.. " Kebo Nyusu Gudel " ..
namanya menimba ilmu, memang tak pandang usia, termasuk saya yang merasa selama ini belum paham " babar blas " mengenai jeprat jepret.
saya datangi beberapa sekolah fotografi di Malang yang sudah mulai menjamur ini dan rata rata jawabannya sama : para siswanya berusia antara remaja hingga awal dewasa dan
yang tertua 30 tahun an. hahaha, saya urung daftar sebab khawatir jangan jangan saya disekolah itu nanti dikira mau menjemput anak atau cucu yang sedang belajar fotografi !
maka daripada membuat orang lain dan saya sendiri akhirnya tidak fokus, sayapun mulai mempertimbangkan alternatif kursus privat saja. dan akhirnya sayapun harus ' mengublek ' beberapa pilihan nama. tetapi setelah ngalor ngidul pusing ,
saya ' menyerah ' untuk berguru saja ke Shao Lin Temple ( lho maaf nggladrah .. )
yaitu ke ... keponakan sendiri !
pembicaraan serius terjadi dan sayapun beruntung mendapat jam jam les privat yang ' tidak keruan ' alias sebisa bisanya gurunya lha wong keponakan yang satu ini memang
' sulit dipegang buntutnya ' alias supersibuk !
lulusan ISR Yogyakarta ini memang sudah ' nglontok ' masalah jeprat jepret luar dalam, dan setelah lulus saat ini lebih sibuk lagi dengan ' orderan ' kanan kiri .
mulai prewed, wedding, dll yang menyita waktunya dan sayapun harus rela hanya mendapat waktu di sela2nya. tapi ya sudah namanya saja nyantri ya harus manut gurunya.
belum lagi kesibukan kuliahnya di Sastra Jepang yang baru2 ini membawanya sebulan ke negeri Matahari Terbit itu, betul2 sudah bagus kalau saya masih diijinkan privat les.
maka mulailah yang namanya Kebo Nyusu Gudel, saya salut wong kalau mengajar Tidak Pandang Bulu ( roma, ketiak dll hehe .. ) alias saya dimarahi ' habis2an ' kalau perlu, contoh :
" Lho lha menurut budhe mestinya pakai Asa berapa, diagfragmanya gimana dst ? Ya silahkan dicari dan dicoba sendiri ! " ( tanpa wajah berbelas kasihan melihat saya yang cukup lama utak atik kamera diatas jembatan Ancolnya Malang itu hehe sebab
lighting tempat saya berdiri malam itu memang cukup gelap gulita dan mata yang seharusnya sudah dibantu lensa tambahan ini berusaha mencari bidikan yang tepat atau bagus ... )
naaa, ploncoan ini terjadi antara lain diatas jembatan Basuki Rahmat depan eks bioskop Merdeka, Malang untuk melatih jeprat jepret pada cahaya minim . inilah guru yang saya cari,
yang tidak peduli Budhenya sendiri kalau perlu dipecat hehe ...
sungguh, tidak ada kamus malu untuk belajar pada yang lebih muda, lebih pinter, lebih lebih lebih lebih, sebab kalau merasa diri sudah bisa/ ngerti/ paham berarti kita sudah mampet
alias mandeg alias macet alias bodoh !
saat mengajar teori yang biasanya adalah dirumah saya, guru yang satu ini juga tak kalah garangnya. diusia saya yang sudah mulai terkena virus pikun ini kadang2 saya harus buka2 lagi catetan dan bisa dibayangkan betapa sebelnya mengajari murid pikun hahaha ...
yo wes, kejarlah ilmu hingga negeri Antaberantah ( sebab China saat ini sudah mudah dijangkau sedang Antaberantah itu somewhere yang tidak ada di peta tapi harus kita temukan ! ) dan
jangan pernah merasa sudah top/ pinter/ paling paham/ ahli / dst sebab itu adalah
tanda tanda dari kemampetan diri ...
ayoooo, Nyusu Gudel, jangan pernah malu mengakui kehebatan mereka yang bahkan jauhhhhh lebih muda ataupun jauh lebih Tidak Makan Sekolahan sekalipun !
( hayo, contoh gamblang itu bu Susi, Menteri Kelautan yang konon hanya berpendidikan SMP, lha kalau staf2nya S-3 semua bahkan juga es campur, es puter, es teler dst, why not ?
belajar memang tidak kenal batasan atau kotak kotak, jadi marilah kita buka batasan batasan yang ada agar kita selalu berpeluang menyerap segala hal yang baru, kreatif, inovatif
dan tif tif tif yang lain ! )
" Selamat Nyusu Gudel ..... ! "
( th )
( photos by : th, Kajoetangan @ Night , Nopember 2014 )