biasanya dua atau tiga minggu sekali saya " harus "
menghirup udara laut karena " sumpeg " dengan gas yang keluar
dari knalpot2 di kemacetan Malang Raya yang semakin menggila .
tetapi didera bermacam kesibukan lain ,
saya cukup lama tidak " melaut " . dan ketika kesibukan
sedikit mereda , ternyata masih harus saya sabarkan karena
ada sedikit keretakan ditapak tangan kanan saya akibat
terpeleset saat gerimis . ya sudah ,
namanya sedang " apes " ya diikhlaskan saja .
sebulan lebih saya tidak bisa memutar kunci kontak ,
mungkin syaraf ditelapak tangan belum sepenuhnya pulih .
pada minggu ke 5 saya mulai " gelisah " dengan keadaan ini
dan melatih memutar nya dengan bantuan tangan kiri ,
dan ternyata ... bisa !
maka dengan " kerjasama " tangan kiri 80% dan kanan 20% ,
pada hari minggu tanggal 11 maret 2018 yang lalu ,
saya mengetesnya untuk jarak jauh .
tentu saja pilihan jatuh pada JLS dengan deretan
pantai pantainya disepanjang Laut Selatan .
ternyata sudah banyak perobahan yang terlihat disana .
di Sendang Biru , bermunculan kedai kedai dan lesehan yang
nyaman di lokasi yang dahulunya adalah bukit kecil .
dan disepanjang garis pantai , sudah banyak bangunan bangunan
baru untuk penginapan dan warung warung yang
sayangnya mulai menutupi pemandangan cantik dari
pantai pantai itu sendiri karena dibangunnya
tepat dipinggiran jalan raya .
juga sudah berdiri sebuah masjid cantik bergaya China
dengan bedug warna merahnya yang khas !
dan ketika saya masuk ke beberapa pantai yang ada disitu ,
saya melihat warung warung dan penginapan disitu kelihatannya
belum memiliki standar aturan yang baku
baik mengenai letak , ukuran maupun desainnya ,
meskipun disebagian lain sudah terlihat agak teratur .
maka , saya diam diam merasa cemas bahwa JLS yang cantik ini
bukan tidak mustahil satu saat menjadi kawasan
padat warung & penginapan & toko toko yang " semrawut "
dan menutupi keindahan panoramanya sendiri ... !
mengapa senyampang masih belum terlampau semrawut tidak
segera ditertibkan agar kenyamanan semua pihak terjaga ,
yaitu pemilik usaha , pengunjung dan mungkin pihak Perhutani ?
saya tidak tahu siapa yang lebih berwenang memenejnya ,
tetapi titipan harapan yang kecil ini semoga juga
mewakili banyak harapan2 lainnya yang serupa karena
JLS adalah kebanggaan kita bersama dan
sudah semestinya kita ikut memelihara
kebersihan , kenyamanan , keamanan , kelestarian serta
kecantikannya agar tercapai keseimbangan antara bisnis dan alam !
tentu kita masih ingin menikmati keindahan sepanjang
garis pantainya dan bukan menyaksikan
" pantat " dari penginapan2 , warung2 dll yang
menyesakkan mata dan dada ....
menjelang pilkada serentak yad ,
bukankah ini juga dapat menjadi isu " pendongkrak suara "
bagi bapak ibu yang mencalonkan diri ataukah
lebih memilih blusukan ke pasar dll yang sudah menjadi tren ?
saya awam politik ,
mungkin Anda pembaca blog ini adalah pakarnya ?
menghirup udara laut karena " sumpeg " dengan gas yang keluar
dari knalpot2 di kemacetan Malang Raya yang semakin menggila .
tetapi didera bermacam kesibukan lain ,
saya cukup lama tidak " melaut " . dan ketika kesibukan
sedikit mereda , ternyata masih harus saya sabarkan karena
ada sedikit keretakan ditapak tangan kanan saya akibat
terpeleset saat gerimis . ya sudah ,
namanya sedang " apes " ya diikhlaskan saja .
sebulan lebih saya tidak bisa memutar kunci kontak ,
mungkin syaraf ditelapak tangan belum sepenuhnya pulih .
pada minggu ke 5 saya mulai " gelisah " dengan keadaan ini
dan melatih memutar nya dengan bantuan tangan kiri ,
dan ternyata ... bisa !
pada hari minggu tanggal 11 maret 2018 yang lalu ,
saya mengetesnya untuk jarak jauh .
tentu saja pilihan jatuh pada JLS dengan deretan
pantai pantainya disepanjang Laut Selatan .
ternyata sudah banyak perobahan yang terlihat disana .
di Sendang Biru , bermunculan kedai kedai dan lesehan yang
nyaman di lokasi yang dahulunya adalah bukit kecil .
dan disepanjang garis pantai , sudah banyak bangunan bangunan
baru untuk penginapan dan warung warung yang
sayangnya mulai menutupi pemandangan cantik dari
pantai pantai itu sendiri karena dibangunnya
tepat dipinggiran jalan raya .
juga sudah berdiri sebuah masjid cantik bergaya China
dengan bedug warna merahnya yang khas !
dan ketika saya masuk ke beberapa pantai yang ada disitu ,
saya melihat warung warung dan penginapan disitu kelihatannya
belum memiliki standar aturan yang baku
baik mengenai letak , ukuran maupun desainnya ,
meskipun disebagian lain sudah terlihat agak teratur .
maka , saya diam diam merasa cemas bahwa JLS yang cantik ini
bukan tidak mustahil satu saat menjadi kawasan
padat warung & penginapan & toko toko yang " semrawut "
dan menutupi keindahan panoramanya sendiri ... !
mengapa senyampang masih belum terlampau semrawut tidak
segera ditertibkan agar kenyamanan semua pihak terjaga ,
yaitu pemilik usaha , pengunjung dan mungkin pihak Perhutani ?
saya tidak tahu siapa yang lebih berwenang memenejnya ,
tetapi titipan harapan yang kecil ini semoga juga
mewakili banyak harapan2 lainnya yang serupa karena
JLS adalah kebanggaan kita bersama dan
sudah semestinya kita ikut memelihara
kebersihan , kenyamanan , keamanan , kelestarian serta
kecantikannya agar tercapai keseimbangan antara bisnis dan alam !
tentu kita masih ingin menikmati keindahan sepanjang
garis pantainya dan bukan menyaksikan
" pantat " dari penginapan2 , warung2 dll yang
menyesakkan mata dan dada ....
menjelang pilkada serentak yad ,
bukankah ini juga dapat menjadi isu " pendongkrak suara "
bagi bapak ibu yang mencalonkan diri ataukah
lebih memilih blusukan ke pasar dll yang sudah menjadi tren ?
saya awam politik ,
mungkin Anda pembaca blog ini adalah pakarnya ?
JLS ... kira kira bagaimana wajahmu 10 tahun dari sekarang ?
Foto foto dari beberapa pantai disepanjang JLS dan Masjid
yang mungkin tidak lama lagi akan sulit dinikmati
karena tertutup oleh dinding dari
warung warung , penginapan , dll yang berdiri
disepanjang JLS tanpa mengindahkan
" hak pengunjung untuk menikmati kecantikan
disepanjang garis pantai di JLS " .
menyedihkan .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar