baru saja kita ditinggalkannya dalam kesedihan yang dalam .
betapa tidak ? setiap kali kita ditinggalkannya ,
kita diliputi pertanyaan besar :
" adakah tahun Hijriah yang berikutnya aku masih diberikan usia ? "
dan mengapa kita sedemikian takut dan khawatir ?
adalah tersebab HANYA dibulan Ramadhan itulah kita
mendapatkan " diskon " bahkan " cuci gudang " untuk
kesalahan dan dosa dosa kita !
kesempatan dan peluang serta keistimewaan2 untuk
mengurangi bahkan mungkin menghapuskan dosa dosa itu laksana
pakaian pakaian kotor penuh noda yang dimasukkan
dalam mesin cuci dengan program paling berat mengingat
kotoran kotorannya yang sudah terlanjur rekat melekat .
dan karena program mesin cuci ini terberat ,
ia membutuhkan Waktu , Air , Deterjen , serta Putaran yang
dan Cuci Bilas yang ber ulang2 sebelum akhirnya
berhenti dan dikeluarkan dari mesin cuci dalam keadaan
sudah bersih dan wangi ...
demikian kira kira perumpamaan kita agar
kerak kerak hati dan jiwa rontok dan hilang !
maka merasakan lapar dan dahaga saja memang tidak cukup ,
tetapi dibarengi dengan laparnya jiwa dan rokhani pada
amalan amalan yang baik dan
dahaganya qolbu pada ampunan2NYA ... !
bahkan pada malam malam 10 hari terakhir ,
nyaris memiliki ritme tidur yang terbalik antara
tidur pagi dan terjaga sepanjang malam hingga mencapai
ujung dari Ramadhan ,
dengan penuh ratapan bahwa
ALLAH akan akan memberikan ampunanNYA ..
semuanya tadi kini telah berlalu , hitungan dosa dan
pahala telah kembali
" normal tanpa bonus dan diskon ataupun cuci gudang "
kemana lagi kita berharap lipatan pahala yang berganda
atau ampunan yang bisa melahirkan kita kembali
bak bayi yang baru dilahirkan ?
kapan lagi kita berharap turunnya malam terindah yang
bernilai sama dengan ibadah seribu bulan ?
bukankah terkadang dalam bulan Ramadhan ini kita justru
masih sering khilaf dengan sesekali ghibah meski ringan
atau ber suudzon atau berbohong atau menjalankan
sholat wajib tidak tepat waktu atau
berkomentar yang
tidak bermanfaat di sosmed atau satu dua kali absen
ber tarawih atau pada malam malam yang penuh rahmat
justru tertidur pulas dll ?
bagaimana mungkin kita berharap kembali bersih bak bayi
diakhir Ramadhan sementara kita masih
belum sepenuhnya ikhlas
Mencucikan Diri Kedalam Mesin CuciNYA yang
dahsyat dan bernama Ramadhan ini ??
sungguh kita hanya dapat berdoa dan berharap ,
agar rapor rapor kita tidak terlampau merah meski
disana sini ada hasil Ulangan dan Ujian yang tidak maksimal .
yah .. HARAPAN adalah satu satunya yang dapat kita lakukan
disamping berdoa , bahwa
kita digolongkanNYA kedalam mereka yang
mendapat ampunan dan bukan golongan yang dimurkaiNYA ..
usia adalah rahasiaNYA , tidak seorangpun mampu
untuk tahu tentang batas hidupnya bahkan tentang
Ramadhan mendatang yang bisa jadi
sudah tidak akan pernah lagi kita jumpai ..
dan sebagaimana yang tertulis dalam
Surah Al Baqarah 185 :
" Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya
dan hendaklah kamu bertaqwa pada Allah atas petunjukNYA
yang diberikan kepadamu , supaya kamu bersyukur "
selamat jalan Ramadhan yang terkasih ..
( Titiek Hariati )
betapa tidak ? setiap kali kita ditinggalkannya ,
kita diliputi pertanyaan besar :
" adakah tahun Hijriah yang berikutnya aku masih diberikan usia ? "
dan mengapa kita sedemikian takut dan khawatir ?
adalah tersebab HANYA dibulan Ramadhan itulah kita
mendapatkan " diskon " bahkan " cuci gudang " untuk
kesalahan dan dosa dosa kita !
kesempatan dan peluang serta keistimewaan2 untuk
mengurangi bahkan mungkin menghapuskan dosa dosa itu laksana
pakaian pakaian kotor penuh noda yang dimasukkan
dalam mesin cuci dengan program paling berat mengingat
kotoran kotorannya yang sudah terlanjur rekat melekat .
dan karena program mesin cuci ini terberat ,
ia membutuhkan Waktu , Air , Deterjen , serta Putaran yang
dan Cuci Bilas yang ber ulang2 sebelum akhirnya
berhenti dan dikeluarkan dari mesin cuci dalam keadaan
sudah bersih dan wangi ...
demikian kira kira perumpamaan kita agar
kerak kerak hati dan jiwa rontok dan hilang !
maka merasakan lapar dan dahaga saja memang tidak cukup ,
tetapi dibarengi dengan laparnya jiwa dan rokhani pada
amalan amalan yang baik dan
dahaganya qolbu pada ampunan2NYA ... !
bahkan pada malam malam 10 hari terakhir ,
nyaris memiliki ritme tidur yang terbalik antara
tidur pagi dan terjaga sepanjang malam hingga mencapai
ujung dari Ramadhan ,
dengan penuh ratapan bahwa
ALLAH akan akan memberikan ampunanNYA ..
semuanya tadi kini telah berlalu , hitungan dosa dan
pahala telah kembali
" normal tanpa bonus dan diskon ataupun cuci gudang "
kemana lagi kita berharap lipatan pahala yang berganda
atau ampunan yang bisa melahirkan kita kembali
bak bayi yang baru dilahirkan ?
kapan lagi kita berharap turunnya malam terindah yang
bernilai sama dengan ibadah seribu bulan ?
bukankah terkadang dalam bulan Ramadhan ini kita justru
masih sering khilaf dengan sesekali ghibah meski ringan
atau ber suudzon atau berbohong atau menjalankan
sholat wajib tidak tepat waktu atau
berkomentar yang
tidak bermanfaat di sosmed atau satu dua kali absen
ber tarawih atau pada malam malam yang penuh rahmat
justru tertidur pulas dll ?
bagaimana mungkin kita berharap kembali bersih bak bayi
diakhir Ramadhan sementara kita masih
belum sepenuhnya ikhlas
Mencucikan Diri Kedalam Mesin CuciNYA yang
dahsyat dan bernama Ramadhan ini ??
sungguh kita hanya dapat berdoa dan berharap ,
agar rapor rapor kita tidak terlampau merah meski
disana sini ada hasil Ulangan dan Ujian yang tidak maksimal .
yah .. HARAPAN adalah satu satunya yang dapat kita lakukan
disamping berdoa , bahwa
kita digolongkanNYA kedalam mereka yang
mendapat ampunan dan bukan golongan yang dimurkaiNYA ..
usia adalah rahasiaNYA , tidak seorangpun mampu
untuk tahu tentang batas hidupnya bahkan tentang
Ramadhan mendatang yang bisa jadi
sudah tidak akan pernah lagi kita jumpai ..
dan sebagaimana yang tertulis dalam
Surah Al Baqarah 185 :
" Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya
dan hendaklah kamu bertaqwa pada Allah atas petunjukNYA
yang diberikan kepadamu , supaya kamu bersyukur "
selamat jalan Ramadhan yang terkasih ..
( Titiek Hariati )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar