Minggu, 18 Maret 2018




.. " The Arbanat Kitchen , Cafe & Lounge , 
Sterilkan Lantai Atas ? " ..
ketika saya menginginkan santai dilantai atas dari 
cafe Arbanat di Jalan terusan Dieng 4-6 ini dan
mendapat jawaban " Sementara Belum Siap Dipakai " , 
saya tidak terlalu kaget juga . mengapa ?
 sebab di Malang Raya ini jawaban seperti itu sudah 
sangat klise di cafe2 atau RM yang punya lantai dua bahkan lebih . 
maka secara becanda saya komentari :
" o .. mungkin pramusajinya yang males naik  naik ya ? " ,
 ybs tersenyum lebar " ooo .. nggak , kalau ada
 pertemuan2 tertentu ya bisa atau kalau 
lantai bawah sudah penuh "
 maka saya pikir :
" lha gawe opo nggawe lantai atas keren keren nek
 gak oleh di lunggoni ? " . tapi lalu saya diijinkan untuk
 jeprat jeprat diatas ditemani pramusaji ybs . 
( saya ingat sekian waktu yl saat di " WAKAKA " 
Jalan Simpang Ijen , dimana saya minta duduk dilantai atas 
yang langsung diantarkan . sebuah perkecualian yang manis , 
juga di " Kedai Kopi " dan beberapa lainnya yang 
tidak banyak jumlahnya yang mempersilahkan kastamernya
 memilih tempat yang dia sukai !
sedang  yang lain lain sama dengan Arbanat ini ,
 hehehe ... )
 cafe yang satu ini memang masih beberapa bulan hadir di
 Malang dengan mengambil nama sebuah jajanan masa kecil 
generasi saya yaitu sejenis Gula Rambut atau
 Gula Manis yang pada jamannya dijajakan secara 
" kampung to kampung " dengan gesekan " biola " nya yang khas ! 
saat ini Arbanat juga masih ada meski sudah lebih modern
 dengan motor , payung dan peralatan yang relatif lebih " canggih " . 
entah apa maksud dari pemilihan nama ini ,
 mungkin karena Arbanat adalah Gula Manis maka
 harapannya adalah bahwa cafe ini bisa menjadi 
sebuah memori manis bagi pengunjungnya ? entahlah . 
disini saya dihadapkan pada pilihan menu " sak ketapruk " 
yang tentu saja membingungkan sebab memiliki
 " perut Jawa " ditengah pilihan menu menu dari 
Mexico , Hawaii , Itali , Korea , Perancis dll tentu sedikit 
" mikir " sambil melihat detil dari bahan atau bumbunya . 
tapi berhubung " buku menu " nya cukup tebal , 
saya permudah saja dengan menanyakan :
" apa yang disini lumayan disukai oleh tamu2nya selama ini ? " . 
upaya saya berhasil dan dengan cepat saya temukan 
dua menu sandwich yang berbeda . mengapa sandwich ? 
 saya datang pada jam yang " diluar pakem " , 
yang kalau di Inggris disebut " tea time " tapi berhubung 
saya orang Jawa maka saya sebut saja " jam nyruput kopi " hehehe .. 
dan pilihan minum jatuh pada minuman hangat yang
 diramu dari bermacam rempah dan Red Velvet .
berdua dengan teman dari Surabaya yang sudah beberapa
 tahun tidak bertemu , kami menghabiskan waktu 
sekitar 3/ tiga jam (!) dengan ngobrol " ngalor ngidul " 
dan sore itu lantai bawah memang terlihat ramai .
 ketika masuk hari masih terang benderang , dan saat pulang
 sudah gelap , maka dihalaman ini jepretan jepretan saya
 menjadi Night & Day hehehe .. 
untuk atmosfer saya nilai 7 ( minus 1 jadi 6 karena 
lantai atas " disterilkan " ) , untuk rasa 6'5 dan
untuk harga itu memang relatif sebab saya tahu dibalik semua
 tampilan dan sajian ini ada sebuah kerjakeras dan
 investasi yang besar . maka Apapun dan Siapapun itu ,
 saya salut pada keberanian manajemennya untuk 
ikut bersaing ketat dijagad kuliner Malang Raya 
yang semakin keren ini . 
banyak diantaranya yang bertumbangan , dalam blog ini saja
tercatat sekitar 30 Cafe , RM atau Kedai yang sudah
 tidak eksis lagi , maka semoga Arbanat makin ramah 
dan mampu bertahan !
 ( Writing & Photos by : Titiek Hariati , March 2018 )
01 . tampak luar , siang hari ( 01 )
02 . tampak luar , malam hari ( 01 ) 
03 . lantai atas yang steril , siang hari ( 01 )
04 . tampak luar , siang hari ( 02 )
05 . lantai atas yang steril , siang hari ( 02 )
06 . " buku " menu
07 . menu 01 )
08 . wedhang rempah
09 . red velvet
10 . menu 02 )
11 . tampak luar , malam hari ( 02 )
12 . menu 02 ) dari sudut lain









Tidak ada komentar: