Minggu, 04 Oktober 2015







.. " Dolarmu Bukan Dolarku " ..

saat saya mengetik ini pada 03 Oktober 2015 jam  18. 20 , sesuai index BI pada siang tadi jam 11.10 nilai tukar rupiah terhadap dolar ada pada 14. 635 / 14. 783
 dan saat tulisan ini nanti dibaca Kapan , Dimana dan  oleh Siapapun ,
 pastilah kurs sudah akan berubah lagi entah naik atau turun .
 naa , " kebetulan " saya termasuk yang TT alias Tidak Terpengaruh kurs . jangan salah ! 
bukan karena saya punya simpanan dollar , itu sama sekali salah , sebab saya termasuk yang TGD , Tidak Gableg Dolar ...
 lo apa ndak kena pengaruhnya juga ? 
bukankah harga harga kebutuhan pokok dan tidak pokok ikut meroket ? 
memang iya .


 tetapi disaat semua pusing dengan makin melemahnya rupiah, sayapun dengan jurus Sapu Angin yang melesat cepat , berupaya menyesuaikan diri dengan keadaan .
 contoh : kalau sebelum rupiah melemah seminggu 2x lauk ayam dan 2x ikan laut ,
setelah melemah , diganti dengan memperbanyak sayuran dan buah saja . 
looo , pasti ada yang protes , sayur dan buah harganya kan  juga merangkak naik ?
naa , ada lagi caranya yaitu  mencari jenis2 sayur dan buah yang relatif " stabil " harganya . hasilnya ? ajaib , bahwa justru dengan " hijrah "  ke Sayuran dan Buah ini badan terasa 
lebih fit dan .. langsing ! hehehe ..
perut yang meskipun tidak kotak2 seperti Agnes Mo , nyatanya mulai membentuk garis lurus terlihat dari samping hehehe .. kebetulan disaat yang sama banyak isu tentang Ayam Berformalin ,
 maka sekaligus menghindari diri menelan pengawet jenasah ! 
bagaimana dengan pengeluaran yang lain lain , bbm misalnya ?
 contoh : kalau dulu ada 1 - 2 tujuan per hari diluar rumah ,
 saya langsung berangkat . lha sekarang ini meski bbm tidak naik , saya kumpulkan dulu kepentingan2 luar rumah itu hingga 2-3 hari demi mencegah pemborosan bbm 
 akibatnya , seorang teman sampe berkomentar
 " mbak , tiap saya lewat kok sekarang kendaraannya dirumah terus , tumben ? " , 
saya mesam mesem saja sebab teman yang bertanya ini rupanya termasuk
 " pengamat yang baik " , alhamdulillah hehehe .. 
tetapi kemarin , saya mendapat sebuah " perenungan berharga " ketika lewat di jalan Veteran . seorang penjual es blitar yang kuno dan klasik itu terlihat jongkok ditepi jalan dengan dua thermos esnya . usianya saya taksir diatas 70 dengan uban yang sudah byurrr ...
 saya menepi dengan jarak 3 meter dari bapak sepuh tadi , saya mencoba mengobrol sedikit
 " pak , esnya masih ada ? " ( saya adalah penggemar es blitar kuno ) .
 dengan semangat ia membuka thermosnya dan memamerkan esnya yang masih penuh ,
jam menunjuk hampir 12.00 , terik . 
" setunggal pinten nggih pak ? " ( perbiji harganya berapa pak ? ) 
dijawab " sangang ewu jeng ... " ... saya menghela nafas , 
sebab apalah arti kalau saya mencoba menghemat tidak membeli es sebatangnya 9 ribu tetapi ada seorang tua yang masih berjuang  untuk kehidupan yang keras ini ?
 saya mengambil 2 batang dan saya iklaskan jatah bbm minggu ini untuk bapak sepuh ini .
 saya tahu beliau kebingungan menerimanya dan saya tinggalkan wajahnya
 yang penuh tanda tanya dan memelas itu ...

 rupiah melemah atau menguat , hanyalah berlaku bagi mereka yang masih dapat membedakannya , tetapi bagi seseorang seperti bapak sepuh ini ,
 barangkali itu tak punya pengaruh apapun .
 dalam keadaan rupiah menguatpun , es blitar tak lagi populer terutama dikalangan muda karena jenis jenis es yang ada McD , cafe cafe dll pastilah  lebih menarik !
 inti kehidupan memang sharing , dan dalam situasi sesulit apapun tetapi kita masih diberikan kesempatan untuk berbagi , 
maka itu adalah Kekuatan Rupiah Yang Sebenarnya ... 
( th )


 ( photos taken from google )









 

Tidak ada komentar: