Senin, 13 Juni 2016







.. " Surat Atas Nama Ombak dan Pasir " ..

bosan dengan laut ? no way .
 jangan ditanyakan sudah berapa ratus kali saya berada di area  laut Malang selatan .
apalagi sejak sebagian dari jalur lingkar selatan sudah keren , saya selalu merasa terpanggil untuk kesana . 
dan yang terakhir adalah minggu yang lalu .
 bukan hanya menyaksikan debur ombak nya yang terkenal ganas , tapi juga pemandangan dan 
ikan bakarnya adalah magnet lain . kebetulan saat itu bersamaan dengan rombongan gowes yang sedang 
melakukan bergowes ria  disepanjang jalan mulus lingkar selatan , 
maka sejauh mata memandang saya hanya melihat kaos biru putih seragam dari peserta gowes ini . 
ratusan pesertanya memenuhi jalanan dan warung warung sepanjang jalan . 
tetapi bukan itu yang meresahkan hati saya .
 ada yang membuat saya cemas setiap kali kesana  yaitu pertumbuhan yang super cepat dari
 warung , penginapan , kedai kedai sovenir dll yang mulai menjamur dan menutupi pemandangan laut
 yang semula lapang dan lega untuk dinikmati . 
maka meski peluang dibacanya blog ini oleh bapak bapak petinggi yang terkait hal ini sangat kecil , 
tetapi saya pikir uneg uneg harus saya keluarkan ,
sebagai bentuk panggilan moril masyarakat awam   yang merasa " ikut memiliki dan menjaga 
 tiap jengkal dari tanah airnya " melalui  draft kecil saya kepada beliau beliau yang saya sendiri belum tahu surat itu nanti
 akan dikirim melalui apa  . moga2 saja beliau2 itu memiliki sejenis Kotak Saran di web nya untuk rakyat seperti saya ini .
 adapun bunyi orek2an   saya itu  seperti ini :


 Yth Bapak Gubernur Jatim dan Bapak Bupati Malang Raya ,
jalur lingkar selatan perlahan tapi pasti akan menjadi etalase Jawa Timur bahkan Indonesia secara 
umum nantinya . peluang peluang investasi serta perencanaan kedepannya sebagai salah satu gerbang penting 
dunia maritim Indonesia akan sangat berperan baik secara nasional maupun internasional .
 dan mengamati  tumbuh kembangnya pariwisata diwilayah tersebut saat ini , ada rasa optimis tetapi sekaligus kekhawatiran .
 betapa tidak ? dalam kurun waktu singkat , 
disepanjang jalur yang semula lega , lapang dan bersih serta bebas hambatan dalam menikmati pemandangan laut yang cantik , terlihat adanya pertumbuhan pesat dari berbagai usaha pariwisata yang
sayangnya  tampak agak " semrawut " . 
warung warung makanan , minuman , cendera mata , wc umum , penginapan dll saling bersaing menempati
 area area strategis yang justru menutupi keindahan sepanjang garis pantai yang semula sangat bebas untuk dinikmati dan gratis !
 tetapi masalah utamanya BUKANlah soal Gratis dan Tidaknya  saat ini dan dikelak kemudian hari .
kesemua usaha diatas sudah tentu juga merupakan penghasil limbah baik limbah rumah tangga , warung warung , penginapan dll
 yang mencemaskan . contoh kecil adalah limbah plastik dan limbah cucian dari 
rumah rumah maupun penginapan , warung dll yang secara perlahan tapi pasti akan mencemari sekaligus 
mengancam kelestarian biota laut seperti halnya pantai Sendang Biru yang sudah " terlanjur hancur " .
tidak adanya  aturan yang Jelas dan Tegas akan mengancam  lingkungan disitu kalau kelak 
area ini akan semakin  dipadati oleh usaha2 seperti diatas . 

 kalaupun ada aturannya , namun tanpa adanya pengawasan yang melekat dan sanksi tegas tidaklah berguna .
 tulisan2 di papan peringatan beserta nominal denda bagi pelanggarnya tidaklah cukup . 
diperlukan sebuah kesungguhan dalam menegakkan kelestarian lingkungan yang ada sehingga
 setiap pelaku usaha akan berhati hati untuk tidak melakukan pelanggaran ataupun pencemaran lingkungan .
 sebuah Program Pelatihan diwajibkan bagi setiap pelaku usaha disepanjang garis lingkar selatan guna
menyamakan Visi Misi akan pentingnya 
menjaga , merawat dan melestarikan lingkungan sekaligus ikut mendukung citra positip Indonesia
 sebagai negara maritim terbesar dunia dan tidak semata mencari keuntungan bisnis !
 mungkin sesekali Bapak Bapak perlu melakukan " sidak atau blusukan tanpa sirene dan patwal " untuk mengetahui kondisi 
yang ada secara lebih natural . 
memang Bapak Bapak tidak perlu menyamar sebagai Batman pada malam hari untuk melihat situasi on the spot pada night - life 
disana maupun siang hari pada saat sebagian besar orang beraktivitas . 
tetapi sebuah sidak setidaknya akan memberi gambaran lebih jujur dibanding laporan staf yang cenderung " di bagus2 kan ". 
bila usaha usaha pariwisata ini tidak segera ditata , ditakutkan satu ketika akan semakin menyulitkan untuk menertibkannya
 dan kalau akhirnya ada kebijakan relokasi dll sudah tentu akan membutuhkan jauh lebih
 boros Tenaga , Pikiran dan Dana
jadi mengapa kita hampir selalu lebih suka Mengobati daripada Mencegah untuk tidak jatuh sakit ?
Bapak Gubernur dan Bapak Bupati yang saya hormati ,
saya kebetulan hanya warga masyarakat biasa yang tidak punya akses apapun pada siapapun atau
 lembaga manapun kecuali bahwa saya sebagai pecinta lingkungan melihat area lingkar selatan saat ini mirip dengan sebuah 
Bom Waktu yang satu saat akan booming dan " meledakkan " berbagai permasalahan lingkungan ! 
kesadaran yang masih sangat rendah kepada cara pembuangan dan pengolahan limbah ,
 pengaturan tata letak bangunan dan eksploitasi lingkungan yang didasari pada kelestarian lingkungan
adalah  salah satu problem serius bagi kita semua . 
dan sebagai salah satu citra perwajahan atau etalase untuk propinsi Jatim bahkan Indonesia ,
semoga jalur lingkar selatan ini bisa menjadi percontohan untuk sebuah kawasan wisata bahari yang 
mendukung konsep Kelestarian Lingkungan Global !
barangkali tak ada salahnya kita meneladani tetangga terdekat Singapura dalam hal penegakan aturan yang
 terkenal sangat ketat dan disiplin hingga mendapat julukan " The Fine City " atau Kota Denda . 
meludah sembarangan , kentut di lift , membawa durian masuk hotel / apartemen , 
memberi makan burung ditempat umum , merokok ditempat umum , dll dll semuanya serba dikenai denda yang ini tidak sekedar
 gertak sambal tapi dilaksanakan dengan sungguh2 dan anti suap ! 

  menjadi pemimpin yang membawa perobahan kearah positip memang tidak mudah sebab 
akan banyak berhadapan dengan demo demo , petisi petisi , bahkan tak jarang ancaman ancaman . 
maka mengutip kalimat mantan PM Singapura Lee Kuan Yew bahwa 
" Aku siap untuk tidak disukai rakyat , asalkan aku bisa membawa Singapura kearah yang lebih baik , teratur dan disiplin serta
 terhormat di Asia khususnya " ! dan itu memang dibuktikannya dalam 
merobah Singapura yang dulu  kusam serta kurang teratur menjadi sebuah negara yang super teratur , disiplin dan maju dengan
 tingkat pendapatan tinggi serta cemerlang sebagai penjual jasa SDM terkemuka dunia
 meski negaranya hanya berukuran mini dan miskin SDA .
maka sungguh saya tidak tahu apakah Bapak Bapak juga akan siap di demo nantinya kalau harus berhadapan dengan
 pelanggar pelanggar kelestarian lingkungan tetapi memakai alasan perut sebagai dalihnya ?
 Indonesia tampaknya memang butuh banyak figur pemimpin yang Siap Untuk Tidak Dicintai Rakyat demi keberpihakannya pada
 ketertiban dan kelestarian lingkungan dibanding
pemimpin yang " demi dicintai rakyat  tak apa apa meskipun lingkungan menjadi amburadul " !
Bapak Bapak yang saya hormati , 
saya mohon maaf bila surat kecil ini kurang berkenan dihati Bapak Bapak ,
 tetapi kalau tidak saya tulis dan sampaikan rasanya " ngganjel " sebab apapun yang ada dibumi tercinta 
Indonesia ini , tanah , air , kekayaan fauna flora dan segala yang terkandung didalam laut / tanah / sungai / danau / gunung 
dll nya adalah milik segenap bangsa dan rakyat Indonesia dimana
 kita semua berkewajiban menjaga serta melestarikannya agar anak cucu kelak masih dapat mengenal 
yang namanya ikan Lumba Lumba , Tuna , Harimau , Gajah , Pohon Kopi , Pohon Karet , Burung Rajawali ,
 Burung Kakatua Jambul , dll dll yang menjadi kekayaan Indonesia dan bukan hanya tinggal gambar gambarnya di e - books !
penggerusan kekayaan mineral dan tambang kita oleh bangsa asing yang memprihatinkan seperti 
yang ada di Grassberg Freeport hanyalah contoh kecil bagaimana " cueknya " para pemimpin kita terhadap isu isu kelestarian
lingkungan sehingga ketika semua kekayaan itu habis disedot oleh asing barulah kita sadar dan berteriak teriak .
terima kasih Bapak Bapak atas waktunya membaca surat orang bodoh ini , 
semoga Bapak Bapak diberikan kemudahan dalam menegakkan pembaharuan mind-set kita sekalian terkait isu
 Pelestarian Lingkungan di tanah air umumnya dan khususnya di Jatim plus sedikitnya di Jalur Lingkar Selatan Malang .
oya ada catatan tambahan sedikit yaitu bahwa jalan antara Balekambang kearah Kepanjen ternyata sangat tidak layak dilalui
 karena lobang lobangnya yang membahayakan terutama bagi pengendara motor khususnya dimalam hari , 
yang juga memerlukan perhatian khusus dan kelihatannya sangat terabaikan selama ini .
salam hormat,
( th )

( all photos by : th , South Sea , Malang ,  June2016 ) 
" The Calling of The Waves "

Tidak ada komentar: