( 12/ 12 )
12. Selamat Tinggal Mak Cik Pak Cik .... !
pada sekuel 12 atau yang terakhir dari perjalanan ke KL ini, saya hanya ingin sedikit " menyimpulkan " ( lo, kok seperti kesimpulan rapat saja ya hehehe ... ) tentang KL yang ini bisa saja tidak tepat tapi ini memang versi saya, jadi kalaupun beda dengan yang lain itu ya sah sah saja, hehe ... :
01. secara umum dibanding Jakarta, KL tampak lebih bersih dan teratur , dan jalan untuk para pejalan kaki bebas dari PKL dll.
02. meski polisi tak nampak dimana mana, masyarakatnya sudah
" sadar disiplin " sehingga seperti halnya lalin, nampak tidak semrawut meski cukup padat.
03. living-cost memang lebih mahal dari Jakarta tetapi ini memang seimbang dengan tingkat pendapatan masyarakatnya yang lebih baik dibanding Jakarta. contoh : pembantu rt per bulan antara 3 - 3,5 juta bahkan ada yang lebih.
04. pemakaian bahasa asing khususnya Inggris, mulai pelayan toko, sopir bus/ taxi , polisi, pramusaji dst semuanya di KL sudah cas cis cus karena sejak sekolah sudah diwajibkan, beda dengan Jakarta yang seringkali menghadapi orang asing masih banyak yang " lolak lolok " karena Inggris tidak diwajibkan di sekolah sebagai bahasa pengantar dan keseharian.
05. potensi wisata Jakarta dibanding KL sebenarnya lebih baik dan bagus, tetapi" kalah cerdik " dengan KL , sehingga " seolah " KL lebih menonjol. contoh : Red City ( sekuel 10/ 12 ) . kota dan pelabuhan tua Jakarta bisa jauh lebih cantik dari RC " kalau saja " cerdas " memenej nya termasuk masalah SDA dan SDM nya.
07. bila KL punya Menara Kembar sebagai ikon dibidang teknologi dan biaya pembangunannya, maka Jakarta masih " hanya " punya Monas.
kalaupun 1 saat Jakarta ingin menandingi MK ini, semoga pembangunannya tidak dihentikan KPK ditengah jalan karena biaya pembangunannya sudah
pasti banyak menarik minat para calon calon koruptor hehe ....
( lha wong Hambalang saja koruptornya antri )
08. fasilitas transpotasi umum di KL yang sudah lebih maju meskipun mereka juga masih mengebut proyek MRT, sangat dirasakan memudahkan masyarakat dan wisatawan dengan sistim nya yang efisien.
Jakarta bahkan saat ini masih bermasalah dengan pembangunan monorail yang
konon ter sendat sendat .
09. fasilitas di Kuala Lumpur International Airport/ KLIA ini juga jauh diatas Cengkareng. mulai sistim transpotasinya yang terpadu
ke dan dari airport, kenyamanan dan kemudahan,
dan terakhir adalah arsitekturnya yang futuristik .
menunggu saat boarding Lion Air yang akan membawa saya pulang ke Jakarta, saya duduk di satu kedai cepat saji yang makanannya sama sekali
tidak sehat tetapi banyak disukai orang hehehe,
sambil mengamati lalu lalang disitu.
sebelumnya saya sempat jeprat jepret sudut sudut yang menarik dari arsitektur airport ini dan mengobrol dengan seorang pramugari
Malaysia Airways yang berjilbab dan cantik.
dia bertanya " Indonesia, Jawa ? "
dan sayapun sadar bahwa wajah Jawa saya ini memang familiar buatnya yang sudah sering bertemu orang orang Indonesia dari bermacam pulau ditanah air.
oya saya juga sudah mulai mendengar disana sini bahasa " loh, gue " pertanda orang orang betawi mau mudik, sayangnya tidak ada yang bicara
" tahes ta sam ? " hehe ...
saat pulang ini saya akan mampir ke Jakarta untuk sebuah acara penting keluarga, jadi saya mengambil penerbangan Lion Air sore hari ( 3 hari sesudahnya saya balik ke Malang dengan jalur murah Citilink .
oya, btw bagi yang rajin buka2 perubahan harga tiket pesawat on line, saat harga nya menurut kita mencapai titik lumayan rendah ya sebaiknya segera dibayar, lumayan lo bedanya bisa buat beli oleh oleh hehe )
oya, btw bagi yang rajin buka2 perubahan harga tiket pesawat on line, saat harga nya menurut kita mencapai titik lumayan rendah ya sebaiknya segera dibayar, lumayan lo bedanya bisa buat beli oleh oleh hehe )
diam diam saya melamun, mengapa Indonesia sangat lamban dalam pembenahan
infrastruktur? apakah karena tiap mega-proyek lebih disibukkan oleh
rencana rencana peng korupsi annya dibanding pelaksanaan proyeknya sendiri sehingga proyek terbengkalai?
dan, mengapa Malaysia bisa, kita tidak?
bermacam pertanyaan membawa pikiran saya mengelana bahkan saat saya melihat KL yang terlihat cantik dari udara, saya melamun :
"Indonesiaku, engkau kaya namun miskin" .... mengapa bisa terjadi? ....
dan saat mendarat di Cengkareng , hangout sejenak dengan penjemput saya di
( sekali lagi ) sebuah kedai cepat-saji juga, hanya berbeda merek.
aduhhh ....,
tiba tiba saya rindu mengulang menjadi " vegetarian gadungan " seperti di KL yang lalu dan agaknya benar benar From Kuala Lumpur With Love .... ! ( th )
My Special Thanks go to :
01. Nessia Cahaya
02. Li Ying and boy friend
03. Marsya Karen
04. Ela Sulaenah
05. Mr. Hisyam
06. Mr. Omar
07. Mala
08. Anin
09. Peter
10. My sons
" GOD bless you all ! "
( 4/ empat gambar terbawah KLIA diambil dari google untuk pelengkap )
2 komentar:
Salam admin, posting yang bagus tentang Malaysia. Menurut saya Indonesia lebih kaya dari Malaysia dengan Hasil bumi dan Parawisatanya namun sayang wakil2 pemerintah tak menjalankan tugas untuk Rakyat.
Terima kasih komennya ya, menjadi tugas kita bersama untuk melestarikan, menjaga,mengembangkan dan mempromosikan dengan lebih baik potensi tanah air supaya kita tidak " kecolongan " terus menerus dengan tetangga2 yg lebih cerdik! Salam.
Posting Komentar