Sabtu, 23 Agustus 2025




 .. " Tunjangan Rumah 50 juta ,
 Guru Honorer 300 ribu/bulan Untuk Mencerdaskan Anak Bangsa " ..
Indonesia memang embahnya dalam banyak hal paradoks .
 contoh terupdate adalah tunjangan rumah anggota DPR 50juta/bulan sebagai " kompensasi " tidak adanya fasilitas rumah dinas yang selama ini di Kalibata dan Ullujami , 
tetapi anggota DPR dapat menyewanya jika mau . 
ini baru tunjangan rumah . 
belum lagi tunjangan perjalanan dinas dll yang seabreg . 
siapa yang tidak ingin jadi anggota DPR yang saat ini makin banyak digandrungi para artis ? 
jadi jika seorang Varel Bramastha bilang
 " saya tidak akan ambil gaji saya setahun yang akan saya donasikan ke mereka yang lebih membutuhkan " 
lha mengapa tidak tunjangan tunjangannya yang
 didonasikan? 
soal guru honorer dengan gaji 300 ribu perbulan dan
 tiap hari ada yang harus berjalan pp 30km hanya untuk bisa berdiri didepan kelas mengajar anak anak bangsa 
yang terpencil ,  dimanakah letak keadilan ? 
siapa kah pejabat kita yang bersedia memikirkan mereka atau memikirkan bangunan bangunan sekolah yang reyot ,
 bobrok , pakai kandang ayam dll disaat kemerdekaan sudah mencapai 80 tahun?!
atau siapakah wakil rakyat kita yang mau memikirkan perampasan tanah / hutan yang sudah dihuni berpuluh tahun oleh penduduk yang makannya bergantung pada apa yang tersedia dihutan untuk dipakai sebagai lahan industri
 sebagaimana juga lautan yang dipagari laksana 
lautan mbah buyutnya sendiri ? 
 
 
belum lagi kasus naiknya Pajak Bumi dan Bangunan yang dibeberapa wilayah menimbulkan protes keras rakyat terhadap bupati atau walikotanya akibat kenaikan yang 
tak masuk akal dan rakyat yang sudah megap megap hidupnya harus ditambah bebannya dengan pajak dengan hitungan kenaikan yang tidak waras ! 
jika saat ini cafe cafe tak lagi memutar musik ini juga hasil kebijakan menteri menteri kabinet " Wowo " yang
 seringkali membatalkan , merevisi dan minta maaf pada publik jika ternyata aturan yang dikeluarkannya mendapat 
tentangan publik terutama jika para netizen
 mulai memaki maki ! 
sebetulnya " apa sih kerjaan para menteri itu kok
 membuat aturan ini itu seringkali terkesan seenaknya tanpa didahului oleh survey atau data yang mendukung ? 
setali tiga uang dengan anggota DPR nya yang akhir akhir ini semakin banyak suara yang menginginkan DPR sebaiknya dibubarkan saja ?!
 jika bebasnya Lembong dan kasus Noel dianggap sebagai 
" pemberontakan " Prabowo pada Jokowi , saya pribadi melihatnya sah sah saja sebab Prabowo sebagai orang nomor satu di negara ini , bisa apa Jokowi menentangnya meski diawal pemerintahannya Prabowo seolah masih
 " tunduk patuh " pada keinginan keinginan Jokowi.
 tapi apa boleh buat jika segala kebijakan yang kurang memihak kepentingan rakyat dalam pemerintahan Prabowo yang baru sekitar 10 bulan lebih ini telah memunculkan berbagai reaksi cukup keras dan pedas dan atmosfer saat ini adalah laksana menaruh cerek diatas nyala kompor yang 
 terdengar suara airnya mulai akan mendidih .. 
pertanyaannya : sadarkah Prabowo bahwa 
sebagian dari menteri menterinya telah menorehkan 
imej negatif pada pemerintahannya dan tidak adanya upaya 
untuk menegur atau menggantinya telah menimbulkan
 penafsiran negatif ? 
 
 
ataukah Noel dijadikan Prabowo sebagai suatu contoh
 bahwa ia tidak akan mentoleransi siapapun dalam 
timnya yang bertindak korup atau tidak amanah dan
 menjadikan Noel sebagai sebuah ungkapan sikap ketidaktergantuangannya pada Jokowi ? 
sebagai rakyat kecil yang awam soal soal politik , 
saya hanya bisa berharap bahwa air yang mulai akan mendidih
 ini dapat dimatikan kompornya disaat yang tepat sebelum air mendidihnya meluap tumpah ....
( Titiek Hariati , Malang , 24.08.25 ) 

Tidak ada komentar: