Rabu, 23 Maret 2016








 >>>> Ibu , .. Sugeng Tindhak .. >>>>

12 Maret 2016 subuh dan bahkan fajar belum merekah sepenuhnya ,
ibunda tercinta telah dijemput kepangkuan NYA ..
dipagi buta itu , dipagar dokter yang menjadi tetangga terdekat ,
saya mengetuknya dan berusaha mengais harapan bahwa dokter akan segera menjenguk ibunda yang
 pagi itu tiba tiba terlihat drop . dan dalam ketergesaan ,
 ibu dokter berlari kecil kerumah dan  bersegera memberikan bantuan . 
degup jantung yang mengencang , seolah melumpuhkan sendi dan nadi ketika akhirnya dokter memastikan 
" ibunda sudah pergi .... " ... 
saya tercekat dan pandangan mengabur meski telah tahu sejak lama bahwa ini akan terjadi ,
 tetapi nyatanya saya tidak sesiap yang diduga .. 
89 tahun adalah sebuah anugerah , karena tidak banyak yang dapat mencapainya terlebih dijaman yang
 serba instant ini , dimana segenap gaya hidup sudah berobah total .


 tetapi ibunda merupakan " warisan jamannya " yang masih mengutamakan hal hal yang alami .
 mulai pola makan , pola pikir dan banyak lagi yang sering terdengar KUNO namun sebenarnya sarat kebenaran .
 masih segar dalam ingatan bagaimana beliau menghindarkan saya dari jajanan2 kurang 
sehat diluar rumah dan membuatkan sendiri makanan minuman yang sehat sejak saya
 masih dibangku SD atau SR dimasa itu .
 lalu nasehat nasehat yang seringkali sulit diterima remaja angkatan saya kala itu ,
 tetapi bila dimaknai sungguh sangat beralasan dan benar .
 contoh : " anak gadis jangan berdiri ditengah pintu apalagi pada saat mahgrib " ,
 ini bukan tahayul tetapi sebuah pesan agar gadis atau wanita sebaiknya berada didalam rumah dan
 tidak berada diluar pintu atau rumah agar tidak dicemooh sebagai yang " liar " . 
lalu juga dalam hal busana , saat itu saya belum ber hijab sebagaimana sekarang karena pada masa itu
 hijab belumlah menjadi " trend " apalagi sebuah " tuntutan aqidah " .
 tetapi beliau sering bernasehat agar
" gadis atau wanita sebaiknya tidak meng ekspose tubuhnya karena kehormatannya terletak antara lain pada 
caranya berbusana , bila terlampau terbuka maka itu adalah pengetuk syahwat pria yang 
biasanya hanya dilakukan oleh wanita2 yang bisa dibeli oleh uang " .
 atau mungkin warisan ibunda yang lain adalah ini : 
" kesabaran meruntuhkan kekerasan ,
bak tetes tetes air yang perlahan namun pasti melubangi batu cadas yang keras "  .
sungguh banyak hal yang engkau teladankan tanpa kata ,
karena dalam diammu engkau bicara ribuan kata .
diatas tanah makammu yang masih basah dan memerah , segala doa kami tertumpah .
meski engkau tidak lagi ada dipembaringanmu ,


 namun aku tahu bahwa nilai nilai kebajikan yang engkau pernah ajar dan wariskan akan tetap 
hidup selamanya dihati dan keseharian anak dan cucu cucumu karena ia menjadi pelita yang menerangi
 hari hari kami yang terkadang murung dan berawan .
hingga engkau terbaring abadi dalam pelukan bumi yang dingin , 
kami yakin bahwa segala amalan dan ibadah yang pernah engkau lakukan semasa hidupmu , 
membuat tanah disekelilingmu menjadi sebuah selimut hangat yang abadi , amin .
ibu ,
bahkan hingga napas terakhirmu , kami semua belum mampu membalas darah dan keringat yang
 pernah engkau cucurkan dalam membesarkan kami .
darah dan keringat itu tidak akan pernah dapat dihitung dengan angka dan rupiah ,
 karena kami tahu engkau memberikannya setulus hati .
sementara kami hanya mampu menghitungnya berdasar matematika yaitu perkalian tahun dan besar biaya yang pernah 
dikeluarkan dalam membiayai dan membesarkan kami , 
sangatlah memalukan ... ! 
benarkah hitungan yang memalukan ini ?
 engkau bahkan hanya tersenyum dan mungkin menjawab 
" anakku , tidaklah perlu engkau bersusah menghitungnya , itu adalah sebuah amanah dan kewajiban seorang ibu pada
 anak anaknya , maka simpanlah hitungan2mu ,
 tetapi kelak ketika engkau membesarkan anak anakmu sendiri maka itulah saatnya engkau
melakukan hal yang sama pada mereka dan jangan pernah menuntut balasannya "
ibu ,
kamarmu saat ini kosong , 
aku menyapu dan mengepelnya dua kali sehari seperti biasanya seperti semasa engkau masih ada ,
 tak ada yang berubah . yang berubah hanyalah atmosfernya , 
dimana aku tidak lagi keluar masuk kesana untuk menyiapkan susu atau memutarkan program2 religious di tv kamarmu .
 tv itu tidak lagi pernah kunyalakan .
 mungkin dari pembaringanmu yang abadi , engkau melihat kemurunganku , 
tapi percayalah bahwa aku mengikhlaskan semuanya sepenuh hati ,
 karena segala sesuatu yang menjadi ciptaaan NYA pasti akan kembali kepada NYA .
semoga perjalananmu penuh dengan cahaya dan ridho NYA , amin YRA .
dalam doa ,
anakmu .
( th )


( photos by : th , Wafat Ibunda Tercinta , Maret 2016 )

01 . makam Kasin
02 . pemasangan rumput
03 . ibunda diapit ayahanda dan nenenda
04 . tahlilan
05 . mempersiapkan hidangan tahlilan
06 .  hari 1 , ke 3 dan ke 7
07 .  untuk yang dirumah
08 . kiriman dari mie setan  
 





 

Tidak ada komentar: