.. " Dolarmu Bukan Dolarku " ..
saat saya mengetik ini pada 03 Oktober 2015 jam 18. 20 , sesuai index BI pada siang tadi jam 11.10 nilai tukar rupiah terhadap dolar ada pada 14. 635 / 14. 783
dan saat tulisan ini nanti dibaca Kapan , Dimana dan oleh Siapapun ,
pastilah kurs sudah akan berubah lagi entah naik atau turun .
naa , " kebetulan " saya termasuk yang TT alias Tidak Terpengaruh kurs . jangan salah !
bukan karena saya punya simpanan dollar , itu sama sekali salah , sebab saya termasuk yang TGD , Tidak Gableg Dolar ...
lo apa ndak kena pengaruhnya juga ?
bukankah harga harga kebutuhan pokok dan tidak pokok ikut meroket ?
memang iya .
tetapi disaat semua pusing dengan makin melemahnya rupiah, sayapun dengan jurus Sapu Angin yang melesat cepat , berupaya menyesuaikan diri dengan keadaan .
contoh : kalau sebelum rupiah melemah seminggu 2x lauk ayam dan 2x ikan laut ,
setelah melemah , diganti dengan memperbanyak sayuran dan buah saja .
looo , pasti ada yang protes , sayur dan buah harganya kan juga merangkak naik ?
naa , ada lagi caranya yaitu mencari jenis2 sayur dan buah yang relatif " stabil " harganya . hasilnya ? ajaib , bahwa justru dengan " hijrah " ke Sayuran dan Buah ini badan terasa
lebih fit dan .. langsing ! hehehe ..
perut yang meskipun tidak kotak2 seperti Agnes Mo , nyatanya mulai membentuk garis lurus terlihat dari samping hehehe .. kebetulan disaat yang sama banyak isu tentang Ayam Berformalin ,
maka sekaligus menghindari diri menelan pengawet jenasah !
bagaimana dengan pengeluaran yang lain lain , bbm misalnya ?
contoh : kalau dulu ada 1 - 2 tujuan per hari diluar rumah ,
saya langsung berangkat . lha sekarang ini meski bbm tidak naik , saya kumpulkan dulu kepentingan2 luar rumah itu hingga 2-3 hari demi mencegah pemborosan bbm
akibatnya , seorang teman sampe berkomentar
" mbak , tiap saya lewat kok sekarang kendaraannya dirumah terus , tumben ? " ,
saya mesam mesem saja sebab teman yang bertanya ini rupanya termasuk
" pengamat yang baik " , alhamdulillah hehehe ..
tetapi kemarin , saya mendapat sebuah " perenungan berharga " ketika lewat di jalan Veteran . seorang penjual es blitar yang kuno dan klasik itu terlihat jongkok ditepi jalan dengan dua thermos esnya . usianya saya taksir diatas 70 dengan uban yang sudah byurrr ...
saya menepi dengan jarak 3 meter dari bapak sepuh tadi , saya mencoba mengobrol sedikit
" pak , esnya masih ada ? " ( saya adalah penggemar es blitar kuno ) .
dengan semangat ia membuka thermosnya dan memamerkan esnya yang masih penuh ,
jam menunjuk hampir 12.00 , terik .
" setunggal pinten nggih pak ? " ( perbiji harganya berapa pak ? )
dijawab " sangang ewu jeng ... " ... saya menghela nafas ,
sebab apalah arti kalau saya mencoba menghemat tidak membeli es sebatangnya 9 ribu tetapi ada seorang tua yang masih berjuang untuk kehidupan yang keras ini ?
saya mengambil 2 batang dan saya iklaskan jatah bbm minggu ini untuk bapak sepuh ini .
saya tahu beliau kebingungan menerimanya dan saya tinggalkan wajahnya
yang penuh tanda tanya dan memelas itu ...
rupiah melemah atau menguat , hanyalah berlaku bagi mereka yang masih dapat membedakannya , tetapi bagi seseorang seperti bapak sepuh ini ,
barangkali itu tak punya pengaruh apapun .
dalam keadaan rupiah menguatpun , es blitar tak lagi populer terutama dikalangan muda karena jenis jenis es yang ada McD , cafe cafe dll pastilah lebih menarik !
inti kehidupan memang sharing , dan dalam situasi sesulit apapun tetapi kita masih diberikan kesempatan untuk berbagi ,
maka itu adalah Kekuatan Rupiah Yang Sebenarnya ...
( th )
( photos taken from google )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar