diluar dugaan , GPS yang saya pasang sejak dari rumah ternyata
mengarah ke sebuah komplek perumahan di kota .
padahal semula saya ketik
" Sumber Genthong Kabupaten Malang " .
setengah ragu ragu saya ikuti dan saya masuk di perumahan
Pondok Blimbing Indah Malang . saya ikuti petunjuknya untuk
" jablas " hingga kedekat padang golf di PBI dan ketika saya sempat mikir
" opo GPS iki sing ngawur ? " , ternyata menurut satpam disitu saya sudah
dekat dengan tujuan yakni tinggal belok kekiri .
akhirnya saya berhenti disebuah jalan buntu , tidak ada petunjuk
tentang adanya sumber atau mata air bernama Genthong .
disitu hanya ada sebuah rumah gede yang berukir dan penuh pahatan
serta lukisan dari binatang , gunung dan lautan serta
Ratu Kidul kalau saya tidak salah sebut .
didepannya ada kedai " Sederhana " yang siang itu juga melompong .
saya beberapa kali menyerukan salam , tapi sia sia ,
tidak ada yang menyahut dan hanya ada seekor anjing tua terbaring malas .
ya sudah , berhubung tidak ada yang bisa saya mintai keterangan ,
sayapun berjalan mengikuti sebuah jalan setapak disitu . sekitar 300 an meter
berjalan , sayapun tiba disebuah area yang agak terbuka dengan
pemandangan " dua genangan air mirip telaga " .
siang itu di " telaga " sebelah kiri saya , ada beberapa pria tampak sedang
mandi dan mencuci . sedang di " telaga " sebelah kanan saya ,
ada seorang ibu yang juga terlihat asyik mencuci
baju baju seragam sekolah dll .
tentu saja aktivitas mandi dan mencuci ini berlangsung tanpa kendala
meskipun disitu terpasang papan peringatan agar kebersihan sungai terjaga .
dipapan lain ada petunjuk larangan memakai peralatan
dan material tertentu
untuk menangkap ikan ikan disitu . tetapi siang itu saya juga saksikan
beberapa remaja cowok bersiap siap memancing dengan peralatan tertentu .
saya mendekat pada ibu yang asyik mencuci didepan saya .
" maaf buu , apakah menurut ibu sabun dan bubuk cuciannya
tidak mengotori sumbernya ? " .
ibu tersebut tersenyum lebar dan menjawab
" waaa ... disini semua kalau nyuci ya disini kok , sudah biasa ini .... " .
saya melihat buih buih bekas cucian mengalir kebeberapa arah dan
saya yakin bila hal semacam ini berlangsung tanpa halangan ,
sumber Genthong ini satu saat akan menjadi kubangan limbah !
entah siapa yang lebih bertanggung jawab untuk kelestariannya ,
tetapi bukankah setiap kita adalah juga penjaganya ?
sebuah kebiasaan yang salah tetapi dilakukan oleh banyak orang sehingga
akhirnya dianggap sebagai sesuatu yang " wajar dan biasa saja " .
maka bila ini dialami oleh telaga , sumber , air terjun , sungai , laut ,
gunung , hutan dll yang ada disekitar kita dengan
Tanpa Rasa Bersalah Merusaknya ,
mari kita bersiap siap untuk menuai bencana yang dapat berwujud
banjir , longsor , kekurangan air dll yang datangnya kerap tidak terduga !
Sumber Genthong memang belum tersentuh makeup untuk sebuah
tujuan wisata . ia nyaris masih alami .
tetapi mengapa kita membiarkannya terpolusi
oleh berbagai larutan kimiawi yang akan sulit dan mahal
untuk kelak memulihkan kebersihannya ?
deterjen , sabun , minyak dan bermacam material penangkap ikan adalah
sebagian dari ancaman yang sedang berlangsung di sumber ini .
papan2 larangan untuk ini itu hanya sia sia selama tidak ada
pengawasan dan sanksi .
mungkin hari ini kita masih bisa melihat kejernihan airnya karena
akibat dari larutan2 kimia itu masih belum terlihat nyata kerusakan
yang diakibatkannya . tetapi apakah kita harus
menunggu hingga
air sumber ini berubah warna dan berbau serta beracun ?
Malang Raya kaya dengan SDA nya yang luar biasa ,
tetapi dijadikan obyek wisata saja tidak cukup kalau masyarakat
disekitarnya tidak memiliki kesadaran akan pentingnya merawat ,
menjaga dan melestarikan lingkungannya .
tugas siapa terutama yang harus
menanamkan kesadaran ini sejak dini ?
disini ada orang tua , ada guru , ada RT RW , ada Lurah , ada Camat ,
ada Kades , ada Walikota , ada Bupati , ada dst dst yang bisa menjadi
Agent of Change dalam hal
Merubah Pola Pikir Masyarakat dari
Pengguna Menjadi Penjaga / Pelestari Lingkungan !
sumber Genthong hanya salah satu contoh kecil betapa potens
bencana itu dimulai dari " hal hal yang tampak sederhana atau
sepele seperti ibu yang mencuci baju di sumber tadi " .
krisis air dimasa depan bukan sekedar teori .
bila pilihan kelak sudah tidak ada lagi ,
mungkin anak cucu kita harus minum air yang
mengandung deterjen atau minyak ....
( Writing & Photos by : Titiek Hariati , March 2018 )
01 . jalan setapak menuju sumber
02 . view sebelah kanan
03 . view sebelah kiri
04 . sejuk dan rindang
05 . rumah satu2nya yang ada didekat sumber
06 . ukiran , pahatan , lukisan
07 . bubuk cucian , deterjen dll yang perlahan tapi pasti
akan melenyapkan kejernihan dan kebersihan
Sumber Genthong
08 . papan peringatan yang sia sia ( 01 )
09 . papan peringatan yang sia sia ( 02 )
10 . satusatunya kedai terdekat dengan sumber
pada Maret 2018
mengarah ke sebuah komplek perumahan di kota .
padahal semula saya ketik
" Sumber Genthong Kabupaten Malang " .
setengah ragu ragu saya ikuti dan saya masuk di perumahan
Pondok Blimbing Indah Malang . saya ikuti petunjuknya untuk
" jablas " hingga kedekat padang golf di PBI dan ketika saya sempat mikir
" opo GPS iki sing ngawur ? " , ternyata menurut satpam disitu saya sudah
dekat dengan tujuan yakni tinggal belok kekiri .
akhirnya saya berhenti disebuah jalan buntu , tidak ada petunjuk
tentang adanya sumber atau mata air bernama Genthong .
disitu hanya ada sebuah rumah gede yang berukir dan penuh pahatan
serta lukisan dari binatang , gunung dan lautan serta
Ratu Kidul kalau saya tidak salah sebut .
didepannya ada kedai " Sederhana " yang siang itu juga melompong .
saya beberapa kali menyerukan salam , tapi sia sia ,
tidak ada yang menyahut dan hanya ada seekor anjing tua terbaring malas .
sayapun berjalan mengikuti sebuah jalan setapak disitu . sekitar 300 an meter
berjalan , sayapun tiba disebuah area yang agak terbuka dengan
pemandangan " dua genangan air mirip telaga " .
siang itu di " telaga " sebelah kiri saya , ada beberapa pria tampak sedang
mandi dan mencuci . sedang di " telaga " sebelah kanan saya ,
ada seorang ibu yang juga terlihat asyik mencuci
baju baju seragam sekolah dll .
tentu saja aktivitas mandi dan mencuci ini berlangsung tanpa kendala
meskipun disitu terpasang papan peringatan agar kebersihan sungai terjaga .
dipapan lain ada petunjuk larangan memakai peralatan
dan material tertentu
untuk menangkap ikan ikan disitu . tetapi siang itu saya juga saksikan
beberapa remaja cowok bersiap siap memancing dengan peralatan tertentu .
saya mendekat pada ibu yang asyik mencuci didepan saya .
" maaf buu , apakah menurut ibu sabun dan bubuk cuciannya
tidak mengotori sumbernya ? " .
ibu tersebut tersenyum lebar dan menjawab
" waaa ... disini semua kalau nyuci ya disini kok , sudah biasa ini .... " .
saya melihat buih buih bekas cucian mengalir kebeberapa arah dan
saya yakin bila hal semacam ini berlangsung tanpa halangan ,
sumber Genthong ini satu saat akan menjadi kubangan limbah !
entah siapa yang lebih bertanggung jawab untuk kelestariannya ,
tetapi bukankah setiap kita adalah juga penjaganya ?
sebuah kebiasaan yang salah tetapi dilakukan oleh banyak orang sehingga
akhirnya dianggap sebagai sesuatu yang " wajar dan biasa saja " .
maka bila ini dialami oleh telaga , sumber , air terjun , sungai , laut ,
gunung , hutan dll yang ada disekitar kita dengan
Tanpa Rasa Bersalah Merusaknya ,
mari kita bersiap siap untuk menuai bencana yang dapat berwujud
banjir , longsor , kekurangan air dll yang datangnya kerap tidak terduga !
Sumber Genthong memang belum tersentuh makeup untuk sebuah
tujuan wisata . ia nyaris masih alami .
tetapi mengapa kita membiarkannya terpolusi
oleh berbagai larutan kimiawi yang akan sulit dan mahal
untuk kelak memulihkan kebersihannya ?
deterjen , sabun , minyak dan bermacam material penangkap ikan adalah
sebagian dari ancaman yang sedang berlangsung di sumber ini .
papan2 larangan untuk ini itu hanya sia sia selama tidak ada
pengawasan dan sanksi .
mungkin hari ini kita masih bisa melihat kejernihan airnya karena
akibat dari larutan2 kimia itu masih belum terlihat nyata kerusakan
yang diakibatkannya . tetapi apakah kita harus
menunggu hingga
air sumber ini berubah warna dan berbau serta beracun ?
Malang Raya kaya dengan SDA nya yang luar biasa ,
tetapi dijadikan obyek wisata saja tidak cukup kalau masyarakat
disekitarnya tidak memiliki kesadaran akan pentingnya merawat ,
menjaga dan melestarikan lingkungannya .
tugas siapa terutama yang harus
menanamkan kesadaran ini sejak dini ?
disini ada orang tua , ada guru , ada RT RW , ada Lurah , ada Camat ,
ada Kades , ada Walikota , ada Bupati , ada dst dst yang bisa menjadi
Agent of Change dalam hal
Merubah Pola Pikir Masyarakat dari
Pengguna Menjadi Penjaga / Pelestari Lingkungan !
sumber Genthong hanya salah satu contoh kecil betapa potens
bencana itu dimulai dari " hal hal yang tampak sederhana atau
sepele seperti ibu yang mencuci baju di sumber tadi " .
krisis air dimasa depan bukan sekedar teori .
bila pilihan kelak sudah tidak ada lagi ,
mungkin anak cucu kita harus minum air yang
mengandung deterjen atau minyak ....
( Writing & Photos by : Titiek Hariati , March 2018 )
01 . jalan setapak menuju sumber
02 . view sebelah kanan
03 . view sebelah kiri
04 . sejuk dan rindang
05 . rumah satu2nya yang ada didekat sumber
06 . ukiran , pahatan , lukisan
07 . bubuk cucian , deterjen dll yang perlahan tapi pasti
akan melenyapkan kejernihan dan kebersihan
Sumber Genthong
08 . papan peringatan yang sia sia ( 01 )
09 . papan peringatan yang sia sia ( 02 )
10 . satusatunya kedai terdekat dengan sumber
pada Maret 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar