Selasa, 19 Agustus 2014






 .. " Ban serep, bahagiakah? " ..

seorang teman wanita mengeluhkan posisinya sebagai Ban Cadangan dalam sebuah hubungan yang ia ingin seriusi. " Saya kadung suka mbak,
 kelihatannya dia juga koq, cuma kadang kadang menyakitkan sebab dia masih suka mengingat ingat mantannya bahkan diam diam sepertinya mereka masih berhubungan. 
Kalau saya tegur jawabannya " ah enggak, itu kan cuma sekedar flashback aja dan percayalah bahwa saat ini kamulah satu2nya buat saya " 
( hmm, ketoprak dimulai ! )

saya tanya : " Bagaimana kamu tahu dia masih berhubungan, apakah sikapnya yang berubah atau sms nya ketauan atau apa ? " . dijawab : " Ya aneh aja rasanya, secara fisik dia memang ada didekat saya, tapi kadang rasanya dia tidak disitu, 
hatinya entah ada di mana ... " 
( hehe saya dalam hati tertawa sebab membayangkan rumitnya masalah Hati yang tidak seekor lalatpun dijagat semesta ini yang mampu mengintip hati seseorang )

saya lanjutkan " Ooo ... jadi instink kamu to yang mengatakan itu? " ... 
" Iya, wanita kan gampang kerasa kalau ada yang kurang beres ... " katanya sambil bermuram. saya merasa iba sebab soal Ban Ban Cadangan ini memang sering menimpa 
pasangan2 instan yang menjalin hubungan kilat dan biasanya lebih kearah fisik.

saya tidak ingin menasehati apa apa lha wong orang sedang dilanda penyakit Suka itu biasanya setengah tidak waras cara berpikirnya, 
jadi nanti tiwas " otot2an " maka saya pilih jalan tengah 

begini kata saya :
" diumpamakan sebuah mobil dengan memakai ban serep, kenapa tidak? ban serep memang disediakan untuk situasi darurat seperti kebocoran ban, medan berat yang membutuhkan jenis gigi ban tertentu yang seperti dimiliki oleh ban serep dll.
 jadi fungsinya memang penting ! 
bayangin kalau ditengah hutan lebat tiba tiba ban pecah lha kojur kalau tak ada ban serep. maka bahagialah yang punya ban serep, istilahnya Jatuhnya Supaya Tak Sakit Sakit Amat !"

" lho tapi kan sifatnya cuma sementara, nanti kalau ban aslinya sudah beres kan ban serep kembali lagi ketempatnya alias ngga dipakai lagi ?", masih penasaran rupanya.

saya lanjutkan begini 
" siapa bilang? lha kalau ban serepnya memang lebih bagus ya dipakai selamanya to ? 
tapi memang ada saat dimana ban serep dikembalikan lagi ketempatnya sebab yang asli atau yang lama masih bisa dipakai, alasannya penghematan. 
lho kan ban serep sebenarnya punya posisi " terhormat " yaitu disimpan supaya tidak cepat aus seperti yang sedang dipakai?"
 " ngga taulah mbak, mungkin kalau ban bisa begitu tapi ini kan hati manusia", 
lanjutnya suram. 

aduhh,
saya mungkin terlanjur menyamakannya dengan ban mobil, 
maka saya coba koreksi lebih jujur dengan begini :

" seringkali, kesalahan manusia pada umumnya adalah 
Terlalu Cepat Membangun Hubungan Baru disaat yang lama retak/ putus/ bermasalah padahal ia sebenarnya belum sepenuhnya siap secara mental. 
maka biasanya yang muncul adalah pelarian semata 
untuk mencari Penyeimbang Hati agar keretakannya tidak terlampau membuat depresi. 

lha celakanya, pihak yang dibuat pelarian itu sering tidak atau kurang waspada alias Menganggap itu Sebagai Sebuah Karunia karena mendapatkan seseorang yang 
" sedang sangat butuh sandaran " dan ia menyediakan dirinya
 sebagai bantal sandaran bagi si Patah Hati. 

untuk sementara waktu keduanya tampak klop, bahkan bahagia karena Yang Satu Sedang Butuh Sandaran dan Yang Lainnya Sedang Butuh Disandari hehe ... klop to ?
idak jarang pasangan seperti ini bisa bahagia betulan karena memang sudah jodohnya atau memang keduanya bisa saling mengisi dengan baik ... "

tak dinyana saya disela 
" iya sih kami hepi hepi aja, tapi aduh, saya kadang tidak tahan cemburu saat saya melihat bagaimana ia masih memuja eks nya dengan segenap hatinya dan rupanya sang mantan juga sama. aduhh, apakah mereka itu tidak melihat bahwa kami sudah hepi ?" ...

naaa, sekali lagi saya harus hati2 menghadapi sikap esmossis seperti ini,
 maka saya lanjutkan ;

" begini, kita tidak bisa menghalangi pengembaraan pikiran dan hati orang lain. apalagi bila itu berkaitan dengan masa lalu seseorang yang kedalaman nya tidak terbaca. 
mari saya contohkan yang riil misalnya yang dikenal dunia adalah kasus Lady D dan Charles yang dilihat sebagai pasangan ideal tetapi ternyata hati Charles justru masih 
selalu tertambat pada mantannya yang tak secantik istrinya. 

bahkan saat masih dengan Lady D , Charles ternyata juga masih berhubungan dengan eks nya itu dan kematian Lady D seolah membuka jalan keduanya
 untuk kembali  hingga saat ini "

 saya tahu ini menyakitkannya, tetapi saya harus jujur karena segala kemungkinan memang dapat terjadi dalam hidup yang singkat ini.
saya akhiri tukar pikiran kami dengan kalimat ini :

" maka yang terbaik saat ini adalah bersabar dan telateni saja sikapnya yang terkadang masih lompat sana lompat sini, mungkin memang dia masih belum sepenuhnya bisa melepaskan ingatan atau memorinya pada masa lalunya. 

tetapi bila kelak ada Sinyal Sinyal Berbahaya bahwa mereka akan kembali rujuk atau 
bersama sama lagi dan posisimu menjadi yang tersisih,
 maka coba kalian bicarakan baik baik . 

pada situasi terburuk bila memang kamu harus kehilangan dia, ambil saja hikmahnya bahwa Tuhan menyelamatkanmu dari petaka yang lebih besar yaitu kamu hanya akan 
mendapatkan seseorang secara fisik dan bukan hatinya.
bukankah kamu tidak inginkan itu? "

saya sungguh tidak punya kalimat lain yang bisa menghiburnya, karena sesungguhnya Hati Manusia didesainNYA sedemikian rupa olehNYA sehingga tak seorangpun  yang mampu mengintip kedalamannya, tak juga pasangan yang puluhan tahun mendampingi, 
karena rahasia hati memang dibawa hingga mati.

ia tidak terlihat, namun " menghantui " bak bayang bayang tubuh yang mengikut kemana pergi, dan sebuah aniaya psikis bagi yang memiliki pasangan " berhantu " seperti ini, bak pepatah
ia ada namun tiada. 
siapa mampu meneropong kedalaman sebuah hati?
( th )

( gambar dari google )

Tidak ada komentar: