ikan2an ,
ayam2an dll . mau yang menu menu ala jaman now juga ada ,
pokoknya melayani semua selera " beda jaman " hehehe ..
berada didekat kebun atau sawah memang nyaman ,
meskipun timbul pertanyaan bahwa berapa lama lagi sawah atau
kebun kebun ini masih bisa dinikmati dan " dijual "
sebagai daya tarik ? kalau area area semacam ini sudah makin
padat dengan rumah dan warung warung serta kendaraan ,
tidak tahu lagi apa yang masih tersisa ?
saya berimajinasi bahwa kelak akan ada " tren baru "
dunia kuliner . dan apakah itu ?
yaitu sepanjang area yang masih penuh kehijauan atau
hutan , sawah , kebun dll akan dibiarkan tetap terlihat
dari jalan rayam sebagaimana adanya ,
dan yang menginginkan usaha kuliner disitu ,
mereka membuatkan jalan setapak yang hanya bisa dilewati
pejalan kaki menuju ke warung mereka yang terletak
jauh dari jalan raya , sebagaimana yang pernah saya lihat di
Rest Area antara Kasembon dan Pujon !
rest area ini terletak disebalik hutan ,
sehingga dari jalan raya hutan hutan tersebut tetap terlihat utuh
dan rest areanya hanya mengambil sekitar 2HA disebelah dalamnya
yang juga masih dipenuhi pohon2 yang sejuk dan rindang .
mengapa semua warung , cafe , kedai dll itu harus selalu terlihat dan
berada ditepian jalan yang menyesakkan pemandangan
dan merampas kehijauan ? oya di Warung De Sawah ini
saya hanya ngopi dengan menikmati roti sebab
makan siangnya sudah saya nikmati sebelumnya
di warung sebelahnya ( WOPI ) yang hanya berjarak
beberapa puluh meter dari Warung De Sawah .
pilihan saya jatuh pada Wedhang Sereh dan Jus Kedondong
yang ternyata cukup unik rasanya ! untuk sejenak berganti
suasana dan " mengungsi " dari kemacetan di Malang ,
Warung De Sawah
barangkali lokasi hangout yang bisa dipilih !
( Writing & Photos by : Titiek Hariati , Feb. 2018 )
01 . kebun sayur bersebelahan
02 . gerbang masuk ala Bali
03 . jalan menurun disebelah dalam warung
04 . Bread Time
05 . " semeter sejuta " , katanya
06 . kebun pisang juga ada
07 . wedhang sereh dan roti
08 . Bread Time , daftar menu
09 . jus kedondong
10 . nama warung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar