12 Maret 2016 subuh dan bahkan fajar belum merekah sepenuhnya ,
ibunda tercinta telah dijemput kepangkuan NYA ..
dipagi buta itu , dipagar dokter yang menjadi tetangga terdekat ,
saya mengetuknya dan berusaha mengais harapan bahwa dokter akan segera menjenguk ibunda yang
pagi itu tiba tiba terlihat drop . dan dalam ketergesaan ,
ibu dokter berlari kecil kerumah dan bersegera memberikan bantuan .
degup jantung yang mengencang , seolah melumpuhkan sendi dan nadi ketika akhirnya dokter memastikan
" ibunda sudah pergi .... " ...
saya tercekat dan pandangan mengabur meski telah tahu sejak lama bahwa ini akan terjadi ,
tetapi nyatanya saya tidak sesiap yang diduga ..
89 tahun adalah sebuah anugerah , karena tidak banyak yang dapat mencapainya terlebih dijaman yang
serba instant ini , dimana segenap gaya hidup sudah berobah total .
mulai pola makan , pola pikir dan banyak lagi yang sering terdengar KUNO namun sebenarnya sarat kebenaran .
masih segar dalam ingatan bagaimana beliau menghindarkan saya dari jajanan2 kurang
sehat diluar rumah dan membuatkan sendiri makanan minuman yang sehat sejak saya
masih dibangku SD atau SR dimasa itu .
lalu nasehat nasehat yang seringkali sulit diterima remaja angkatan saya kala itu ,
tetapi bila dimaknai sungguh sangat beralasan dan benar .
contoh : " anak gadis jangan berdiri ditengah pintu apalagi pada saat mahgrib " ,
ini bukan tahayul tetapi sebuah pesan agar gadis atau wanita sebaiknya berada didalam rumah dan
tidak berada diluar pintu atau rumah agar tidak dicemooh sebagai yang " liar " .
lalu juga dalam hal busana , saat itu saya belum ber hijab sebagaimana sekarang karena pada masa itu
hijab belumlah menjadi " trend " apalagi sebuah " tuntutan aqidah " .
tetapi beliau sering bernasehat agar
" gadis atau wanita sebaiknya tidak meng ekspose tubuhnya karena kehormatannya terletak antara lain pada
caranya berbusana , bila terlampau terbuka maka itu adalah pengetuk syahwat pria yang
biasanya hanya dilakukan oleh wanita2 yang bisa dibeli oleh uang " .
atau mungkin warisan ibunda yang lain adalah ini :
" kesabaran meruntuhkan kekerasan ,
bak tetes tetes air yang perlahan namun pasti melubangi batu cadas yang keras " .
sungguh banyak hal yang engkau teladankan tanpa kata ,
karena dalam diammu engkau bicara ribuan kata .
diatas tanah makammu yang masih basah dan memerah , segala doa kami tertumpah .
meski engkau tidak lagi ada dipembaringanmu ,
hidup selamanya dihati dan keseharian anak dan cucu cucumu karena ia menjadi pelita yang menerangi
hari hari kami yang terkadang murung dan berawan .
hingga engkau terbaring abadi dalam pelukan bumi yang dingin ,
kami yakin bahwa segala amalan dan ibadah yang pernah engkau lakukan semasa hidupmu ,
membuat tanah disekelilingmu menjadi sebuah selimut hangat yang abadi , amin .
ibu ,
bahkan hingga napas terakhirmu , kami semua belum mampu membalas darah dan keringat yang
pernah engkau cucurkan dalam membesarkan kami .
darah dan keringat itu tidak akan pernah dapat dihitung dengan angka dan rupiah ,
karena kami tahu engkau memberikannya setulus hati .
sementara kami hanya mampu menghitungnya berdasar matematika yaitu perkalian tahun dan besar biaya yang pernah
dikeluarkan dalam membiayai dan membesarkan kami ,
dikeluarkan dalam membiayai dan membesarkan kami ,
sangatlah memalukan ... !
benarkah hitungan yang memalukan ini ?
engkau bahkan hanya tersenyum dan mungkin menjawab
" anakku , tidaklah perlu engkau bersusah menghitungnya , itu adalah sebuah amanah dan kewajiban seorang ibu pada
anak anaknya , maka simpanlah hitungan2mu ,
anak anaknya , maka simpanlah hitungan2mu ,
tetapi kelak ketika engkau membesarkan anak anakmu sendiri maka itulah saatnya engkau
melakukan hal yang sama pada mereka dan jangan pernah menuntut balasannya "
ibu ,
kamarmu saat ini kosong ,
aku menyapu dan mengepelnya dua kali sehari seperti biasanya seperti semasa engkau masih ada ,
tak ada yang berubah . yang berubah hanyalah atmosfernya ,
dimana aku tidak lagi keluar masuk kesana untuk menyiapkan susu atau memutarkan program2 religious di tv kamarmu .
tv itu tidak lagi pernah kunyalakan .
mungkin dari pembaringanmu yang abadi , engkau melihat kemurunganku ,
tapi percayalah bahwa aku mengikhlaskan semuanya sepenuh hati ,
karena segala sesuatu yang menjadi ciptaaan NYA pasti akan kembali kepada NYA .
semoga perjalananmu penuh dengan cahaya dan ridho NYA , amin YRA .
dalam doa ,
( photos by : th , Wafat Ibunda Tercinta , Maret 2016 )
01 . makam Kasin
02 . pemasangan rumput
03 . ibunda diapit ayahanda dan nenenda
04 . tahlilan
05 . mempersiapkan hidangan tahlilan
06 . hari 1 , ke 3 dan ke 7
07 . untuk yang dirumah
08 . kiriman dari mie setan
01 . makam Kasin
02 . pemasangan rumput
03 . ibunda diapit ayahanda dan nenenda
04 . tahlilan
05 . mempersiapkan hidangan tahlilan
06 . hari 1 , ke 3 dan ke 7
07 . untuk yang dirumah
08 . kiriman dari mie setan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar