.. " Angel Wes Kandanane .... ! "
banyaknya kerumunan masa disaat pandemi ,
membuat kepala geleng2 meski
bukan tersebab Parkinson .
mereka ini ngotot bin ndableg melanggar ptotokol ,
seolah pandemi sudah minggat !
menyaksikan betapa santainya orang orang yang
punya gawe mulai mantu , hepi hepi ditempat tempat
wisata , dll dll " pating kruntel " seolah
covid19 sudah minggat !
bukan cuma kruntelan , ngerinya lagi sudah
tidak ada
yang ingat masker , boro boro cuci tangan
atau maskeran , wong desek2an saja semakin
merasa anget dan " guyub " !
edhannn...
saya pribadi sudah 8 bulan lebih tidak berani
bertamu atau sebaliknya menolak ditamui
karena semata saling menjaga .
saya tawarkan ada Guest House yang cakep2
dan tinggal pilih .." sadis kah saya ? " , mungkin ya ,
tetapi siapa yang menjaga diri saya kalau bukan
saya sendiri dan cara saya menjaganya antara lain
ya dengan cara " sadis " tadi hehehe ..
pasti tidak lupa bagaimana saya
memohon dengan hormat untuk duduk dibelakang ,
padahal isinya
hanya dua orang ! ( maaf pasti bu Indra ataupun
bu Sita dll tidak akan
pernah lupa " kesadisan " saya
memperlakukan beliau beliau hehehe .. ) .
mengatur meja sendiri2 sehingga obrolan kami
berjarak dua meter lebih hahaha ..
tetapi mereka malah bilang
" nggapapa mbak , ini bener , jadi sama2 aman .. " !
( sementara ngobrol masker tetep dipakai
setelah sebelumnya cuci tangan ) .
sebegitu menjaganya kita yang bukan Nakes,
agar pengorbanan para Nakes tidak sia sia dan
urusan2 " duniawi " tetap bisa berjalan dalam
kepatuhan protokol .
sebagai akibat kruntelan tadi , siapa yang harus
paling bertanggung jawab ? dicopotnya pejabat2
yang dianggap lalai membiarkan adanya kruntelan2
sudah tentu tidak fair ketika tidak dibarengi
dengan pertanggung jawaban pihak2 atau
orang orang yang bertindak sebagai Inisiator atau
Penggagas atau Pemilik Hajat apapun itu !
dari hajatan2 tersebut sebab sang penggagas
tidaklah mungkin bekerja sendiri .
sehingga ketika sebuah hajatan ditengarai berpotensi
" melanggar protokol pandemi " ,
maka segenap pihak yang terlibat sudah wajar
harus ikut memikul bersama tanggung jawab
dan konsekwensinya .
saya sungguh rindu kepada karakter2 kesatria
yang dengan terbuka dan sportif
mengakui kesalahannya
dan siap menerima konsekwensinya jika memang
ditemukan melanggar atau bersalah .
" dalam hajatan / acara yang lalu ,
saya memang inisiatornya . adapun pihak2 yang
membantu terselenggaranya hajatan / acara tersebut ,
adalah semata karena adanya keseganan
mereka untuk melarangnya dan
untuk itu saya mengajukan diri saya sebagai
penanggung jawab penuh dari pelanggaran tersebut
dan siap menerima sanksi maupun hukuman
yang sesuai dan meminta keringanan sanksi
bagi pihak2 lain yang telah membantu
penyelenggaraannya karena sayalah yang
lebih patut menerima konsekwensinya " ...
saya terjatuh dari tempat tidur dan terjaga dari
mimpi tentang sang inisiator yang kesatria tadi ,
yang ternyata cuma saya temukan
dalam mimpi ..
sedih karena dalam kenyataannya ,
para inisiator dan pihak2 yang mendukung nya
justru ramai2 menghujat yang
menegur pelanggarannya ..
mungkin Tuhan juga sudah mulai bosan dengan
tingkah kita semua ( seperti kata Ebiet ) ,
mungkin Tuhan lah yang akan menjatuhkan
sanksiNYA karena sanksi yang dijatuhkan
oleh manusia tidak digubris ..
mungkin pandemi tidak punya ujung atau
berujung pada kemusnahan umatNya
yang ndableg2 bin angel kandanane ini ..
wallahualam ..
( Writing : Titiek Hariati , 20.11.20 )
gambar2 diambil dari google .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar