.. " mBolang 2300km Malang - Banten " ..
( -- " Dari Cihampelas Ke Lawang Sewu " -- )
*********
dibagian ke 9/ sembilan mbolang ini ,
sedikit lebih panjang dan " ruwet " tersebab
bermacam hal yang muncul disepanjang perjalanan
baik yang lewat tol maupun yang " manual " .
berjalan ditol bukan tanpa masalah karena
musuh utama adalah kejenuhan dan akibatnya
bisa fatal karena mengantuk
kecuali musik atau radio yang terus menerus
diputar penghilang bosan .
meninggalkan Bandung pada pagi hari setela makan pagi dan berpamitan pada nyonya rumah
dan keponakan2 yang mengantar hingga
pagar rumah .
jeprat jepret bahkan dalam baju rumah
adalah sebuah tanda bahwa nyonya rumah
belum sempat mandi meskipun kami semua
sudah sholat subuh hehehe
dibagian ke 9/ sembilan mbolang ini ,
sedikit lebih panjang dan " ruwet " tersebab
bermacam hal yang muncul disepanjang perjalanan
baik yang lewat tol maupun yang " manual " .
berjalan ditol bukan tanpa masalah karena
musuh utama adalah kejenuhan dan akibatnya
bisa fatal karena mengantuk
kecuali musik atau radio yang terus menerus
diputar penghilang bosan .
meninggalkan Bandung pada pagi hari setelan pagi dan berpamitan pada nyonya rumah
dan keponakan2 yang mengantar hingga
pagar rumah .
sebuah janji akan bertemu lagi di Malang adalah peringan rasa haru karena mereka sudah
" memanjakan " saya selama di Bandung .
arah perjalanan adalah Semarang ,
dengan mengambil " jalan manual " hingga
Cirebon lewat Sumedang dll yang
saya coba merincinya sbb :
* Bandung - Semarang lewat tol Cileungsi
pada jam 7.01 melewati kampus ITB dan Unpad
yang baru di Jatinangor kabupaten Sumedang .
lanjut hingga Cadas Pangeran arah
Majalengka . tiba di Plumbon barulah masuk tol
arah Semarang dengan berhenti dua kali
di rest area yang maaf saya lupa namanya ,
untuk mengistirahatkan mata dan
punggung sejenak dengan kopi dan camilan
sambil mengisi etoll-card untuk ber jaga jaga agar tidak kehabisan ditengah jalan .
selanjutnya , maaf tidak terlampau merinci
perjalanannya karena masih panjangnya
mbolang saya di Semarang nanti yang saya
wakilkan lewat foto foto saja disini yaa ...
.. " S E M A R A N G " ..
sekitar jam 13 tiba di Semarang ,
langsung mencari guest house tetapi malah
mendapat Hotel Amaris yang letaknya tak jauh
dari Simpang Lima dengan diskon yang luar biasa
dimana masa pandemi memberikan
banyak " keuntungan " bagi traveler !
dilantai 3 dengan atmosfer yang resik dan terbuka
saya merasa lega . hanya sejenak meletakkan
barang barang yang tak banyak di kamar ,
selanjutnya tidak membuang waktu
untuk mbolang !
setelah makan siang disekitar Jalan Pemuda ,
saya langsung tancap gas ke area
Kota Lama Semarang yang berada di
Jalan Let Jend Suprapto , Semarang Utara .
sebuah tujuan wisata yang menarik karena
sebagian besar bagunan bangunan kunonya
masih terawat dan beberapa difungsikan
sebagai cafe , pusat UMKM , pasar barang antik ,
galeri , museum dll .
seperti halnya Kota Tua di Jakarta ,
disinipun dibuka 24 jam dan tidak ada tiket masuk
karena areanya yang memang terbuka .
bagi pecinta fotografi , Kota Lama ini laksana
samodra ide yang tak punya dasar , sebab disudut
manapun kita akan temukan angle angle
yang unik menarik dan otentik !
gerimis menyertai blusukan saya dan bahkan
secara tak terduga saya bertemu
dengan eks kolega
di Yogya yang kami sudah berbelas tahun tidak bertemu ! demikian agaknya saat Allah berkehendak ,
dimana dan kapanpun tidak sebutir mahlukNya
yang mampu mengetahui dan menolaknya ..
puas mblusuk , sayapun bergegas kearah
Lawang Sewu sebagai tujuan lain yang saya
sudah lama mengimpikannya karena
beberapa kali ke Semarang selalu saja meleset !
tetapi akibat kelewat lama menikmati Kota Lama
maka saya harus menanggung kerugiannya
karena ternyata tour ke Lawang Sewu harus
tertunda hingga besok pagi alias sudah tutup .
" Maaf .. besok pagi saja karena ini sudah
akan tutup dan mengelilinginya membutuhkan
waktu lama " , kata petugasnya .
apa boleh buat , gerobag diarahkan ke bagian lain
dari kota Semarang dengan
bantuan arah dari mbah Google , tujuannya
adalah :
Klenteng Sam Poo Kong .
terletak di Semarang Barat tepatnya di Bongsari
adalah merupakan Klenteng Tertua di Semarang
dan memiliki perpaduan gaya arsitektur
China dan Jawa .
dan sekali lagi , kesialan nyaris kedua kali
menimpa saya karena disinipun klenteng cantik
ini sudah hampir tutup !
tetapi beruntung ada serombongan pengunjung Bandung dalam satu bus
yang baru saja memasuki area klenteng
dan petugas memberitahu saya bahwa
" kalau bersedia bergegas dan bergabung dengan
rombongan , maka masih dimungkinkan
masuk sebelum kami tutup ! "
woulaaa ! yo wes ,
mana mau saya dua kali sial
maka setelah tiket masuk saya ambil ,
saya berlarian menyusul kedalam klenteng dan
" bergabung " dengan rombongan ... !
ternyata mereka belum terlalu jauh dan setelah
bertemu maka sayapun memisahkan diri
untuk menjelajahi klenteng besar
yang cantik ini !
matahari berangsur tenggelam dan beruntung
saya mendapatkan sudut sudut yang menarik
dengan bantuan cahaya minim sunset yang
remang remang nyaris gelap !
patung patung berukuran besar
yang banyak disitu , menambah suasana sedikit
" mistis " karena saya adalah
pengunjung terakhir dan rombongan tadi terpisah
jauh diruangan lain !
saya butuh banyak jepretan dan saya harus
memanfaatkan waktu " seefisien " mungkin
karena saya tidak boleh tertinggal dari
rombongan saat keluar nanti kalau tidak ingin
terkunci didalamnya hiiiii ..
saya tinggalkan Sam Poo Kong menuju arah Simpang Lima untuk menangkap " ruh " nya
diwaktu malam . deretan warung disitu tidak
saya lewatkan untuk dapat " menangkap " atmosfer
Simpang Lima dan saya
nikmati sotonya sambil jeprat jepret .
setelahnya saya menyeberang ke bundarannya dan berjalan mengelilinginya setelah sebelumnya
mendapat tawaran untuk naik
becak berlampu yang
ada disitu dengan tarif 50 ribu sekali keliling .
( ingatan saya terseret ke masa bekerja di dua tempat ,
pertama ,
saat di perusahaan telekomunikasi yang kala
itu masih berbasis teknologi Analog
sekitar tahun 2000 an di Surabaya dan
kedua ,
saat di Universitas Ma Chung .
keduanya sering menugasi saya ke Semarang
dengan fungsi yang berbeda dan keduanya
membuat saya kangen
dengan Simpang Lima yang sarat catatan bersama
kolega kolega saya saat itu ,
dimana kami selalu bersantai di
bundarannya selepas jam tugas di Semarang )
selanjutnya saya sambung dengan acara cangkruk di sebuah mall
yang tak jauh dari situ sambil mengamati atmosfernya
dan kembali ke Amaris menjelang jam 22 .00 .
perjalanan Bandung - Semarang dengan
segala aktivitas saya seharian ini membuat
malam saya di Amaris " mak bleg " karena
saya ingin bangun esok pagi dengan
tubuh yang lebih segar !
agenda hari kedua di Semarang agaknya sudah jelas ,
yaitu Lawang Sewu dan setelahnya
akan melanjutkan
perjalanan arah Ambarawa .
sarapan di hotel tak banyak memberikan pilihan
nasgor atau roti rotian . maklum , mungkin karena diskon hotelnya yang sudah gede hehehe
dan sebagai pengunjung Lawang Sewu yang terbilang terpagi , saya ingin memanfaatkan
jam jam terakhir saya di Semarang
pagi itu dengan membayar 75 ribu untuk guide mereka
disamping tiket masuknya yang 20 ribu
agar mendapatkan gambaran komplit dari
gedung bersejarah ini .
dijaman Hindia Belanda komplek Lawang Sewu
atau Seribu pintu ini adalah bekas kantor
perkeretapian belanda atau
Nederlands Indische Spoorweg Maatschappij .
memang tidak benar benar ada 1000 pintu disitu , tetapi hanya 429 pintu yang oleh orang kita
dimudahkan saja menyebutnya seribu pintu
atau Lawang Sewu .
bangunannya masih sangat kokoh dan terlihat
terawat serta memigian2 bersejarahnya ,
misalnya ada ruang perkantoran untuk
pejabat Belanda
dan pegawai inlander , juga ada ruang penjara
yang dijaman Jepang terkenal dengan penyiksaannya
yang kejam dan ruang ruang lainnya yang
tak kalah seru sejarahnya sehingga bermunculan
berbagai kisah mistis !
Urban Legend adalah istilah dimana bangunan sejenis Lawang Sewu ini berpotensi menimbulkan imajinasi tertentu bagi pengunjungnya .
sudah puluh bahkan mungkin sekitar 200an jepretan
saya buat di situ ,
terutama pada bagian bagian yang terlihat
sangat jadul dan otentik .
guide sangat membantu dalam memahami fungsi
sejarah dari tiap tiap bagian gedung dan
banyak hal membuat adrenalin mengalir
lebih deras .
misalnya ketika saya diijinkan untuk memasuki tertentu gedung yang punya
masa lalu kelam .
sangatlah wajar jika kemudian bermunculan
versi seram dari Lawang Sewu ini
sebab dipagi itupun
saya terkadang merasa bulu kuduk berdiri
pada bagian2 tertentu .
apakah saya berlebihan atau berhalusinasi
mungkin ya mungkin tidak , saya
tak punya jawabannya .
mungkin jika tanpa guide saya akan cukup sulit
menemukan ruang2 tertentu atau jalan keluar
karena mirip labirin yang tanpa ujung .
akhirnya saya tinggalkan Lawang Sewu
setelah sekitar
dua jam lebih berada disitu dan sebuah perjalanan lain sudah menunggu menuju Ambarawa !
tentu saya tahu bahwa masih seabreg tempat tempat menarik lainnya di Semarang
seperti misalnya
Brown Canyon , Taman Bunga Celosia ,
Air Terjun Kali Pancur , Kampung Pelangi ,
Pantai Tirang dll .
tetapi apa boleh buat saya
hanya harus memilih beberapa dan tujuan
selanjutnya kearah Ambarawa dengan
rencana singgah di
Taman Ekologi , Dusun Semilir !
A M B A R A W A
Ambarawa atau dijaman dulu adalah Limbarawa
adalah bagian dari Kabupaten Semarang .
selain alamnya yang indah ,
Ambarawa juga dikenal
dengan beberapa ikoniknya antara lain
Museum Kereta Api , Benteng Willem I ,
Goa Maria Kerep , Rawa Pening
dan yang tergolong baru adalah tempat rekreasi
Dusun Semilir .
maka sangatlah jelas tujuan saya
ke Ambarawa , setidaknya 2 - 3 diantaranya
akan saya kunjungi .
yang terdekat dari kota Semarang
adalah Taman Ekologi Dusun Semilir ,
sebuah Taman Ekologi dengan wahana wahana yang seru disamping itu juga menyediakan wisata
kulinernya dan wisata souvenir
dari berbagai kreasi lokal .
mungkin Taman Ekologi ini merupakan salah satu upaya menghidupkan ekonomi
dari para pelaku UMKM .
tetapi hujan rupanya ikut menyertai
blusukan saya di taman ekologi ini sehingga
saya harus mblusuk sambil berlarian menghindari
lebatnya air langit.. !
oya tiket masuk memang tidak terlalu mahal ,
20 ribu utk dewasa atau 25 ribu dengan satu ekstra kupon
untuk makan secara " gratis " dengan menukarnya
di cafe atau kedai kedai disitu dengan menambahkan
sisa harganya .
tetapi jangan terlampau berharap dengan
" iming iming " ini sebab pengalaman saya
bahwa hampir 99 % ( ! ) cafe atau
kedai2 ternyata Tidak Ada Yang Bersedia menerima
sistim kupon ini
alias mereka menghendaki pembayaran
penuh dan langsung secara tunai !
nah , ini sebuah masukan bagi manajemen bahwa
cara atau trik trik semacam ini sebaiknya dihapuskan
kalau tidak ingin mendapat kecaman banyak
pengunjung yang kecewa dan merasa kelebihan
tiket yang 5000,- itu hanyalah
sebuah akal akalan!
( karena kelebihan ini tak dapat
diminta kembali )
tiba di Ambarawa langsung menuju ke
Museum Kereta Api yang siang itu kebetulan
sepi . sayangnya karena bukan weekend,
maka saya tidak dapat mengikuti tour
naik KA uap Ambarawa - Tuntang
yang terkenal itu .
menelusuri museum ini seolah kita ditarik dimana masa kecil saya masih mengalami sebagian
dari model model KA
yang ada disitu .
mulai dari model trem listrik hingga KA yang
lebih modern
yang menghubungkan kota kota besar .
ruangan penjualan tiket maupun hall yang
masih terawat baik dan luas yang dijamannya
pasti hanya pejabat2 penting saja yang
dapat memakai ruangan2 VIP itu .
dan berada didalamnya saya merasakan
udara dingin yang membuat merinding hehehe ..
jeprat jepret di Museum ini sangatlah menarik karena banyak sudut sudut unik pada
gerbong gerbong KA maupun peralatan2
stasiun KA jadul yang masih terawat baik . sejarah lengkap perkereta apian Indonesia dapat dilihat
dan dibaca disini . sebuah Wisata Edukasi yang
bagus untuk anak anak sekolah .
tujuan berikutnya adalah Benteng Willem I
yang sudah saya gadang gadang bakal
menantang karena sisasisa bangunannya yang
pastinya luarbiasa untuk obyek jepretan disamping
sejarahnya yang luar biasa !
gerobag sudah mendekati benteng
dan jalanan makin menyempit serta becek
karena hujan deras .
mendadak muncul beberapa kali petir yang
memaksa saya mengurungkan niatan dengan
pertimbangan keamanan .
S A L A T I G A
sungguh berat hati saya meninggalkan
Benteng Willem I yang sudah didepan mata ,
tetapi alam agaknya memberi peringatan
untuk tidak melanjutkannya karena
saya melihat dari
gerobag saya atmosfer disekitar benteng mulai
diselimuti awan tebal hitam ..
gerobag mundur hingga jalan raya
dan lanjut kearah Salatiga
Ambarawa - Salatiga berjarak hanya beberapa menit
saja kecuali kalau berjalan kakai hehehe ..
saya juga melewati satu tujuan wisata lain yaitu Bukit Cinta yang saya lihat dari
gerbang luarnya terlihat tertutup .
beberapa tujuan wisata memang masih belum
buka kembali setelah pandemi panjang yang
masih belum sepenuhnya selesai ini .
hujan lebat masih mengguyur hingga Salatiga
dan tiba saat menjelang maghrib .
gelap dan hujannya Salatiga , agak sedikit menyulitkan untuk mencari tempat ishoma .
tetapi beruntung ketika akhirnya
menemukan sebuah alamat di internet adanya
Guest House yang semoga bisa dijadikan tempat
bermalam terutama mandi dan sholat .
mutar mutar menuruti arahan GPS ,
Guest House yang dimaksud akhirnya
ditemukan disuatu perumahan yang agak masuk
kedalam . tapi .. lho ..
agak ragu ragu karena lebih
mirip dengan kos kos an untuk mahasiswa hihihi
tapi karena hujan dan sudah ingin
segera ishoma
sebelum mbolang berlanjut dimalam hari nanti ,
saya langsung masuk memesan tempat untuk semalam saja .
" maaf .. apakah sudah pesan lewat
" pegipegi " ? " .
naa ... dijaman digital ini ternyata makin sulit
untuk hal hal spontan ,
semuanya harus lewat dunia maya dan bahkan
Guest House yang lebih mirip kos kosan dan nampak kurang " higinis "
harus lewat pemesanan online .
saya tinggalkan daripada ruwetmbulet !
( alasan yang lebih jujur adalah bahwa
kalau saja Guest House nya selevel yang ada
di Jl. Lasem atau Jl. Telomoyo atau Jl . Kawi
atau Jl . Merbabu di Malang , mungkin saya masih mencoba memesan via pegipegi ,
istilah milenialnya masih
" worthy " hihihi .... ) .
mencari tempat makan berakhir disebuah
tempat yang berjuluk Kampung Kemiri dan
\hingga selesai
makan ternyata hujan belum reda .
maka hanya ada dua pilihan :
antara bermalam di Salatiga atau lanjut saja kearah Solo .
jika saya masih berkeinginan menengok
Benteng Willem I dan Rawa Pening , pasti saya
memilih semalam di Salatiga .
tetapi entah karena
pengaruh cuaca saat itu , akhirnya saya memilih
untuk lanjut saja ke arah Solo pada
malam yang sama !
jarak sekitar 55 km dalam cuaca hujan lebat
tentulah harus dibarengi kehati hatian meskipun
malam itu jalanan lumayan lengang .
tak banyak yang saya bisa kisahkan tersebab
gelap malam dan saat pandemi rasanya membuat
besar orang lebih memilih
berhangat hangat dirumah sambil nonton TV .
sekitar satu jam lebih dari Salatiga ,
akhirnya tiba di Solo dalam cuaca yang sudah lumayan dan menjelang larut malam .
ini karena tadi berlama lama ditempat
makan Salatiga sambil meluruskan punggung dan sholat .
buka buka internet menemu alamat Hotel Amarelo , Jl . Gatot Subroto .
hotel bintang 3 ini memang tidak mau ribet seperti
" kos kos an " di Salatiga tadi , dan mereka menerima
berbagai cara pembayaran
yang disaat pandemi ini memang diutamakan
supaya hotel bisa tetap survive !
andai bukan pandemi , saya yakin harus membayar
hampir 3x nya dan malam itu saya bersyukur
mendapatkan kamar yang nyaman dilantai 3 dengan
kebersihan hotelnya yang membuat sreg !
terdorong seharian mblusuk mulai
Semarang , Ambarawa , Salatiga dan berakhir di Solo,
malam itu sayapun langsung " bleg sek " hehehe ..
dan pagi hari di Hotel Amarelo Solo ini ,
tentu saja saya tidak mendapat breakfast dengan
hotel bertarif pandemi ini hihihi ..
tidak ada komplain sebab saya
bahkan ingin menikmati Sego Liwet Solo yang
tersohor itu .beruntung bahwa diseberang hotel saya ,
ada mbok mbok penjual Sego Liwet yang pagi pagi sudah siap melayani pembeli lapar seperti saya hehehe ..
mana mungkin keju kejuan atau burger burgeran
atau pasta pastaan bisa melawan nikmatnya
Sego Liwet Solo dipagi hari ?
dalam kamar saya nikmati Sego Liwet ini
sambil mendengarkan berita pagi yang masih saja
seputar covid19 yang agaknya mulai
melandai tetapi masih memintakan
kedisiplinan untuk 3 - 5 M .... !
dari cendela hotel saya terlihat apartemen
Paragon Solo dikejauhan .
2015 saya tinggal beberapa hari di Paragon atas
undangan sohib saya yang saat itu
akan boyong ke Melbourne .
2016 saya mengunjunginya di Melbourne dan
kami mbolang di Melbourne selama beberapa minggu .
ah yaa ... betapa waktu tak terhentikan
dan tiba2 saja saya merindukan saat saat itu
kembali ketika kami cangkruk ngopi
di Brunetti ,
Victoria Arcade dll ..
lamunan saya buyar ketika sebuah WA masuk
dari elang elang saya di Bintaro :
" apa mama masih di Solo ? " ... hehehe ..
kalau dulu semasa mereka sekolah ,
sayalah yang selalu memonitor mereka kalau sesekali mereka terlambat pulang sekolah dll
dan saat inikeadaan terbalik ,
sayalah sekarang yang dimonitor hehehe ..
turun untuk check-out pada sekitar jam 10 pagi ,
mungkin resepsionist berpikir
" wong iki mek nunut turu tok rupane "
hehehe ..
( iyo mbak , turu karo sarapan cah ayu ! )
mbolang di Solo pada pagi cerah adalah kesempatan bagus .
saya ingin bernostalgia ke Pasar Klewer dimana
saya suka dengan budaya " nyang nyangan "
( tawar menawarnya ) yang khas Solo !
saya coba iseng menawar daster batik pendek
untuk santai dirumah ,
5/lima biji 100 ribu , eee .. dijawab
" sampun monggo njenengan nambah
gangsal ewu kemawon "
( silahkan , tambahkan 5000,- saja ) .
naaa .. saya pulang membawa 5 buah daster
untuk 105 ribu yang kalau sudah di toko di Malang mungkin per bijinya sekitar 40-50 ribu .
selanjutnya saya mencari toko oleh oleh karena ada beberapa kerabat dan tetangga
yang secara " canda " menyiratkan
harapannya akan oleh oleh..
memilih oleh oleh tentu saja menyenangkan karena
saya sendiri
dapat memilih camilan2 yang saya sukai .
jarak Solo - Malang sekitar 328 km dengan
waktu tempuh sekitar 4 jam .
saya melihat jam dinding di
Pasar Klewer menunjuk hampir jam 13 ,
maklum muter muter keliling kota Solo plus
Pasar Klewer rupanya menghabiskan waktu
hampir tiga jam lebih ..
jujur saja , Solo adalah salah satu tujuan wisata yang kaya dengan spot menarik ,
unik dan otentik ! sebut saja wisata alamnya
yang beragam , galeri galeri dan museum museum seninya
baik yang milik pemkot maupun pribadi ,
gedung gedung peninggalan jaman
Hindia Belanda
yang keren keren mirip studio Hollywood , Masjid Masjid bersejarah , keraton , dan seabreg cafe cafe modernnya
yang super keren !
mungkin saya perlu menginap 2-3 hari di Solo untuk menelusurinya secara
komplit atau bahkan lebih ?
agaknya lain kali saya harus kembali secara khusus
ke Solo untuk menuntaskannya !
tetapi kali ini saya harus
putuskan untuk melanjutkan perjalanan
kearah Malang saja setelah sekitar
15 hari mbolang... !
TITIK MUSIBAH VANESSA
dari Solo masuk gerbang tol Karanganyar
arah Jombang . tetapi ditengah perjalanan ,
sempat berhenti di Rest Area Ngawi
untuk makan siang .
sedikit masukan bahwa di Rest Area seperti ini
sebaiknya harga harga menu diteliti atau jika
perlu ditanyakan tanpa sungkan .
jika tidak , mungkin akan seperti warung warung
disepanjang trotoar Malioboro yang dikenal
tanpa tarif dan tiba tiba harus membayar
50 ribu untuk Nasi Pecel atau Bakso!
turun ke jalan biasa di Jombang ,
melewati TKP dimana sejoli
Bibi dan Vanessa tewas .
sungguh tragis sekaligus sebuah pengingat
bahwa tidak dibutuhkan jagoan dijalanan karena
nyawa yang hanya selembar ini memerlukan
perawatan dan kehati hatian dengan pengendalian Ego !
mabuk ataupun menanggung stres tertentu
sambil berkendara adalah kebodohan .
jikapun tak ada tempat
istirahat menenangkan diri , maka
istirahat ataupun tidur sejenak dalam gerobag
adalah pilihan bijak daripada mengantarkan
nyawa kepembatas besi dan aspal
secara sia sia .
melewati Kasembon , lalu Batu danakhirnya tiba di
Malang sudah sekitar jam 19 lebih ..
" kemanapun langkah mengayun ,
bumi kita adalah Tempat Belajar Tiada Akhir !
penghuni planet bumi yang ber bangsa bangsa ,
ber budaya budaya , ber tradisi tradisi serta
ber kearifan lokal yang beragam dan beraneka ,
adalah sebuah Universitas Kehidupan
yang tanpa gelar
tetapi mampu meluluskan mereka mereka
yang berhasil menyesuaikan diri dan beradaptasi
terhadap setiap perubahan !
jika kita hanya Merasa Besar Dalam
Tempurung , tidak terasah oleh perbedaan dan
keragaman dunia , dikhawatirkan kita akan
menjadi Tong Kosong Yang Nyaring !
tidaklah perlu melancong hingga luar negeri
atau angkasa , tetapi bahkan dalam satu RT atau
kampung atau desa atau kota ,
perbedaan itulah yang akan mengasah
kearifan !
tetapi jika alam memberi kesempatan menjelajah bumi , syukurilah karena lembar lembar
buku kehidupan akan penuh dengan goresan
yang mungkin tidak dialami oleh yang lain .
menangkap sekeliling , tidak hanya butuh mata kasat .
ia butuh mata hati yang mampu
membaca rasa dan empati .
jika hanya melihat dengan mata kasat ,
engkau adalah wisatawan .
tetapi jika dengan mata hati ,
engkau adalah salah satu dari bahasa alam ! "
dan akhirnya ,
bagian akhir dari mbolang , temukan di :
( 10 of 10 )
.. " mBolang 2300km Malang - Banten PP " ..
( -- Say It With Pictures -- )
( Writing and ( 90% ) Photos by : Titiek Hariati )
posted on : Dec .21st , 2021
keterangan foto :
01 . setarbak Kota Lama Semarang
02 . Lawang Sewu
03 . cendela tua , Kota Lama Semarang
04 . lorong cantik Kota Lama
05 . Klenteng Tertua Semarang
**********
06 . arah Cirebon ( 01 )
07 . ( 02 )
08 . ( 03 )
**********
09 . dalam perjalanan
10 . tulisan di truk yang lucu
11 . hujan
**********
12 . kampus UNPAD yang baru
**********
13 . halaman belakang Lawang Sewu
14 . diantara pilar Lawang Sewu
15 . keropos menandai waktu di Kota Lama
**********
16 .Lumpia Semarang di besek
17 . lorong hotel
18 . gereja blenduk Kota Lama
19 . salah satu sudut Kota Lama
20 . pasar ureg ureg ( barang antik ) Kota Lama
***********
21 . dinding tua yang cantik di Kota Lama
22 . tak terduga bertemu di Kota Lama , takdir ?
23 . love letter hehehe ....
24 . sepeda sepeda Kota Lama
25 . macan dan saya
***********
26 . salah satu bangunan klenteng Sam Poo Kong
27 . Sam Poo Kong
28 . mencoba jadi patung yang mini
29 . gerbang depan Sam Poo Kong
**********
30 . kereta wisata Simpang Lima Semarang
31 . atmosfer kedai kedai Simpang Lima
**********
32 . Mall dekat Simpang Lima
33 . cangkruk di Mall
**********
34 . samping Lawang Sewu
35 . konon ini gedung untuk pegawai " inlander "
36 . cendela kaca cantik Lawang Sewu
**********
37 . masih Lawang Sewu
38 . jadul
**********
39 . tempat air bawah tanah di Lawang Sewu
40 . pohon asli sejak jaman Hindia Belanda
**********
41 . depan Taman Ekologi Dusun Semilir
42 . atap warna warni disitu
**********
43 . robot robot untuk selfie di Taman Ekologi DS
44 . " plorotan " disitu
**********
45 . cottages di DS
46 . toko souvenir DS
47 . arah kebelakang DS
48 . menara tempat meluncur di DS
**********
49 . depan LOKO di Museum KA Ambarawa
50 . dalam loket penjualan tiket KA jaman Belanda
51 . lorong Museum KA yang senyap
**********
52 . ruang meeting Museum KA yang bikin merinding
53 . menjajal gerbong jadul yang bersejarah
**********
54 . arah Salatiga
**********
55 . Bukit Cinta yang masih ditutup
56 . arah Salatiga
**********
57 . makan malam di salatiga
**********
58 . arah Solo
59 . Amarelo Hotel Solo
60 . Lobby Hotel Amarelo
**********
61 . Sego Liwet Solo
62 . View dari Cendela Hotel
*********
63 . Memori 2016 , Brunetti Cafe , Melbourne
64 . Flinderstr . Melbourne
65 . ngopi di Brunetti
**********
66 . dawet ayu Solo
67 . Pasar Klewer Solo
**********
68 . toko oleh oleh Solo
69 . sekotak oleh oleh
**********
70 . memulai perjalanan ke Malang dalam cuaca cerah
71 . Tugu Keris Solo
**********
72 . arah Malang
73 . Gondangrejo
74 . KA lewat
75 . masuk Jombang
**********
76 . Titik Maut Vanessa dan Bibi
**********
77 . Rest Area
78 . Rest Area
79 . Pujon Hill
**********