09 Desember 2009 menyisakan beberapa catatan. Ada catatan kecemasan pejabat yang bahkan menurut beberapa kalangan sudah menjurus ke paranoid.
Ada catatan kegalauan sekelompok tokoh tokoh anak bangsa atas nasib negeri tercinta ini. Ada kemarahan masyarakat, mulai pemulung hingga mahasiswa dan tokoh tokohnya yang merasa " ikut memiliki " negeri yang tercabik cabik ini.
Ada catatan kegalauan sekelompok tokoh tokoh anak bangsa atas nasib negeri tercinta ini. Ada kemarahan masyarakat, mulai pemulung hingga mahasiswa dan tokoh tokohnya yang merasa " ikut memiliki " negeri yang tercabik cabik ini.
Pejabatnya hanya memikirkan ketakutan kehilangan posisinya, sementara rakyat ketakutan bahwa negeri ini akan semakin terpuruk kedepannya. Tidak klop.
Maka " mumpung " ada HAK ( Hari Anti Korupsi ) Sedunia yang jatuh 09 Desember 2009, di
" tumplek bleg " an lah segala uneg uneg dalam bentuk deklarasi yang terdiri dari 5/lima poin yang kemarin dibacakan oleh wakil mahasiswa di salah satu titik demo strategis di Ibu Kota. Poin terakhirnya sampai harus diulang beberapa kali karena paling menarik dan patut digaris bawahi yaitu Pemberantasan Korupsi Harus Dimulai dari Istana !
" tumplek bleg " an lah segala uneg uneg dalam bentuk deklarasi yang terdiri dari 5/lima poin yang kemarin dibacakan oleh wakil mahasiswa di salah satu titik demo strategis di Ibu Kota. Poin terakhirnya sampai harus diulang beberapa kali karena paling menarik dan patut digaris bawahi yaitu Pemberantasan Korupsi Harus Dimulai dari Istana !
Malamnya saya juga sempat nonton acara debat dilayar kaca antara pimpinan KOMPAK dengan
wakil dari Demokrat. Seru, panas dan sengit. Begitulah dialam yang " mulai " menumbuhkan demokrasi, diperlukan ruang untuk kebebasan ber opini meskipun harus " eyel2an" tetapi semuanya bermuara pada satu tujuan yang sama ( semoga ) : Indonesia Yang Bersih !!
Dalam sejarah bangsa ini, presiden presiden yang terpaksa harus " jatuh " adalah juga sekaligus pahlawan pahlawan dijamannya. Jadi rasanya memang tidak perlu cemas bahwa masa kejatuhan itu PASTI datang, baik secara alamiah maupun paksa. Mengapa? Karena memang negeri ini senantiasa memerlukan negarawan negarawan sejati yang setia mengabdi kepada kepentingan rakyat, sehingga apabila rakyat merasakan adanya " perselingkuhan idealisme " yang melenceng dari tujuan semula, SIAPAPUN orangnya atau presidennya, sudah pasti sejarah akan mencatat ( kembali ) kejatuhan sang pemimpin dari tahtanya. Demikian itu adalah hukum alam.
Tidur dengan nyenyak, bangun dengan rasa tenteram dan optimis, terbuka kepada kritikan, mau mengakui keberhasilan orang lain, bersedia berbagi kepopuleran bahkan dengan bawahan sekalipun, senantiasa terbuka kepada hal hal baru yang positip, tidak bercuriga dan mampu
memberikan rasa teduh dan aman kepada lingkungannya, serta senantiasa lurus dalam niatan dan tindakan, adalah beberapa resep buat para petinggi negeri ini agar kecemasannya tidak lagi ditangkap pemirsa yang berjumlah 200 juta lebih ini sebagai kecemasan yang egois alias hanya berkutat pada kepentingan pribadi atau pencitraan pribadi.
Anti Korupsi, ayo kita dukung hingga keakarnya yang dimulai dari diri kita sendiri. Tidak korupsi waktu di kantor misal untuk ber FB, ke Mall dll, korupsi duit misal me markup proyek, korupsi jabatan misal menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan pribadi dan banyak lagi.
Sudah siapkah kita memulainya dari
diri sendiri?
( Foto paling atas kiri, diambil dari berita
demo 09.12.09 di detik.com )
" Bila Anda Korupsi Hingga Penuh Mulut Anda,
Dapatkah Anda Menikmati Hasil Korupsi
nya atau terpaksa harus memuntahkannya
kembali? "
( funnypicturesgalerry )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar