Serial Menutup Akhir Tahun 2019
Dengan Catatan Padat
( 15 )
memang tidak mudah meninggalkan sesuatu
yang sudah terlanjur membuat nyaman atau kerasan .
demikian juga dengan rumah .
dengan angan angan kepingin menikmati
Week End Home untuk pergantian suasana ,
maka sekian tahun lewat angan angan ini
( alhamdulillah ) bisa terwujud setelah
berburu area disekitar Malang .
rumah pertama , area ini juga memiliki view cantik
yang saat itu masih perawan disana sininya .
week end menjadi sebuah rutinitas jogging
yang tidak tanggung tanggung yakni
melewati jalan2 tikus hingga menembus ke
taman rekreasi Sengkaling .
sebuah kawasan bertema Bali sehingga disetiap
sudutnya banyak ditemukan patung2 Bali
dan ditengah tamannya ada miniatur
dari Garuda Wisnu Kencana yang megah itu .
udaranya yang bersih dan jauh dari kebisingan
kota adalah daya tarik utamanya .
beberapa tahun pulang pergi antara
rumah " kota " dan " desa " ini telah menciptakan
keakraban dengan para tetangga di GD sehingga
terkadang saya bahkan lebih mengutamakan
acara2 pertetanggaan di GD daripada
jalan tikus melewati kebun jeruk , tebu , ubi dll
sehingga lebih mirip sebuah petualangan kecil
karena harus menerobos bermacam
ladang dan kebun serta pemandangan gunung
yang cantik .. !
kebetulan rumah di GD itu memiliki dua sisi ,
sisi depan adalah berhadapan dengan
rumah tetangga , sisi belakang adalah
Taman Mini
Garuda Wisnu Kencana .
Garuda Wisnu Kencana .
kenyamanan ini memang tidak berlangsung hingga
sekarang karena merebaknya isu bahwa
pihak developer bermasalah dengan pihak bank .
maka sebuah keputusan yang cepat dan berat
saat itu harus segera diambil :
House for Sale ( ini bukan judul lagu lho ! ) .
keputusan yang terkesan tergesa ini bagaimanapun
ternyata dibelakang hari mempunyai dua sisi :
sisi positip :
adalah bahwa sang developer memang akhirnya
berurusan dengan yang berwajib
dan banyak rumah2 di GD yang saat itu belum
memegang sertifikat menjadi bermasalah .
saya termasuk beruntung karena sudah
ber SHM berkat " kengototan " saya menghadapi
developer yang kala itu mulai terasa
" mbulet dan ruwet " !
sisi negatip :
bahwa penjualan rumah tersebut adalah
sebuah ketergesaan karena ternyata dibelakang
hari ada manajemen baru yang
" menyelamatkan " Graha Dewata yang kolaps
dan saat ini GD terlihat sudah kembali sehat .
maka bila pada tanggal 18 Desember 2019 yl ,
entah karena apa tiba tiba saya
merasa rindu dengan atmosfer GD dan saya
habiskan waktu disana beberapa jam ,
adalah bukan untuk menyesalinya tetapi untuk
melihat apa saja perubahan yang ada sejak
saya tinggalkan sekian tahun lamanya .
( yang mengharukan adalah bahwa beberapa
tetangga dan petugas keamanan
ternyata masih ingat pada saya siang itu )
ditangan manajemen yang baru ,
GD nampak lebih teratur dan bersih dan
sayapun menengok sejenak ex rumah week end itu
dan jeprat jepret disekitarnya .
pernahkah pembaca memiliki kerinduan
yang sejenis ini ? kalau pernah ,
mungkin tulisan ini bukan asing sebab sesungguhnya
sebuah rumah adalah tempat kita berbagi jiwa ,
bukan sekedar menaruh badan untuk istirahat .
tetapi apakah saya masih berkeinginan
untuk kembali menikmati kembali setiap
akhir pekan disitu dan setiap malam
dapat menikmati cantiknya
kota Malang dari ketinggian ?
saya lihat disekitar area itu telah tumbuh subur
berbagai kedai , warung , cafe , toko ,
perumahan2 baru dll .
sebut saja ada cafe Bukit Delight , Green Barn ,
Kopi Pete , dll yang seabreg dan Mie Kober juga
sudah setengah jadi kerangka bangunannya .
yang jelas sudah jauh lebih ramai daripada dulu .
waktu membawa perubahan ,
perlahan namun pasti ketenangan itu akan
terus berkurang .
maka sungguh tidak ada jawaban untuk
pertanyaan diatas ...
" mbulet dan ruwet " !
sisi negatip :
bahwa penjualan rumah tersebut adalah
sebuah ketergesaan karena ternyata dibelakang
hari ada manajemen baru yang
" menyelamatkan " Graha Dewata yang kolaps
dan saat ini GD terlihat sudah kembali sehat .
maka bila pada tanggal 18 Desember 2019 yl ,
entah karena apa tiba tiba saya
merasa rindu dengan atmosfer GD dan saya
habiskan waktu disana beberapa jam ,
adalah bukan untuk menyesalinya tetapi untuk
melihat apa saja perubahan yang ada sejak
saya tinggalkan sekian tahun lamanya .
( yang mengharukan adalah bahwa beberapa
tetangga dan petugas keamanan
ternyata masih ingat pada saya siang itu )
ditangan manajemen yang baru ,
GD nampak lebih teratur dan bersih dan
sayapun menengok sejenak ex rumah week end itu
dan jeprat jepret disekitarnya .
pernahkah pembaca memiliki kerinduan
yang sejenis ini ? kalau pernah ,
mungkin tulisan ini bukan asing sebab sesungguhnya
sebuah rumah adalah tempat kita berbagi jiwa ,
bukan sekedar menaruh badan untuk istirahat .
tetapi apakah saya masih berkeinginan
untuk kembali menikmati kembali setiap
akhir pekan disitu dan setiap malam
dapat menikmati cantiknya
kota Malang dari ketinggian ?
saya lihat disekitar area itu telah tumbuh subur
berbagai kedai , warung , cafe , toko ,
perumahan2 baru dll .
sebut saja ada cafe Bukit Delight , Green Barn ,
Kopi Pete , dll yang seabreg dan Mie Kober juga
sudah setengah jadi kerangka bangunannya .
yang jelas sudah jauh lebih ramai daripada dulu .
waktu membawa perubahan ,
perlahan namun pasti ketenangan itu akan
terus berkurang .
maka sungguh tidak ada jawaban untuk
pertanyaan diatas ...
( Writing & Photos by Titiek Hariati ,
December 18th , 2019 )
keterangan foto :
01 . saya dan miniatur GWK di GD
02 . miniatur GWK yang cantik ,
dulu rumah saya hanya
berjarak 20 meter dari patung ini
03 . view senja yang cantik dari ketinggian GD
04 . lagi , saya dan miniatur GWK ..
December 18th , 2019 )
keterangan foto :
01 . saya dan miniatur GWK di GD
02 . miniatur GWK yang cantik ,
dulu rumah saya hanya
berjarak 20 meter dari patung ini
03 . view senja yang cantik dari ketinggian GD
04 . lagi , saya dan miniatur GWK ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar