menyedihkan .
satu kata saja yang ingin saya wakilkan disini atas
terjadinya gegeran di tubuh Partai Demokrat .
saya bukan siapa siapa , cuma rakyat jelata yang
melihat gonjang ganjing ini dengan rasa pilu .
dua kubu yang berseteru , kubu AHY yang notabene
juga berarti SBY , dengan kubu KLB Sumut yang
akhirnya menetapkan Moeldoko sebagai Ketua Umum .
yang saling tumpang tindih
bahkan ada yang menyerempetkan istana .
juga ada versi yang mencoba menganalisis adanya
skenario besar SBY untuk menaikkan pamor AHY lewat
gonjang ganjing . pusing .
maka meskipun saya bukan siapa siapa ,
apalagi bukan politisi ( meskipun sekian tahun lewat
pernah menjajal nya dan mundur karena
tawaran tawaran yang ' ajaib ' yang diberi
nama kontrak politik ) ,
maka saya mencoba melihatnya dari sudut pandang
saya pribadi saja . pertama , menurut saya ,
konflik2 perpecahan seperti ini juga sudah " lazim "
terjadi pada partai2 lain dalam sejarah ditanah air .
pemicu utama nya .
jadi bukan barang baru .
kedua , pada setiap partai , sudah tentu ada
deretan founder yaitu orang2 pertama yang
mengawali sebagai cikal bakal terbentuknya partai,
dan mereka adalah tercatat abadi sebagai pioner2
yang penuh jasa .
dalam perkembangannya , partai kemudian
merekrut orang2 baru yang memiliki visi misi sama
dengan para founder ini . dan setelahnya adalah
perekrutan para anggota partai yang memilih
partai sebagai sebuah representasi dari
cita cita pribadi maupun idealismenya .
dalam perjalanannya , banyak faktor yang bisa
mengubah " pilihan hatinya " , baik yang menyangkut
kinerja pengurus2 nya, elektabilitas dan legalitasnya ,
juga perubahan iklim sebuah
pemerintahan secara politis , ataupun " pesona "
dari partai lain yang dianggapnya lebih pas
dengan idealismenya dan atau yang terparah
bisa saja terjadi yaitu adanya
iming iming lembaran merah agar bersedia
berbelok arah .
pokoknya : ada kemungkinan yang tak terbatas kalau
sudah bicara politik , karena dalam berpolitik
sesungguhnya Tidak Ada Kawan dan Lawan !
selama kepentingan masih sama , adalah kawan .
ketika kepentingan mulai berbeda apalagi
bertentangan , kawan menjadi lawan .
demikian bolak balik .
di Partai Demokrat saat ini . yang membuat kaget
adalah justru muncul dan bersedianya tokoh senior
Moeldoko menjadi Ketua Umum versi KLB ,
yang sebelumnya pernah menyatakan
" tuduhan tidak berdasar dari AHY
" tentang selentingan " kudeta " nya .
kalau sekarang kedua kubu sedang bersiap siap memperjuangkan legalitas masing masing lewat
jalur hukum ,maka saya hanya bisa mengelus kepala !
bagi saya , dua tokoh senior ini , SBY dan Moeldoko
adalah tokoh tokoh yang selayaknya ada dalam
deretan Bapak Bapak Bangsa yang penuh kearifan
dan bijak dimana generasi generasi dibawahnya
dapat meneladani ketokohannya .
jam terbang mereka baik dalam pengabdian kepada
tanah air lewat karir militernya maupun pemerintahan ,
layak menjadi buku buku wajib yang harus
dibaca oleh para yuniornya !
tapi apa yang terjadi saat ini ?
SBY " turun gunung " menjadi perisai
ananda tercintanya ,
dan Moeldoko bahkan harus memecah fokusnya
sebagai KSP dan mengurusi pertikaian
dengan kubu AHY ...
wahai , apa sebenarnya dibalik semua ini yang
menjadi motif ? benarkah ini hanya " sekedar " adu
AD/RT 2005 dan 2020 atau ada hal hal lain ?
dapat terjadi dimana saja bahkan dalam skala terkecil
adalah rumah tangga .
tetapi bukankah partai memiliki aturan2 untuk mengkomunikasikannya
lewat jalur jalur yang semestinya ?
ataukah pemecatan pemecatan beberapa founder
Partai Demokrat itu dinilai sebagai sepihak tanpa
terlebih dahulu memberikan SP ?
ataukah .. ataukah .. ataukah .. ada asap , ada api ,
demikian pepatah , dan sebagai rakyat awam ,
saya hanya bisa menitip harap bahwa
gonjang ganjing ini Tidak Mengganggu Fokus
Pemerintah Dalam Mensukseskan Gerakan
Vaksinasi Bangsa karena hadirnya KSP nya
dalam kancah konflik ...
banyak pihak bahkan berharap Jokowi akan menentukan
sikap terhadap Moeldoko , tetapi kita tak perlu ikut
ber andai andai karena kita sangat yakin bahwa
Jokowi yang sudah sangat kenyang dengan
bermacam " permainan hati " dari sekelilingnya
pastilah tidak gegabah .
masing masing kubu dan pendukung2nya ,
semoga masih menyisakan nurani dikedua pihak
bahwa bangsa ini sungguh membutuhkan
pemimpin2 yang bersedia menyerahkan jiwa raga ,
pemikiran dan kerjakerasnya untuk
kemajuan bangsanya tanpa pamrih serta bijak dalam
menghadapi sebuah perbedaan pandangan
bahkan konflik .
tetapi kemana saat ini kita mencarinya kalau
selevel SBY dan Moeldoko saja tidak mampu
memberikan keteladanan ?
bangsa kita masih dibelit pandemi bahkan telah muncul
ancaman baru dari variant 117 yang sebetulnya
sejak Desember yl seharusnya sudah kita antisipasi ,
apakah tidak ada jalan lain bagi kedua kubu
untuk menyatukan Visi Misi nya demi kepentingan
yang lebih besar yaitu :
dan pulihnya perekonomian !
dimanakah pemimpin2 yang memahami ini ?
( Titiek Hariati , 09 . 03 . 21 )
gambar2 dari google :
01 . Moeldoko jaman masih rukun dg SBY
02 . AHY seusai melepas karir militernya
03 . Moeldoko yang kini Ketum Versi KLB
04 . SBY dan Bu Ani dalam kenangan
05 . Keluarga minus bu Ani
06 . Moeldoko yang masih harus " berjuang " ..
07 . AHY juga sedang " berjuang " ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar