.. " Boleh Menikah ( lagi ) Atau Tidak ? " ..
ada beberapa teman yang punya problem serupa
disaat usia senja yaitu
Boleh atau Perlukah Menikah ( lagi ) di Usia Senja ?
lho , berhubung yang dicurhati juga sudah sama
sepuh ( hehe .. ) maka sudut pandangnya mungkin
mendekati obyektif sebab bisa merasakan
NEEDS dari usia senja . problemnya apa sih ?
umumnya mereka berhadapan dengan anak anaknya
yang sudah dewasa bahkan menikah dan
Tidak Mendukung Keinginan Ayah / Ibunya yang
Ingin Menikah ( lagi ) setelah pasangannya wafat
atau mungkin bercerai sejak lama .
alasan keberatan yang dikemukakan anak2nya
pada umunya adalah :
01 ) belum tentu istri / suami baru sebaik yang
terdahulu , jadi sama dengan
mengundang masalah baru .
02 ) hubungan anak , menantu dan cucu
dengan ibu / bapak tiri belum tentu baik / lancar
sehingga masih berpotensi timbulnya masalah .
03 ) bila terindikasi isteri/ suami baru itu mempunyai
riwayat kesehatan yang akut , ini sama dengan
menambah beban keluarga .
tetapi bila yang perlu perawatan adalah justru
ayah/ ibu kandung dari anak2 yang tidak mendukung ini
maka alasannya menolak adalah apakah
suami/ isteri barunya nanti cukup telaten ?
04 ) pertimbangan materi yang terkait motivasi dari
si calon isteri / suami baru , apakah tulus karena
suka atau karena materi ?
Tentu saja saya yang mendapat cecaran pertanyaan
dengan berbagai alasan2 diatas , harus mengambil nafas
sejenak sebelum ber argumen terutama kalau
yang curhat adalah anak anak mereka yang
ortunya notabene masih teman saya .
dengan super hati hati saya coba menjawab begini :
" usia senja itu umumnya diartikan 60 keatas .
secara sosial , spiritual dan material umumnya
ya memang sudah terlihat agak mapan .
sehingga sepintas lintas sepertinya mereka sudah
Tidak Butuh Apa2 Lagi .
anak2 sudah mandiri , menikah , memberikan cucu
bagi ortunya dan kewajiban2 sebagai ortu terlihat
sudah tuntas . rutinitas yang biasa dijalani
bersama dengan suami/ isteri selama puluhan tahun
hingga mereka sama tua , menjadi goyah ketika
salah satu lebih dulu meninggal dunia .
yang lebih terlihat terpukul biasanya suami yang isterinya
meninggal lebih dulu karena segenap roda rumah tangga
biasanya dalam kendali isteri ,
mulai bangun pagi , membersihkan rumah ,
mandi sholat , menyiapkan sarapan , dst dst .
dengan wafatnya isteri , dan disisi lain anak anak sudah
dewasa dan mempunyai kehidupan sendiri , maka ada
perasaan " terabaikan atau ketidak bergunaan "
menelusuri sisa usia . saat para pelayat dan
anak anak kembali kekehidupan masing masing2 ,
tinggallah sang suami yang bergelar DuRu ,
duda baru , merenungi hari2nya yang sepi .
bila isteri yang menjadi JaRu , Janda Baru , ia masih
bertahan dengan rutinitasnya yang sudah dijalani
puluhan tahun , sehingga rasa sepi tidak terlampau
mencekam karena ia masih memiliki seabreg tugas .
rasa sepi umumnya datang ketika tugas2 sudah rampung
dan mengingat saat2 kebersamaan
dengan (eks / alm ) suami tetapi itupun dalam keadaan
fisik agak lelah karena rutinitas ,
sehingga jalan keluarnya biasanya adalah tidur !
jadi mengapa tiba2 saja mereka ingin menikah ( lagi ) ?
kebutuhan terbesar dan paling dasar bagi usia senja
adalah 01 ) SHARING ! meskipun anak anaknya
sekota bahkan serumahpun , apalagi yang diluar
kota / pulau / negeri , belum tentu DuRu atau JaRu
ini bisa saling curhat dengan anak2nya karena
kesibukan anak anak di aktivitasnya masing2 .
Sharing itu tidak selalu identik dengan masalah ,
tetapi berbagi sesuatu yang ringan2 saja seperti misal
masalah cuaca , program TV , rencana besok pagi , dll
yang ada dalam keseharian
. menelpon kerabat atau teman ?
itu juga bisa tetapi Face to Face adalah lebih melegakan
meski hanya beberapa saat , menit atau jam .
bahkan aktivitas ringan seperti jalan pagi , senam ,
duduk ngopi atau baca koran pagi dll bersama sambil
ngobrol ringan adalah
Sharing Dalam Bentuknya Yang Sederhana
namun didambakan oleh hampir setiap PUS
( Pemilik Usia Senja ) .
saya memang suka membuat sendiri singkatan2 sebab
kalau menuruti bahasa / singkatan2 anak muda
jaman now , saya sering " nggak mudheng " hehehe ..
jadi , kebutuhan Menikah ( lagi ) oleh PUS ini jangan
buru buru diartikan " masih gatel " atau
" butuh apa lagi sih wong cucu juga sudah banyak ? " .
seorang anak yang wise pernah berkata pada saya begini :
" Saat ayah saya minta ijin menikah lagi ,
langsung saya iyakan sebab itu baik bagi beliau .
kami2 tidak selalu dapat menemaninya apalagi
kami tidak sekota . sejauh kami tahu bahwa
calon nya adalah dari keluarga baik2 dan tidak
memiliki motivasi yang aneh2 , mengapa tidak ?
saat ini beliau terlihat bahagia dan kesehatannya
membaik karena ingatan pada almarhumah ibu saya
serta kenangan2 bersamanya telah dapat
dibagi dengan ibu tiri kami yang ternyata
juga baik dan hubungan kami dengan anak anak
dari ibu tiri kami juga baik " .
anak yang lain berbagi cerita pada saya
tentang ibunya begini :
" saat ibu saya meminta ijin anak2nya untuk
menikah lagi setelah ayah meninggal beberapa
tahun silam , mulanya kami protes sebab
khawatir ayah yang baru hanya menambah masalah .
kami bertanya sebenarnya apa sih keinginan beliau
kok mau menikah lagi , bukankah sudah ada
anak2nya yang sanggup melindunginya ?
dijawab beliau bahwa :
" kebiasaan ayahmu dengan ibumu seperti jalan ke
masjid saat subuh , senam , sarapan dll ber sama2 itu
tidak dapat kalian gantikan .
dan ibu bapakmu mengenal bapak X ini sejak ayahmu
masih ada , dimana kebiasaan2 kami hampir
sama mulai bareng2 ke masjid , senam dll meski
saat itu bpk X ini sudah duda .
beliau juga sendirian karena putra2nya sudah berkeluarga
diluar kota . mungkin dengan kami menyatukan
persamaan2 ini justru akan meringankan anak2 kami
untuk tidak merecoki kalian dengan telepon dll
untuk sekedar sharing atau melepas kangen .
berangkat dari alasan ibu itulah kami,
anak2nya sadar bahwa kami tidak boleh egois
dan harus menghargai kebutuhan orang lain
yang sayangnya tidak dapat kami penuhi .
itu alasan kami mengijinkan ibu kami menikah lagi .. " .
menurut saya , kebutuhan ke 02 ) adalah teman seiring sejalan
dalam kehidupan spiritual !
ber sama2 menjalankan ibadah seperti
Puasa Ramadhan , Lebaran dll juga keseharian bisa sholat
bersama ke masjid dll . juga bagi yang non Muslim akan
terasa indah bila dapat menjalaninya berdua .
rasanya apa apa yang ingin saya sampaikan sudah
terwakili semuanya oleh kedua anak anak tadi
dan pada akhirnya WISDOM memang
menjadi kuncinya .
( Titiek Hariati , Malang , 21 Januari 2019 )
( gambar2 diambil dari google )